Liputan6.com, Jakarta - Seorang mantan tentara Rusia mengejutkan media sosial setelah mengunggah foto transformasi terbarunya. Pria bernama Kirill Tereshin ini menunjukkan hasil operasi plastik (oplas) yang ia lakukan pada bagian wajahnya.
Tereshin sebenarnya pernah menjadi bahan perbincangan karena bentuk tubuhnya yang di luar batas normal. Ia melakukan proses penyuntikkan tiga liter cairan petroleum jelly ke dalam tubuhnya.
Akibatnya, beberapa bagian tubuhnya mengembang dan muncul otot-otot kuat, terutama di lengan atas. Bahkan karena penampilannya tersebut, ia dijuluki sebagai Popeye oleh warganet.
Advertisement
Baca Juga
Bukan itu saja, ia kemudian menjadi semakin terobsesi untuk melakukan oplas dan perubahan lain di bagian wajahnya. Melansir Daily Star, Selasa, 31 Mei 2022, ia mencoba berbagai jenis perawatan, mulai dari boosting lip, filler di bagian pipi, sampai mempertajam rahang wajah.
Hasil transformasinya ini diunggah ke Instagram dengan menunjukkan wajahnya dari arah dekat. "Saya adalah seorang pria yang sangat tampan, muda, seksi, dan terobsesi," tulis Tereshin dalam unggahan di akun Instagram-nya, 24 Mei 2022.
Sayangnya, unggahan tersebut justru lebih banyak mendapat komentar negatif dari warganet. Banyak yang mempertanyakan siapa sebenarnya dirinya dan apa yang sedang ia lakukan pada wajahnya.
Meski begitu, Tereshin tetap mengungkap proses transformasi yang ia lakukan. Ia memang ingin mengubah wajahnya jadi mirip alien setelah melihat adegan piring terbang di sebuah film.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peringatan Dokter
Sejak saat itu, obsesinya mulai bertambah, apalagi setelah berhasil memperbesar bagian otot lengannya seperti Popeye. Selain itu, Tereshin membayangkan, jika mengubah diri mirip alien, ia bisa bertemu langsung dengan mereka.
"Aku merasa ketika aku meninggal nanti, aku akan bertemu mereka. Aku sangat percaya. Perubahan wajahku berlangsung dengan sukses dan lancar. Semuanya terjadi sesuai dengan yang seharusnya, dan yang aku impikan selama ini," ungkap Tereshin.
Dokter telah berulang kali memperingatkan Tereshin bahwa ia bisa mati karena prosedur tersebut. Namun, pria berusia 25 tahun itu menolak menghilangkan gumpalan raksasa petroleum jelly dan otot mati dari bisepnya.
Ia memang menjalani operasi guna mengangkat implan trisepnya, tapi mengabaikan saran dokter untuk menyingkirkan implan raksasa di bisepnya.
"Risiko komplikasi dalam kasus ini sangat tinggi. Zat beracun dalam tubuh dalam jangka panjang dapat mempersulit ginjal dan menyebabkan kematian," kata ahli bedah Rusia, Dmitry Melnikov.
Advertisement
Operasi yang Gagal
Masih di Rusia, hidup seorang ratu kecantikan berubah setelah ia menjalani operasi facelift yang gagal. Ia tak dapat menutup matanya maupun tersenyum karena prosedur kecantikan yang memakan biaya hingga tiga ribu pound sterling atau setara Rp58 juta itu.
Dikutip dari The Sun, kejadian nahas ini menimpa mantan ratu kecantikan bernama Yulia Tarasevich. Perempuan berusia 43 tahun ini adalah runner-up kontes kecantikan Mrs Russia-International dua tahun lalu.
Setelah kemenangan itu, ia pergi ke sebuah klinik ternama untuk perawatan. Namun, ibu dua anak ini mengklaim dirinya "cacat" selama operasi facelift, prosedur blepharoplasty untuk kelopak mata, dan pengurangan lemak di pipinya.
Selama operasi yang berlangsung di Krasnodar, Rusia, wajahnya jadi sangat bengkak dan meradang. Tarasevich menjalani operasi lanjutan darurat oleh dokter lain untuk menyelamatkan matanya dari nekrosis atau kondisi cedera pada sel yang berakibat kematian dini sel-sel dan jaringan hidup.
Sedang Diselidiki
Hal tersebut disampaikannya dalam pengaduan yang mengarah ke tindakan kriminal terhadap dua dokter yang terlibat dalam operasi originalnya. Tarasevich tak dapat menutupi kesedihannya setelah tertimpa masalah operasi facelift yang gagal tersebut.
"Tapi sayangnya saya kehilangan kesehatan saya," terangnya. Petugas medis asli bernama dokter Andrey Komarov dan Omar Khaled berdalih Tarasevich memiliki kondisi genetik langka, yakni skleroderma, yang membuatnya mustahil untuk diprediksi dan menyangkal tanggung jawab atas mimpi buruknya.
Ini adalah kondisi yang menyebabkan area kulit yang keras dan menebal. Juga, terkadang masalah dengan organ dalam dan pembuluh darah. Kondisi tersebut disebabkan sistem kekebalan yang menyerang jaringan ikat di bawah kulit.
"Para ahli bedah menjadikan saya satu-satunya yang bersalah atas apa yang telah terjadi," kata Tarasevich. "Para dokter, yang merusak wajah saya, melepaskan diri dari semua tanggung jawab. Saya memutuskan menjalani hari saya di pengadilan."
Dr Khaled menyebut kasus itu "dibesar-besarkan." Ia dan Dr Komarov sedang diselidiki karena melanggar undang-undang tentang "keselamatan hidup dan kesehatan," kata Komite Investigasi Rusia.
Advertisement