Liputan6.com, Jakarta - Dolce & Gabbana menambah panjang daftar rumah mode yang melarang penggunaan meterial bulu hewan. Alih-alih, mereka akan menggunakan "bulu ramah lingkungan" yang berkelanjutan di koleksi mendatang, lapor CNN, Rabu, 2 Februari 2022.
Dalam pernyataan bersama dengan kelompok hak asasi hewan Humane Society International, merek mewah Italia itu mengatakan akan menghapus material bulu binatang mulai tahun ini. Namun, pihaknya akan terus bekerja dengan "master furrier" untuk menciptakan "alternatif bulu palsu berkelanjutan yang menggunakan bahan daur ulang dan dapat didaur ulang."
"Dolce & Gabbana bekerja menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, dengan pemikiran tidak menggunakan bulu hewan," kata staf komunikasi dan pemasaran grup, Fedele Usai. "Seluruh sistem mode memiliki pengaruh sosial yang signifikan, peran tanggung jawab yang harus dipromosikan dan didorong."
Advertisement
Baca Juga
Raksasa mode mewah Kering, yang membawahi merek-merek seperti Gucci dan Yves Saint Laurent, sebelumnya telah lebih dulu melarang material bulu binatang di semua bisnisnya. Jenama-jenama seperti Chanel, Prada, dan Burberry juga berjanji serupa dalam beberapa tahun terakhir.
Keputusan ini membuat Dolce & Gabbana sempat menghadapi desakan ekstrem untuk melarang bulu hewan. Yang dimaksud, terutama penggunaan bulu rubah dan bulu cerpelai dalam koleksi rumah mode tersebut.
Kelompok kampanye People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), yang telah mengorganisir protes tingkat tinggi di dalam dan di luar beberapa gerai fesyen, menyambut keputusan Dolce & Gabbana sebagai "penyayang dan paham bisnis." Organisasi hak-hak binatang mengatakan telah menerima email tentang D&G dari lebih dari 300 ribu pendukung dalam lebih dari dua dekade kampanye.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Langkah Pertama Pelarangan Material Bulu Hewan
D&G tidak mengungkap rincian lebih lanjut tentang bagaimana atau dari bahan apa bulu palsu akan diproduksi. Namun, mereka mengatakan kebijakan barunya memenuhi pedoman yang digariskan Fur Free Alliance, sekelompok organisasi perlindungan hewan.
Dalam keterangannya, ketua Fur Free Alliance Joh Vinding memuji D&G karena "mengakhiri hubungan dengan kekejaman terhadap bulu dan beralih ke bahan lebih manusiawi dan inovatif." Pada 2017, sesama label Italia, Gucci, jadi salah satu merek mewah besar pertama yang mengumumkan sebagai label "bebas bulu hewan."
Kala itu, langkah tersebut digambarkan Humane Society International sebagai "pengubah permainan besar." September tahun lalu, pemilik label, Kering, mengatakan sisa mereknya, termasuk Yves Saint Laurent, Alexander McQueen dan Balenciaga, akan mengadopsi gagasan tersebut pada musim gugur 2022.
Advertisement
Langkah Serupa
Pengecer fesyen lainnya, termasuk Macy's dan Bloomingdale's, juga telah mengambil langkah untuk melarang produk bulu. Sementara London Fashion Week dan majalah Elle masing-masing telah melarang barang-barang bulu dari landasan pacu dan editorial mereka.
Ratu Elizabeth II juga diyakini telah membuang barang berbulu asli, menurut penata rias seniornya. Penyanyi Billie Eilish menegosiasi janji bebas bulu dari merek Amerika Oscar de la Renta sebagai imbalan untuk memakai desainnya ke Met Gala tahun lalu.
Label fesyen mewah Valentino pun tidak akan lagi menggunakan bulu-bulu hewan untuk koleksi mereka ke depan. Koleksi Fall/Winter 2021/2022, yang diperagakan tahun lalu, diklaim jadi kali terakhir mereka menyertakan bulu hewan sebagai material busana.
Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Advertisement