Desa Wisata Penglipuran Sambut Pembukaan Bali untuk Wisatawan Mancanegara pada 14 Oktober 2021

Meski sudah dibuka untuk kunjungan wisatawan asing, pariwisata Bali diyakini tak bisa langsung pulih.

oleh Komarudin diperbarui 12 Okt 2021, 08:02 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 08:02 WIB
Desa Penglipuran
Desa Penglipuran, Bali. (Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak menyambut baik pembukaan Bali bagi wisatawan asing yang merupakan momen telah lama dinanti-nantikan. Penerapan protokol akan tetap menjadi perhatian agar tercipta suasana aman dan nyaman.

"Kami menyambut baik pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara. Kami juga siap untuk meningkatkan protokol kesehatan," ujar Pengelola Desa Wisata Penglipuran, I Nengah Moneng, saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 11 Oktober 2021.

Moneng menambahkan, penerapan protokol kesehatan akan tetap dilakukan agar semua merasa aman dan nyaman. Aturan itu bakal ditegakkan tidak hanya bagi wisatawan domestik, tapi juga wisatawan mancanegara.

"Disiplin protokol kesehatan diterapkan demi keselamatan, keamanan, kesehatan. Kami juga akan meningkatkan kebersihan. Dari segi keamanan, kami juga dibantu dengan pihak kepolisian yang hampir setiap hari datang ke Penglipuran," tutur Moneng.

Untuk sementara, lanjut Moneng, Penglipuran juga menerapkan kapasitas 50 persen. Jika sebelum pandemi Covid-19, Penglipuran bisa menerima hingga 800 orang.

"Kapasitas saat ini 400 orang per hari. Namun, kondisinya masih belum mencapai jumlah itu. Saat ini, wisatawan domestik yang datang ke Penglipuran mencapai 200 orang per hari," imbuh Moneng.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jumlah Pengunjung Meningkat

Bali
Desa Penglipuran di Bangli, Bali (Foto: Ahmad Ibo/ Liputan6.com)

Sejak dibuka pada September 2021, jumlah kunjungan wisatawan domestik semakin banyak di Penglipuran. Peningkatan jumlah kunjungan terjadi sejak awal Oktober 2021.

"Semakin banyak yang datang ke sini. Mereka ada yang dari Jawa, Kalimantan, juga Sulawesi," imbuh dia.

Sambutan positif juga disampaikan oleh dosen di Universitas Dhyana Pura, Bali, Putu Chris Susanto. Karena pembukaan Bali masih dalam suasana pandemi, masyarakat harus tetap waspada.

"Masyarakat harus tetap waspada, karena pandemi belum berakhir. Kami menyambut baik upaya pemerintah dan mereka yang terlibat dalam pembukaan Bali, tapi jangan lupa dengan CHSE-nya," tutur Putu.

Tak Bisa Pulih Cepat

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Putu Chris Susanto pembukaan Bali bukan euforia sesaat, tapi berproses pelan-pelan. Jika perlu mengambil waktu agar bisa berjalan dengan baik. "Bagusnya pembukaan Bali itu dilakukan secara bertahap, tidak langsung semuanya. Bagi saya itu langkah yang bijak," tutur Putu.

"Kita perlu mengambil dua langkah ke depan, ambil setengah langkah ke belakang lagi, lalu maju lagi. Jadi, pembukaan Bali selangkah demi selangkah itu sudah baik, karena tetap ada kewaspadaan," imbuh Putu.

Putu menilai, meski Bali dibuka untuk wisatawan asing, pemulihannya tidak akan berlangsung cepat, melainkan secara bertahap. Semua itu perlu kesabaran hingga lama kelamaan kondisi Bali akan pulih kembali.

"Semuanya akan berimbas kepada homestay-homestay, hingga ke desa-desa wisata di Bali. Mereka yang mengelola UMKM tentu juga akan memahami itu bahwa pembukaan Bali akan berimbas pada usaha-usaha mereka ke depan," tegas Putu.

Infografis PPKM Darurat Jawa Bali 3-20 Juli 2021

Infografis PPKM Darurat Jawa Bali 3-20 Juli 2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis PPKM Darurat Jawa Bali 3-20 Juli 2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya