Liputan6.com, Jakarta - China akan membuka kursus kepribadian mulai tahun depan untuk mendidik para pria agar menjadi ayah yang lebih baik. Sebelumnya, pemerintah setempat juga mengadakan sekolah kebajikan untuk wanita di mana sempat diprotes.
Mengutip dari South Morning China, Selasa (25/10/2022), seorang seksolog di Cina mengajukan pertanyaan yang menarik pada sebuah seminar online untuk siswa selama akhir pekan.
"Adalah kebaikan untuk menghindarkan wanita dari pekerjaan yang melelahkan seperti shift malam. Itu seharusnya tidak dianggap sebagai ketidaksetaraan, bukan?" tanya Fang Gang, seorang seksolog dan sosiolog yang berbasis di Beijing dalam kursus pelatihan instruktur untuk kelas 'kepribadian pria' yang akan diadakan di tiga kota besar di China tahun depan.
Advertisement
Baca Juga
Langkah itu dilakukan beberapa tahun setelah 'kursus kepribadian perempuan' yang mendidik wanita untuk mematuhi laki-laki di negara itu, memicu kemarahan. Fang, seorang advokat kesetaraan gender yang terkenal, lalu meluncurkan program non-profit yang ditujukan khusus untuk para pria, yaitu mengajar pria untuk menjadi pasangan dan ayah yang lebih baik.
Dalam kursus kepribadian perempuan, fokus pendidikan adalah soal kebajikan tradisional perempuan dan menyuruh mereka untuk fokus pada keluarga dan menerima pekerjaan kasar. Sebaliknya, kelas "kepribadian laki-laki" yang dibuat Fang bertujuan untuk mengatasi stereotip dan mempromosikan keterlibatan laki-laki dalam keluarga dan tanggung jawab sosial.
"Banyak pria telah menunjukkan minat karena mereka melihat ini sebagai cara untuk mempererat pernikahan dan hubungan mereka dengan anak-anak mereka," kata Fang.
Â
Kesetaraan Gender
Para pria menunjukkan minat mengikuti sekolah kebajikan di tengah meningkatnya kesadaran publik tentang kesetaraan gender dalam beberapa tahun terakhir. "Setidaknya dari media dan wacana publik, saya lebih banyak melihat diskusi tentang isu gender dan refleksi tentang peran laki-laki," ujarnya.
Lewat program ini, mereka yang tertarik bergabung diminta untuk membentuk tim tiga orang dan bekerja sama di satu kota sebagai instruktur setelah menerima pelatihan dari Fang. Setelah menghadiri sesi pelatihan antara Oktober hingga Januari tahun depan, mereka harus memulai kelas di kota mereka sendiri dan mendaftarkan setidaknya 15 orang untuk setiap kelas.
Tujuh belas tim telah mendaftar sejak Fang mengumumkan rekrutmen pada pertengahan bulan lalu. Ia memilih tiga dari sejumlah pelamar setelah diwawancarai, yakni dari Shanghai, Shenzhen dan Chengdu. Ini merupakan kemajuan karena inisiatif serupa yang diluncurkan Fang pada 2015 gagal dilaksanakan lantaran hanya dapat dua pendaftar.
"Saya tidak menyangka banyak laki-laki yang mendaftar kali ini, tapi menurut saya ada orang yang memang ingin berubah dan berkembang. Makanya, kami memilih mulai dari kota-kota besar, yang kesadaran masyarakatnya lebih baik," jelasnya.
Â
Advertisement
Sekolah Kepribadian Perempuan
Beberapa tahun yang lalu banyak "sekolah kepribadian" untuk wanita bermunculan di seluruh China, mempromosikan pemikiran bias gender seperti mengajarkan bahwa wanita lebih rendah dari pria dan bahwa hidup tidak berakhir dengan baik bagi wanita karier. Keberadaan kursus itu memicu kemarahan publik dan banyak yang ditutup setelah liputan media yang luas.
Isu gender sejak itu tetap menjadi salah satu topik yang paling hangat dibahas di komunitas online China dan suara-suara yang berkembang untuk hak-hak perempuan terdengar, tetapi partisipasi dan dukungan dari laki-laki masih jarang.
Sementara di kelas "kepribadian laki-laki", siswa akan belajar bagaimana menjadi suami dan ayah yang baik. Salah satunya dengan bermain game seperti simulasi pengalaman nyeri persalinan, berbagi kisah hidup satu sama lain, menonton film dan bertukar pikiran setelahnya, kata Fang.
"Saya berharap dengan dipelopori oleh tim-tim dari tiga kota besar, kelas-kelas tersebut dapat menyebar ke kota-kota lapis kedua atau ketiga, dan akhirnya ke seluruh negeri," katanya.
Dari Falsafah Cina
Mengutip dari Britannica, kebajikan atau kekuatan moral dalam filsafat Cina merupakan kekuatan moral batin yang dengan melaluinya seseorang dapat secara positif memengaruhi orang lain. Meskipun istilah ini sering diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "kebajikan", bukan sekadar sifat atau kualitas manusia yang diinginkan seperti kebaikan.
Istilah ini secara etimologis terkait dengan "mendapatkan" atau "menggenggam". Karena itu, kebajikan seseorang adalah kekuatan karismatik yang memengaruhi orang lain seolah-olah dengan meraih mereka dan menimbulkan respons atau perubahan pikiran dan hati.
Konsep kebajikan memainkan peran penting dalam upacara sipil kekaisaran Cina. Kaisar, yang dianggap sebagai putra surga (tianzi), mengembangkan kebajikannya dengan melakukan ritual yang dirancang untuk mendamaikan surga (tian) dan dengan demikian mempertahankan mandat surgawi (tianming) untuk pemerintahannya.
Ketika Konfusius (551–479 SM) mengubah cita-cita aristokrat dan kekaisaran menjadi kebajikan pribadi, tianming dipahami sebagai jalan yang tepat dari kehidupan seseorang, dan menjadi kebajikan yang menular lewat keunggulan atau pembawaan yang dengannya pria (junzi) mempengaruhi orang lain menuju perilaku (ren) manusiawi, dengan demikian mempromosikan masyarakat manusia yang berkembang.
Advertisement