Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekaf) Sandiaga Uno masih meneruskan perjalanannya ke beberapa desa yang masuk daftar 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2021. Yang terbaru, Sandiaga menyambangi Desa Wisata Religi Bubohu di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Salah satu hal yang menarik perhatian saat ia berada di desa tersebut. Dilansir dari akun Instagramnya, Sabtu, 6 November 2021, Menparekraf terlihat terpukau melihat rombongan burung merpati. Mereka seperti mengerti ada bacaan selawat yang sedang dikumandangkan.
Advertisement
Baca Juga
Pria yang biasa disapa Sandi ini mengatakan, burung-burung merpati tersebut berputar seperti sedang tawaf, yaitu salah satu ritual ibadah haji dengan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali.
"Saya tak sengaja menyaksikan burung-burung merpati seperti sedang bertawaf, mengelilingi komplek taman wisata yang sedang bergema alunan sholawat, sungguh indah!," tulisnya dalam video singkat tersebut.
Ia pun sempat mendekati dan bahkan memberi makan sejumlah burung merpati tersebut. "Ah gel-geli, geli banget," ucap Sandiaga sambil melepaskan beberapa ekor burung merpati yang dipegangnya karena merasa kegelian.
"Selain wisata religi, di desa ini juga terdapat Pantai Dulanga yang indah, Museum Karts, Museum Alam Fosil Kayu. Kedepan kita akan terus kembangkan agar LAPANGAN KERJA tercipta seluas-luasnya," lanjut Sandi dalam unggahannya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penuhi Unsur Penilaian
Kedatangan Sandiaga sendiri terkait dengan penilaian desa tersebut, untuk melaju ke tahap 10 besar dalam ADWI 2021. Dilansir dari Antara Gorontalo, 6 November 2021, Sandi disambut dengan tarian adat Longgo saat memasuki desa tersebut, serta tari-tarian lain khas Gorontalo ketika memasuki pesantren alam Bubohu.
Ketua Pokdarwis Desa Bongo Muhlis Panai mengatakan desa tersebut telah memenuhi unsur-unsur penilaian seperti homestay, toilet, suvenir, CHSE, konten kreatif, hingga desa digital.
"Untuk konten kreatif misalnya, kami punya tradisi walima setiap tahun yang menjadi ikon dan kebanggaan desa ini," ucapnya. Dalam hal kuliner lokal, Bubohu menawarkan kue andalan desa tersebut yakni kolombengi serta bubur khas Bongo yang disebut bubur leluhur.
Di pesantren alam tersebut, Sandiaga menemui para santri yang mengaji di pondok-pondok yang disebut wombohe walima. Menparekraf yang didampingi anggota DPR RI Elnino Mohi dan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai Dulanga yang letaknya tidak jauh dari pesantren alam
Advertisement
Gempa di Sulut
Sementara, gempa bermagnito 6,2 di Bolsel Sulawesi Utara (Sulut) sempat terjadi pada Sabtu malam, 6 November 2021. Goyangan gempa itu juga dirasakan Sandi saat menginap di Hotel Aston, Gorontalo. Ia menuturkan, setelah beberapa saat gempa terjadi, ia bersama anaknya, Sulaiman, diarahkan pihak hotel untuk keluar gedung.
Ia pun menunggu di luar selama 30 menit untuk memastikan kondisi telah aman. "Baru saja 5 menit terjadi gempa 6,2, kita dianjurkan pak GM (General Manager). Pak GM ini penyintas gempa di Palu yang menganjurkan kita menunggu setengah jam," kata Sandiaga dalam akun Instagramnya, Minggu (7/11/2021).
Sandiaga menuturkan, gempa bermagnutido 6,2 yang terjadi di Bolaang Uki, Kabupaten Bolsel, Sulawesi Utara itu begitu terasa. Lokasi gempa dengan tempatnya menginap berjarak sekitar 150 km. "Terasa banget guys, goyang-goyangnya. Karena ternyata terjadinya, 150 km dari sini. kedalaman 20 km," ujar Sandi.
Namun demikian, dia mengaku tak ada kejadian yang berarti saat gempa itu berlangsung. Ia berharap agar kondisinya kembali aman. BMKG memastikan, gempa Bolsel dengan kedalaman 20 km itu tidak berpotensi tsunami. Tapi, warga diimbau tetap mewaspadai potensi terjadinya gempa susulan.
"Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi," tulis peringatan di situs resmi BMKG. Guncangan gempa bumi ini pun terasa hingga wilayah Gorontalo dan sekitarnya.
4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Advertisement