Temuan 20 Kucing Mati di Pantai Diduga Diracun

Kasus kematian puluhan kucing diduga diracun ini sedang diselidiki pihak kepolisian.

oleh Asnida Riani diperbarui 09 Mar 2022, 04:03 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2022, 04:03 WIB
Kucing - Vania
Ilustrasi Kucing/https://unsplash.com/Pacto Visual

Liputan6.com, Jakarta - Roshanafi Osman sedang berjalan-jalan dengan istrinya di Pantai Keluang, Besut, Terengganu, Malaysia ketika menemukan kucing-kucing tergeletak tidak bernyawa. Berbicara pada Kosmo, seperti dilansir dari World of Buzz, Selasa, 8 Maret 2022, ia bercerita sangat sedih melihat setidaknya 20 ekor kucing mati.

"Kami terkejut melihat kucing-kucing itu, termasuk tujuh yang kecil, tergeletak mati di pantai," katanya. "Saya sedih saat mengumpulkan semua bangkai kucing dengan bantuan istri saya dan beberapa teman."

Dalam rangkaian video yang diunggah ke media sosial, Roshanafi terlihat mengubur mayat kucing-kucing yang mati. Pria yang tinggal di dekat pantai ini juga menceritakan bahwa kucing-kucing itu adalah kucing liar yang telah lama jadi daya tarik di pantai.

Padahal, berdasarkan laporan dari Berita Harian, tampaknya beberapa kucing yang mati itu merupakan hewan peliharaan warga sekitar, karena memiliki kalung. Meski tidak ada jejak racun yang ditemukan di lokasi, Roshanafi tetap yakin ada unsur kesengajaan.

"Salah satu teman saya yang sering memberi makan kucing (liar di tempat itu) mengatakan pada saya bahwa sebelum ini, mereka (kucing-kucing) semua sehat," ia menambahkan.

Roshanafi telah membuat laporan polisi di Markas Polisi Distrik (IPD) Kampung Raja dan penyelidikan sedang berlangsung. "Saya bersama keluarga dan teman-teman membantu mengumpulkan bangkai kucing yang kami kubur di sebuah lubang," tuturnya.

"Sore ini, dokter hewan meminta saya menunjukkan lokasi bangkai yang dikubur dan kami gali untuk diautopsi penyebab kematiannya," ia menambahkan. "Kami benar-benar berharap pihak berwenang menyelesaikan ini dan meminta pertanggungjawaban siapa pun yang meracuni kucing-kucing malang ini."

Serangkaian kejadiann diduga pembunuhan kucing telah jadi berita utama dari tahun ke tahun. Di beberapa momen, seperti pada 2015, peristiwa ini menyebarkan ketakutan bahkan di antara pemilik hewan peliharaan, lapor Guardian.

Salah satu penyebabnya diprediksi karena ada lebih banyak kucing. Asosiasi Produsen Makanan Hewan Inggris memperkirakan bahwa populasi kucing meningkat hampir dua kali lipat dari 4,1 juta pada 1965 jadi 7,9 juta pada 2014.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keracunan Tidak Disengaja

Kucing - Vania
Ilustrasi Kucing/https://unsplash.com/Jack Brind

Caroline Reay, kepala ahli bedah hewan untuk badan amal hewan peliharaan Blue Cross, memang mengaku menyuntikkan dosis perspektif. "Saya tidak ingin mengatakan itu semua hype, tapi jauh lebih banyak kucing yang terlindas daripada diracuni anti-beku," katanya.

Reay percaya kasus keracunan tampaknya meningkat karena meningkatnya kesadaran, sehingga dokter hewan lebih mungkin menyelidiki penyebab kematian. Menurut Reay, banyak keracunan yang tidak disengaja: kucing diberi parasetamol oleh pemilik atau menelan serbuk sari bunga bakung yang beracun.


Kasus Keracunan Kucing

Kucing - Vania
Ilustrasi Kucing/https://unsplash.com/Tengyart

Baik Reay dan Cats Protection menyarankan solusi yang dapat menyatukan pecinta dan pembenci kucing: jaga kucing Anda di dalam ruangan pada malam hari. Juga, kebiri untuk mengurangi berkeliaran di siang hari.

Pada dasarnya, Vets Now melaporkan, kasus keracunan pada kucing umumnya disebabkan menelan atau menghirup zat berbahaya. Tapi, kucing juga bisa diracuni hanya dengan bersentuhan dengan sesuatu yang beracun.


Tanda-Tanda Keracunan pada Kucing

Ilustrasi kucing mandi
Ilustrasi kucing (dok. Pexels/Pixabay/Brigitta Bellion))

Tanda-tanda keracunan pada kucing dapat sangat bervariasi, tergantung pada apa yang mereka makan, hirup, atau kontak dengannya. Beberapa racun akan memiliki efek yang hampir instan, sementara yang lain mungkin memerlukan beberapa hari untuk memperlihatkan gejala.

Mereka adalah muntah, diare, sulit bernapas, tubuh lesu, kehilangan selera makan, rasa haus yang berlebihan, ada darah dalam muntah, air liur, atau tinja, serta gusi pucat. Jika khawatir kucing Anda diracuni, segera bawa ke dokter hewan.

Jika kucing telah memakan sesuatu yang beracun, jangan berikan mereka air karena secara tidak sengaja dapat memindahkan racun ke dalam tubuh lebih cepat. Induksi muntah hanya jika diperintahkan untuk melakukannya oleh dokter hewan karena itu terbilang merugikan.

Jika tahu apa yang meracuni kucing Anda, bawalah wadah, label, atau sampel produk ke dokter hewan. Spesimen muntah atau diare yang dialami kucing juga bisa membantu.


Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya