Pengalaman Penumpang Duduk Dekat Anak yang Terus Berteriak dalam Penerbangan 29 Jam Non-Stop

Pengalaman penumpang terbang dengan anak kecil itu menuai wacana bahwa semestinya tersedia penerbangan 'bebas anak'.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Okt 2022, 08:18 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 08:02 WIB
Japan Airlines Tambahkan Simbol Bayi pada Kursi Penumpang yang Membawa Anak
Ilustrasi bayi di pesawat. (dok. unsplash/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta - Selama apa seorang anak bisa tantrum di dalam pesawat? Henry Beasley, seorang pentolan band Balu Brigada asal Selandia Baru, menunjukkannya lewat sebuah unggahan di TikTok.

Video dimulai dengan pernyataan 'nilai penerbangan 29 jam menuju Berlin'. Beasly yang mengalungkan headset di lehernya merekam suara anak kecil berteriak kencang sejak pesawat akan lepas landas.

Musisi itu duduk berdekatan dengan anak yang tidak gampang ditenangkan. "Awal yang kencang," tulisnya dalam video.

Mata Beasly beberapa berkedut saat berusaha menjelaskan lolongan yang tiada hentinya. Ia mengambil beberapa gambar dalam periode berbeda, terlihat dari suasana terang saat pertama lepas landas, sedikit redup beberapa waktu kemudian, hingga lampu dalam kabin dimatikan agar penumpang bisa tidur.

"Bring it home now. (Bawa pulang sekarang)," tulisnya lagi, menggambarkan bagaimana ia sudah tak tahan mendengar teriakan si penumpang anak.

Video itu sontak viral hingga diputarkan sekitar 11 juta kali. Komentar yang disampaikan warganet pun beragam. Banyak yang melontarkan ketidaksukaannya atas situasi tersebut.

"Aku marah hanya dengan melihat ini," tulis seorang warganet.

"Cara mencegah kehamilan terbaik," imbuh yang lain.

"Uterusku keluar! Dah," kata warganet berbeda.

Bahkan, ada yang mengusulkan agar tersedia layanan penerbangan 'bebas anak' untuk mencegah insiden serupa terulang. "Aku akan membayar lebih untuk penerbangan bebas anak," kata warganet yang pro. 

"Sejujurnya, semestinya ada penerbangan bebas anak dan penerbangan ramah anak," imbuh yang lain.

 

Respons Pengunggah

Pengalaman Penumpang Duduk Dekat Anak yang Terus Berteriak dalam Penerbangan 29 Jam Non-Stop
Seorang musisi asal Selandia Baru mengunggah video viral berisi pengalamannya terbang dalam 29 jam nonstop dengan anak yang terus berteriak. (dok. TikTok @balubrigada)

Lalu, bagaimana dengan perasaan Beasley sebagai yang mengalami kejadian tersebut? Lewat unggahan video berbeda, ia menjawab pernyataan pengikutnya soal perlunya ada penerbangan bebas anak.

"Kamu bisa pasang ear plug dan putar musik keras-keras," ujarnya seraya menyebutkan sejumlah lagu karya band-nya untuk menemani perjalanan panjang yang cukup melelahkan itu. Penumpang yang mengalami situasi serupa juga dimintanya untuk menikmati saja situasi di luar zona nyaman itu.

Respons positif sang musisi menuai komentar positif dari sejumlah ibu. "Sebagai seorang ibu, terima kasih sudah membela kami dengan cara yang baik," tulis seorang warganet.

"Orang-orang meneriakkan 'penerbangan bebas anak' kaya mereka mampu membeli tiket premium dan lupa kalau orang dewasa juga sering bertingkah laku lebih buruk," imbuh warganet lainnya.

"Sebagai seorang ibu, saya akan mengunduhnya (lagu itu) karena tanggapan Anda," komentar warganet lain sambil tertawa.

Sementara, lainnya mengomentari soal kemampuan Beasley memanfaatkan momen viral untuk mempromosikan sederet karya musik band-nya. "Marketing yang keren," kata warganet.

