Liputan6.com, Jakarta - Karya seni bagian sebagian orang adalah cara untuk berinvestasi. Nilainya bertambah tinggi seiring waktu. Tapi, bukan itu yang ingin disampaikan Bibit lewat karya Marco Casani berjudul Fountain di ajang Art Jakarta 2022.
Seniman Italia yang berbasis di Bali itu menggarap Fountain sejak 2015. Ia mengumpulkan ratusan koin dari sejumlah mata air yang dianggap keramat, yakni dari Gunung Kawi, Monkey Forest, dan Negari. Koin tersebut kemudian disusun bertumpuk hingga tinggi menjulang, dibantu pipa logam dan lem agar tak goyah.
Advertisement
Baca Juga
"(Pengambilan koin) tentu atas seizin pemuka agama setempat," ujar William, PRÂ and Corporate Comunication Lead Bibit, saat ditemui di JCC, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Agustus 2022.
Koin yang dikumpulkan, kata William, disimbolkan sebagai value. Di balik nilainya yang tidak seberapa, ada harapan dan doa besar saat seseorang melemparkan koin ke mata air.Â
"Secara intrinsik, value-nya tidak seberapa, tapi secara spiritual, ketika orang lempar koin, ada doa, harapan, dan impiannya. Itu relate dengan value-nya Bibit, bahwa impian sekecil apapun itu penting," ia menjelaskan.
Lewat karya seni instalasi Cassani itu pula, Bibit ingin mengapresiasi soal dedikasi, konsistensi, dan kesabaran. Butuh waktu untuk menyusun koin hingga tinggi, begitu pula dengan seni investasi. Tidak bisa seseorang mengharapkan hasil yang instan dari investasi.
"Kita tidak bisa (investasi) jangka pendek," ujarnya.
Â
Bukan Eksklusif
Ini pertama kalinya Bibit terlibat dalam Art Jakarta sebagai sponsor. Kegiatan tersebut, kata William, ibarat momen investasi, bahwa semua orang berhak dan bisa berinvestasi dengan cara yang mudah.Â
"Event ini tidak hanya untuk para seniman, banyak stakeholder terlibat, kita, media, kolektor, penikmat seni, galeri sendiri. Untuk networking sangat bagus, terlebih diselenggarakan secara offline, jadi bisa langsung berinteraksi," imbuh dia.
Menurut William, aplikasi tersebut kini sudah memiliki empat juta pengguna aktif. Latar belakangnya beragam, didominasi mereka yang berusia 18--35 tahun karena sejak awal ditargetkan bagi kaum milenial. Lewat aplikasi tersebut, Bibit ingin membuktikan bahwa investasi bukan hak eksklusif sekelompok orang saja.
"Mau masyarakat yang menabung Rp190 ribu atau Rp100 juta, Bibit berikan semua layanan pengguna kami sama. Kami ingin jadikan investasi di pasar modal semurah mungkin, tidak lagi jadi milik latar pendidikan tertentu saja," ia menerangkan.
Pilihan instrumen investasi juga beragam, bisa disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan investor. Sejak awal 2022, Bibit juga ditunjuk sebagai mitra distribusi surat berharga negara. Hal ini bisa membuat investor lebih mendiversifikasi instrumen investasinya.
"Kami tidak kenakan charge biaya jual dan beli. Dia mudah selama ada internet. Kami juga mendorong agar investor menabung rutin, jangan panas, karena kuncinya di situ," sambung William.
Advertisement
Kembali Setelah 2 Tahun
Art Jakarta 2022Â resmi dibuka pada Jumat, 26 Agustus 2022. Perhelatan seni akbar di Indonesia itu telah lama dinanti setelah dua tahun tak terselenggara akibat situasi pandemi Covid-19.
Fair Director Art Jakarta Tom Tandio menyebut gelaran ini sebagai cara untuk 'merayakan kreativitas dan kejeniusan para seniman'. Sementara, Division Head MRA Media Paramita Soedardjo menyatakan ajang tersebut sebagai dukungan mereka bagi seniman dan karya-karyanya.
"Ini jadi salah satu tanggung jawab kami melestarikan seni," katanya dalam sambutan dalam pembukaan Art Jakarta di JCC.
Tahun ini menjadi tahun ke-12 penyelenggaraan pameran sejak pertama kali digelar pada 2009. Total 63 galeri berpartisipasi dengan komposisi 39 galeri dari dalam negeri, sisanya dari mancanegara. Komposisi itu masih belum mencapai kata ideal, menurut Artistic Director Art Jakarta Enin Supriyanto.
"Target kami untuk sebuah art fair berskala internasional itu komposisinya 50:50, itu udah ideal. Kalau bisa mengundang (galeri) dari luar tidak hanya berjualan, tapi mereka juga membeli atau mengambil peluang dari seniman Indonesia," tutur Enin ditemui seusai pembukaan.
Â
Digitalisasi Seni
Penyelenggaraan Art Jakarta 2022 juga diapresiasi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Hilmar Farid. Ia bersyukur pameran seni tingkat nasional itu bisa kembali setelah mampu bertahan di situasi yang sulit.
"Saya juga menangkap ini sebagai suatu penghormatan, hormat sedalam-dalamnya kepada para seniman yang terus bertahan dan berkarya. Sebagian dari mereka sempat alih profesi menjadi petani, tapi sekarang kita kembali," ujarnya.
Selain Covid-19, ia menyebut digitalisasi tak kalah menantang dunia seni di masa depan. "Kami sudah berdiskusi dengan teman-teman dan tampaknya mereka siap untuk mengantisipasi," imbuh dia.
Bahkan, Art Jakarta 2022 menyediakan segmen khusus untuk NFTÂ yang dikhususkan untuk karya NFT dan komunitas NFT. Segmen itu sebagai wujud komitmen penuh Art Jakarta sekaligus mengedukasi masyarakat tentang karakter NFT, khususnya bahwa NFT bukan sekadar instrumen moneter.
Lalu, bagaimana dengan Bibit? "Kami belum ke arah NFT," jawab William.
Advertisement