Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video viral menimbulkan kemarahan publik di China lantaran sepasang kekasih memaksa seorang bapak tua petugas kebersihan untuk berlutut di tanah. Bapak tua itu juga diminta untuk mohon ampun setelah secara tidak sengaja menyapu sampah ke mobil mewah mereka.
Insiden yang terjadi minggu lalu di Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang di China timur, menimbulkan kecaman setelah pasangan tersebut menolak untuk menerima penjelasan pekerja. Hal tersebut diungkap oleh seorang pejabat pemerintah daerah kepada Jiupai News. "Berlututlah atau kami akan memukulmu sampai mati," ucap pria dan wanita itu dalam video, dikutip dari Asia One, Jumat (18/11/2022).
Advertisement
Baca Juga
Pejabat pemerintah mengatakan pekerja itu terlalu takut untuk berdebat dan menuruti permintaan pasangan tersebut. Perusahaan sanitasi yang mempekerjakan bapak tersebut mengatakan telah menawarkan dukungan setelah insiden dan sedang berusaha mencari pemilik mobil untuk mendapatkan permintaan maaf.
Video petugas kebersihan berrompi oranye dengan sapu berlutut di depan mobil hitam telah dilihat lebih dari delapan juta kali di Douyin dan menimbulkan kemarahan publik yang besar di China. "Kita harus mengungkap keduanya dan mencari tahu siapa mereka dan mengapa mereka begitu sombong," tulis seseorang di Douyin, sebutan untuk aplikasi TikTok di China.
"Mereka mempermalukan petugas kebersihan hanya karena masalah sepele. Mereka tidak tahu hukum dan tidak memiliki moral. Mereka akan diberi pelajaran oleh masyarakat," komentar yang lain.
"Apakah mereka punya orangtua? Bagaimana mereka bisa tega membuat orang tua berlutut untuk mereka?” tanya seorang pengguna di Weibo.
Kejadian Serupa
Kasus-kasus pekerja berpenghasilan rendah yang diintimidasi oleh elit kaya di China telah menjadi sumber kemarahan yang umum karena semakin banyak kasus yang terekam dalam video dan diunggah secara online. Video viral dari tiga tahun lalu menangkap seorang wanita yang mengendarai mobil mewah menabrak mobil biasa ketika dia memutar balik.
Wanita itu menghentikan mobilnya, keluar dan menampar pengemudi laki-laki dari kendaraan lain sebelum mengatakan dia mengendarai "mobil pengemis". Pria itu menampar punggungnya.
Wanita itu kemudian didenda ratusan yuan oleh polisi lalu lintas, bukan karena penyerangan tersebut. Hal itu lantaran dia mengenakan topi bertepi lebar dan sepatu hak tinggi saat mengemudi.
Pada 2016, seorang pengemudi kurir di Beijing ditampar enam kali dan dilecehkan secara verbal oleh seorang pria berusia 57 tahun setelah becak listrik pekerja tersebut menggores sedikit mobil pria tersebut. Penyerang kemudian ditahan 10 hari karena "memicu pertengkaran dan membuat masalah" setelah publik bereaksi.
Advertisement
Empat Malam di Toilet
Kisah lainnya tak kalah sedih yaitu tentang petugas kebersihan di Shanghai, China. Ia menghabiskan empat malam berturut-turut tidur di toilet umum. Hal itu lantaran memastikan fasilitas tersebut tetap berfungsi untuk kompleks perumahan yang terkunci dengan banyak flat yang tidak memiliki kamar mandi pribadi.
Majikan Li Chunqiao, Shanghai Yangpu Environment Development Co., mengatakan dia tertangkap kamera saat bekerja dan harus tidur di toilet dari 17 hingga 21 Maret 2022. Saat itu kompleks tersebut dikunci setelah pihak berwenang menemukan kasus virus corona di kompleks perumahan, dilansir dari AsiaOne, Sabtu, 2 April 2022.
Dua bangunan di kompleks dibangun tanpa kamar mandi pribadi pada era 1950-an. Sebab itu, penduduk bergantung pada kamar kecil umum. "Sebab penghuni tidak bisa meninggalkan flat mereka, lebih banyak orang harus menggunakan kamar kecil ini. Banyak juga tenaga medis dan relawan yang menggunakan fasilitas tersebut," ujarnya.
Li mengatakan ia mendisinfeksi toilet setiap 30 menit. Kegiatan tersebut ia lakukan saat toilet buka antara pukul lima pagi hingga pukul 10 malam.
Memerangi COVID
Sementara Li memutuskan dirinya memiliki peran penting untuk perjuangan China melawan Covid-19. Situasinya menyebabkan kecemasan signifikan, dia dibandingkan dengan "merasa seperti sebuah batu besar sedang duduk di dada".
Li sangat bergantung pada rekan-rekannya dan penduduk setempat untuk mendapatkan makanan. Saat malam hari, dia tidur dengan pakaiannya di kursi malas yang dikirim rekan-rekannya.
Mereka ikut membawakannya selimut, jas hazmat, dan perlengkapan pelindung lainnya. Ketika hujan, ia terpaksa harus menyalakan obat nyamuk.
"Hujan deras dan bau aneh di udara pada malam hari, jadi saya harus menyalakan obat nyamuk bakar. Saya tidak bisa tidur pada malam pertama karena dingin, dan saya merasa aneh," sebutnya, "Tetapi kemudian saya menyadari seseorang harus bertugas.”
Sejak awal Maret 2022, Shanghai memerangi wabah Covid-19 terburuknya, yang didorong oleh varian Omicron. Pada Rabu, 26 Maret 2022, dilaporkan terjadi lebih dari 5.600 kasus lokal baru, sekitar 5.300 di antaranya tak menunjukkan gejala.
Advertisement