 

 

Tips Terbang Bersama Anak

20160412-pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

Pengalaman terbang bersama anak seringkali menantang bagi banyak orangtua. Padahal, perjalanan udara itu terkadang memakan waktu lama. Untuk itu, orangtua perlu menyiapkan diri sebelum naik ke pesawat. Berikut beberapa tips yang bisa diaplikasikan, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com:

1. Mengganti Popok Sebelum Penerbangan

Perlu diketahui bahwa tidak semua pesawat dilengkapi dengan nursery room. Para orangtua sebaiknya menghindari mengganti popok saat berada di dalam pesawat. Disarankan untuk mengganti popok anak sebelum penerbangan. 

2. Sesuaikan Jam Terbang dengan Jam Istirahat Anak

Kadang hal ini disepelekan, padahal menyesuaikan jam terbang dengan waktu istirahat anak dapat membantu menghindari anak rewel dan lebih tenang saat berada di dalam pesawat. Misalnya jika anak terbiasa tidur di siang hari, pilihlah waktu penerbangan siang, sehingga anak dapat beristirahat dengan tenang. Memilih penerbangan pagi juga bisa menjadi solusi karena penumpang pesawat tidak terlalu ramai.

3. Gunakan Pakaian yang Nyaman

Agar nyaman saat mudik disarankan untuk memilih pakaian yang nyaman untuk anak. Misalnya, menghindari pakaian yang terlalu banyak kancing, karena akan menyulitkan saat berada di toilet. Jika ketika berada di pesawat anak merasa kedinginan, segeralah meminta tambahan selimut untuk si kecil.

4. Perhatikan Tekanan Udara Saat Berada di Pesawat

Tak kalah penting bagi orangtua yakni, untuk memperhatikan tekanan udara yang ada di dalam pesawat. Jika tekanan udara cukup tinggi, hal tersebut dapat menyebabkan telinga anak merasa sakit dan nyeri. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya orangtua memberikan banyak cairan selama perjalanan,. Untuk anak yang masih mendapatkan ASI, disarankan untuk menyusuinya. 

5. Bawa Camilan

Garuda Indonesia
Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat berhenti di apron Bandara Adi Soemarmo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

 

Camilan penting agar anak, terutama bayi, tetap terpenuhi kebutuhan nutrisinya dan tidak rewel di dalam pesawat. Melansir dari Asia One, pilihlah sesuai dengan usia bayi dan berapa lama perjalanan berlangsung.

Jika perjalanan lebih dari lima jam, makanan basah seperti kentang tumbuk bukanlah makanan terbaik. Kentang akan mengeluarkan bau menyengat setelah beberapa jam dimasak. Anda bisa membawa camilan kering seperti biskuit, keripik atau lainnya.

Perhatikan pula aturan makanan yang diperbolehkan di tempat tujuan. Beberapa negara, seperti Korea Selatan, tidak memperbolehkan turis asing membawa makanan olahan, seperti sosis atau dendeng, masuk ke dalam negeri mereka.

Kemungkinan anak menuntut makanan kesukaan dalam perjalanan di pesawat sangat besar, terutama cokelat dan permen. Anda bisa saja memberikannya, tetapi jangan berlebihan. Pasalnya, gula bisa membuat mereka hiperaktif dan malah rewel tidak karuan di dalam pesawat.

Pilihlah wadah yang praktis untuk mengemas camilan. Hindari juga makanan yang menghasilkan remahan, seperti wafer, croisant, dan lainnya. Selain bisa membuat berantakan kursi Anda, penumpang sebelah Anda bisa sangat terganggu karenanya. Jangan membawa buah yang terlalu matang dan mudah busuk. Bau menyengat akan mengganggu satu kabin pesawat dan memicu protes.

Jika ingin membawa makanan yang sedikit berat, Anda bisa membawakan pasta. Cukup direbus dan berikan garam untuk membuat rasanya menjadi lebih gurih.

Infografis Pemicu Tiket Pesawat Mahal & Taktik Turunkan Harga
Infografis Pemicu Tiket Pesawat Mahal & Taktik Turunkan Harga (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya