Liputan6.com, Jakarta - Putra sulung pasangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya, Emmeril Kahn Mumtadz, telah pergi untuk selama-lamanya. Namun, kenangan tentang Eril, begitu ia akrab disapa, masih akan terus hidup di hati orang-orang yang menyayanginya.
Sepenggal memori ini pun dibagikan kedua orangtua Eril. Kepada Najwa Shihab, Emil, sapaan akrabnya, mengingat kembali waktu dirinya bertemu jasad Eril untuk pertama kali. "Satu jenazahnya utuh untuk 14 hari,"Â ia berkata dalam video yang bagikan pada Rabu, 6 Juli 2022.
Advertisement
Baca Juga
Saya buka seletingnya (kantong jenazah) dari bawah sampai atas urutannya dari jempol kaki dulu. Alhamdulillah ada lengkap (jari kakinya), lutut, terus perutnya," katanya. "Jadi lengkap. Dari lengkap saja saya itu menangis juga sebenernya cuma enggak direkam. Jadi setengah beku, dinginnya itu nular ke body saya, menandakan memang dingin sekali."
Emil mengatakan, saat ditemukan, wajah Eril menengok ke arah kanan, sebagaimana jasad diposisikan dalam syariat Islam. "Kayak tahiyat gitu, salam ke kanan, dalam syariat Islam itu kan jenazah tengok kanan," tuturnya. "Biasanya kalau orang hilang itu mulutnya terbuka, ini tertutup rapat jadi perfect dari sisi 14 hari (sejak dinyatakan hilang)."
Gubernur Jawa Barat itu menyambung, "Dan paling istimewa yang jadi catatan sejarah, (jasad) Eril itu harum. Harumnya itu harum tumbuhan. Mungkin karena di sungai itu setengah membeku, akar-akar apa gitu ya, jadi wanginya itu seperti daun direbus, wangi peppermint."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dihapus dari KK
Mengingat kembali momen itu, Ridwan Kamil pun tidak kuasa menahan air mata. "Padahal sudah janji lho enggak akan nangis lagi," istrinya, Atalia Prataya, mengatakan. Kendati begitu, ayah tiga anak ini mengaku tidak kuat karena ketika bercerita, ia tergambar kembali waktu bertemu jasad Eril. "Ngomong ini saya visual soalnya," ucapnya.
Tidak hanya Emil yang akhirnya meneteskan air mata ketika menceritakan Eril. Atalia pun demikian. Ia menangis ketika mengingat kembali kesedihan mendapati nama putranya dihapus dari kartu keluarga.
"Waktu kami urus surat kematian Eril, kan dapat akta (kematian). Sudah, saya bilang, 'Terima kasih ya, pak.' Terus petugasnya bilang, 'Ini bu sekalian kartu keluarganya.' Saya di situ menangis karena nama Eril sudah enggak ada (di kartu keluarga)," Atalia bercerita sambil menangis.
"Saya bilang, 'Bapak kenapa dihilangkan (nama Eril), biarin saja.' Kata si bapak (petugas), 'Enggak bisa bu, ini administratif.' Itu saya beratnya di situ," ia melanjutkan.
Advertisement
Sikap Tidak Biasa
Emil dan Atalia juga bercerita sikap tidak biasa yang diperlihatkan Eril sebelum meninggal dunia. Salah satunya, Eril yang biasanya minta disiapkan baju oleh ibunya saat berlibur, kali ini mau menyiapkan sendiri. Saat itu, Emil menyebut dirinya meminta Eril menyiapkan baju yang terlihat cocok dengan bajunya.
"Saya bilang, 'Ril siap-siap kita ke Eropa, antar Zara (adik Eril) cari sekolah. 'Bajunya gimana pa?' (Eril bertanya) 'Biar foto keluarganya keren, pakai bajunya rada matching (cocok) ya,' saya bilang. Ia bawa sepatu olahraga ini, ini, ini, nurut banget. Terus jasnya gimana, ada warna ini itu. Harus pakai topi juga? Iya biar matching, nurut gitu,"Â Emil bercerita.
Atalia menambahkan bahwa Eril juga jadi senang dengan wewangian. "Sebelum kejadian, 'Mama cium deh.' Wangi Ril. 'Sebelah sini ma (bahu kiri).' Lho memang beda? 'Beda ma.' Jadi, ia itu pengin wangi. Jadi ada cerita-cerita beda dari kesehariannya. Di momen itu ia begitu manis, wangi, menyenangkan, termasuk ingin menyenangkan ayahnya," tutur Atalia.
Â
Kenangan Termanis
Eril juga jadi tidak keberatan difoto. Padahal selama ini, Eril sangat sulit bila diminta berfoto, termasuk dengan keluarga. "Ia itu enggak suka difoto, tapi terakhir pertemuan dengan Eril, itu mungkin ada seribu foto," Atalia mengatakan.
Soal Eril yang jadi senang difoto juga dibenarkan Emil. Sepanjang mereka liburan di Eropa, banyak sekali foto-foto seru yang dibuat bersama Eril. "Tiap belokan foto, ada background keren, foto. Bahkan di Roma pun, itu the best moment. Kami sampai sewa Vespa, kayak di film-film khasnya Italia. Jadi momennya terintenslah kedekatannya," katanya.
"Menurut saya juga ini mungkin Allah atur. Ada malam-malam itu kami semua jalannya berdua. (Eril) berdua sama ibunya, terus adiknya, satu malam dengan saya. Waktu itu mereka naik mobil, saya jalan kaki sama Eril ngobrol segala macam. Jadi, momen perjalanan sebelum pulang ini di memori kami itu luar biasa banget," Emil menuturkan sambil menahan tangis.
Advertisement