Shanghai bak Kota Hantu karena Lockdown Massal Akibat Covid-19

Warga Kota Shanghai, China, bahkan mengiri pada kucing yang bebas berjalan-jalan di taman di tengah lockdown massal akibat Covid-19.

oleh Komarudin diperbarui 05 Apr 2022, 11:19 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2022, 11:06 WIB
Shanghai
Salah satu pemandangan kota Shanghai, China, saat lockdown karena Covid-19 yang tampak sepi seperti kota hantu (Dok.STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Shanghai di China ibarat kota hantu sejak diberlakukannya lockdown karena melonjaknya Covid-19 saat diperpanjang selama 10 hari. Pusat keuangan yang terbelah di sepanjang Sungai Huangpu itu tampak sepi.

Awalnya, kuncitara tersebut akan dilakukan dalam dua fase, tapi karena kasus-kasus Covid-19 kian meningkat hingga akhirnya diperpanjang. Seluruh kota seperti kota hantu sejak kawasan lokasi barat sungai juga dikunci, dilansir dari Insider, Selasa (5/4/2022).

Aturan penguncian ketat tidak mengizinkan meninggalkan rumah mereka untuk berjalan-jalan dengan anjing mereka atau membuang sampah. Seorang wanita menjelaskan kepada South China Morning Post bahwa dia merasa iri dengan kucing-kucing liar di lingkungannya.

"Mereka dapat berjalan-jalan di komunitas taman kami dengan bebas di musim semi yang indah ini. Betapa bahagianya mereka! Namun, kami harus tinggal di rumah dan saya tidak tahu kapan kami bisa menikmati kemewahan ini untuk pergi ke luar," katanya.

Sayur-sayuran kini dianggap barang mewah karena warga mengunggah ke media sosial untuk menunjukkan sulitnya menyajikan makanan. Sebagian besar diskusi ada di platform yang mirip Twitter, Weibo, di mana tagar "Kecemasan mengambil sayuran di epidemi Covid Shanghai" telah dilihat lebih dari 200 juta kali.

Banyak pengguna berbagi cerita tentang bagaimana mereka harus bangun di larut malam dalam upaya mereka untuk memesan slot pengiriman dari supermarket secara online. "Bagaimana membeli sayuran menjadi lebih sulit daripada mendapatkan tiket konser?" tulis seorang pengguna Weibo.

"Saya menyetel jam alarm untuk membangunkan saya pada pukul 5.45 pagi setiap hari ... Waktu pemesanan di banyak aplikasi dimulai pada pukul 6 pagi," kata seorang warga Shanghai kepada SCMP. "Jadi ketika waktunya tiba, saya tinggal memesan dan membayar."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menginap di Kantor

FOTO: Suasana Shanghai Sebelum Lockdown Tahap Kedua Dimulai
Orang-orang berjalan di sekitar Bund, sepanjang Sungai Huangpu, Puxi, Shanghai, 31 Maret 2022. Daerah Puxi akan lockdown mulai 1 April 2022. (Hector RETAMAL/AFP)

Lebih dari ribuan bankir dan pedagang di Shanghai kini terpaksa menginap kantor mereka. Beberapa kantor bahkan menyediakan barang-barang seperti kantong tidur dan perlengkapan mandi untuk staf mereka pada hari-hari berikutnya.

Seorang manajer hedge fund bernama Henry mengatakan kepada Bloomberg bahwa tinggal di kantor berarti berbagi kamar mandi dengan 20 orang dan tidak memiliki akses ke pancuran. Ketika lampu neon terang dari gedung pencakar langit tetangga, mereka terlalu sulit untuk tidur.

Biaya Tinggi

FOTO: Suasana Shanghai Sebelum Lockdown Tahap Kedua Dimulai
Pekerja yang mengenakan alat pelindung diri berdiri di sebelah akses hotel di Bund, Puxi, Shanghai, China, 31 Maret 2022. Daerah Puxi akan lockdown mulai 1 April 2022. (Hector RETAMAL/AFP)

Sementara, beberapa pekerja meminta teman mereka yang bekerja di gedung itu untuk mematikannya. "Biaya ekonomi dari penguncian jelas lebih besar daripada yang kita lihat di negara lain," kata Zheng Michael Song, seorang profesor Universitas China Hong Kong.

Selain menjadi pusat keuangan, Shanghai juga merupakan pusat semikonduktor, elektronik, dan manufaktur mobil, menurut BBC. Gigafactory baru Tesla di kota itu, misalnya, untuk sementara menghentikan produksi, tanggung jawab atas setengah dari produksi global Tesla tahun lalu.

 

Nol Covid-19

Kasus COVID-19 Meroket, China Lockdown Shanghai
Petugas polisi yang mengenakan pakaian pelindung mengontrol akses ke terowongan ke arah distrik Pudong yang dikunci sebagai tindakan melawan virus corona Covid-19, di Shanghai (28/3/2022). (AFP/Hector Retamal)

Pejabat kesehatan China mendukung apa yang mereka sebut kebijakan "dinamis" "nol-Covid". Itu berarti penguncian cepat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan setiap kali klaster baru muncul.

Pada Minggu, 3 April 2022, Shanghai melaporkan 425 kasus bergejala dan 8.581 kasus Covid tanpa gejala, menurut Komisi Kesehatan Kota Shanghai. Sebaliknya, negara tetangga Korea Selatan melaporkan 127.190 kasus pada Minggu, 3 April 2022.

Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Landa Korsel hingga China

Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Landa Korsel hingga China. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Landa Korsel hingga China. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya