Liputan6.com, Jakarta - Labuan Bajo di Kecamatan Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi salah satu destinasi super priotas. Destinasi wisata tersebut ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.
Secara historis, Labuan berasal dari kata "labuhan" yaitu desa yang dijadikan tempat berlabuh bagi orang-orang yang berasal dari Bajo dan Bugis Sulawesi Selatan. Dari situ, nama desa tersebut dinamakan Labuan Bajo.
Advertisement
Baca Juga
Nama Labuan Bajo mendunia sejak Taman Nasional Pulau Komodo menang New 7 Wonders pada 2011. Sebelumnya, pada 1991 Taman Nasional Pulau Komodo diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Jauh sebelum Indonesia merdeka, suku-suku tersebut sudah mendiami Labuan Bajo. Mereka hidup berdampingan satu dengan yang lain.
Saat ini ada empat suku yang mendiami Labuan Bajo. Mereka adalah Suku Manggarai, Suku Bajo, Suku Mbojo, dan Suku Bugis, dilansir dari laman labuanbajotour.
Suku Bajo dan Suku Bugis merupakan Suku yang mendiami Labuan Bajo ketika Kesultanan Gowa memiliki wilayah kekuasaan hingga ke Pulau Flores. Bajo dan Bugis merupakan suku asli yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kesultanan Gowa dan Bima
Karena Kesultanan Gowa memiliki wilayah kekuasaan hingga ke Pulau Flores bagian barat yang merupakan wilayah dari Labuan Bajo saat ini. Oleh karena itu, secara tidak langsung Suku Bajo dan Suku Bugis juga mendiami daerah tersebut.
Suku Mbojo mendiami Labuan Bajo karena Kesultanan Bima juga pernah memiliki wilayah kekuasaan hingga ke Pulau Flores. Sementara Suku Manggarai merupakan Suku asli daerah wilayah daratan bagian barat Flores yang menjadi lokasi Labuan Bajo saat ini.
Mereka menggunakan bahasa keseharian yang berbeda-beda. Bahasa dari empat suku tersebut cukup jauh berbeda dari kosa kata yang digunakan. Namun, karena di Labuan Bajo mayoritas didiami oleh empat suku besar tersebut sehingga masyarakat di sana tidak asing lagi berkomunikasi dengan bahasa dari ke empat suku tersebut.
Advertisement
Jumlah Wisatawan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, mencatat jumlah wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo hanya mencapai 19.136 orang. Mereka datang selama periode Januari hingga pertengahan Juli 2021. Jumlah tahun sebelumnya pada periode Januari hingga Maret mereka yang berkunjung justru mencapai 30 ribu wisatawan.
"Dari data kunjungan yang kami dapat di tahun 2020 itu jumlah kunjungan ada 44.543 kunjungan. Itu sangat menurun cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2019 pada posisi 256.171 kunjungan," jelas Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) Agustinus Rinus, dalam konferensi pers virtual tentang Progres Pengembangan DPSP Labuan Bajo, seperti dilaporkan kanal Bisnis Liputan6.com, pada Jumat 19 Februari 2021.
Kendati demikian, dia optimis kinerja pariwisata Labuan Bajo dapat kembali menggeliat di tahun ini. Mengingat berbagai upaya masif yang tengah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah bersama sejumlah pemangku kepentingan terkait lainnya.
Infografis Banjir Bandang Terjang NTT
Advertisement