Heboh Warung di Situ Cileunca Dituduh Getok Harga, Makan Ayam Bakar Hampir Rp1 Juta

Pemilik warung makan di kawasan wisata Situ Cileunca itu merespons tuduhan getok harga.

oleh Asnida Riani diperbarui 12 Jan 2022, 21:03 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2022, 21:03 WIB
Ayam bakar
Ilustrasi ayam bakar. (Liputan6.com/IG/dapur_larma)

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, tuduhan getok harga menghebohkan warga dunia maya. Kali ini, tudingannya ditujukan pada salah satu warung makan di kawasan wisata Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Lewat unggahan di Facebook, pengalaman kurang menyenangkan ini dibagikan seorang pria bernama Rudiman saat berlibur bersama teman-temannya ke objek wisata tersebut. Mereka mampir ke sebuah warung makan dan memesan beberapa menu.

Di nota tagihan, mereka tercatat memesan 11 porsi ayam bakar dan goreng yang totalnya jadi Rp440 ribu. Ada juga tiga porsi karedok seharga Rp75 ribu, Rp60 ribu untuk 30 tahu dan tempe, 1/2 jengkol kilogram jengkol yang dibanderol Rp50 ribu, enam potong ikan asin Rp90 ribu, Rp125 ribu untuk lima buah kelapa, serta biaya sewa tiga tikar seharga Rp75 ribu.

Totalnya, rombongan itu harus membayar Rp915 ribu. Cerita ini pun dibagikan kembali oleh akun Instagram @wisatapangalengan dan menarik perhatian warganet. Sebagian besar dari mereka meminta tindak tegas atas kejadian tersebut.

"Jangan sampai kejadian seperti di daerah puncak terjadi di tempat wisata pangalengan," komentar seorang pengguna, sementara yang lain menuliskan, "Yang begini yang bisa mematikan pariwisata lokal. Pihak berwenang tolong dibina sarana dan prasarana demi mendukung pariwisata lokal dan jadi mata pencaharian masyarakat sekitar."

Ada pula yang khawatir bahwa peristiwa ini akan mematikan gairah wisata di wilayah Pangalengan. "Padahal wisata pangalengan lagi ramai. Banyak wisatawan main ke sana. Kalau mereka kapok nanti sepi lagi Pangalengan. Duh sangat disayangkan," tulis seorang warganet.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Klarifikasi Warung Makan

Situ Cileunca
Situ Cileunca (sumber: iStock)

Di unggahan selanjutnya, akun tersebut tampak membagikan ulang keterangan yang diklaim klarifikasi pihak warung makan. Tampak di sana keterangan ini diunggah pengguna Facebook Abahnazeni di grup Pangalengan Lembur Kuring.

Disebutkan bahwa wisatawan tersebut tidak memesan langsung dari warung makan. "Kang Arip (pembeli) ini beli dari penjual jasa atau calo. Kita buka ya harga standar jajanan warung nasi di Situ Cileunca. Untuk harga makanan Rp25 ribu per porsi," ia menjelaskan.

Harga itu berlaku untuk menu daging, tahu, tempe, lalapan, sambal, dan kerupuk. Lebih lanjut, pengguna itu juga menjelaskan bahwa harga kelapa sebenarnya Rp15 ribu per buah, bukan Rp25 ribu seperti yang diunggah sebelumnya.

"Enggak semua harga makanan semahal itu (seperti) yang dicantumkan kang Arif. Adapun si penjual nasi itu ada di videonya kang Arif. Mohon maaf," tutupnya.

Atas klarifikasi tersebut, akun Instagram Wisata Pangalengan menuliskan, "Tetap saja harus dibina untuk para oknum tersebut agar tidak sembarangan menjual makanan dengan harga mahal yang akan berdampak luas ke warung makan lain, bahkan nama baik Pangalengan itu sendiri."

"Jangan takut untuk main ke Pangalengan ya masih banyak warung atau tempat makan dengan harga murah dan wajar. Jangan malu untuk bertanya dulu jika tidak ada daftar menu dan harganya," tandasnya.

 

Kata Menparekraf

Anugerah Desa Wisata Bangkitkan Perkenomian Indonesia
Menteri Pariwisata dan Eknomi Kreatif Sandiaga Uno memberi sambutan pada ADWI 2021 di Jakarta, Selasa malam (7/12/2021). Ada tujuh kategori penilaian yang ditetapkan, yaitu homestay, toilet, suvenir, desa digital, CHSE, konten kreatif, serta daya tarik wisata. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Terkait fenomana getok harga, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berjanji memberi teguran hingga sanksi pada oknum pelaku pariwisata maupun pendukung pariwisata yang melakukan tindakan merugikan wisatawan, lapor kanal News Liputan6.com.

Ini termasuk menaikkan harga makanan dan parkir yang terlalu tinggi. "Kami juga akan memberi pendampingan karena konsepnya adalah reward dan punishment," kata Sandi.

Menurutnya, pengembangan pariwisata harus berprinsip berkelanjutan. "Jika mereka puas, akan kembali lagi. Namun, jika dengan biaya yang tidak masuk akal, bukan hanya mereka tidak akan kembali, tapi akan menjadi buah bibir negatif. Jangan berwisata di daerah situ karena mahal, karena digetok harga," kata Sandi.

Infografis 5 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19 Saat Perayaan dan Libur Imlek

Infografis 5 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19 Saat Perayaan dan Libur Imlek. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19 Saat Perayaan dan Libur Imlek. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya