Liputan6.com, Jakarta - SM Entertainment menambah daftar panjang pelaku industri K-pop yang berkomitmen mengikuti tren gerakan lebih ramah lingkungan. Pihaknya berjanji membantu upaya "mengatasi krisis iklim dan memastikan kelestarian lingkungan" yang dilakukan dengan bekerja sama dengan artis dan penggemar internasional mereka.
Langkah pertamanya, dikutip dari Korea Times, Senin (2/1/2023), adalah menanam pohon, menurut pendiri dan produser eksekutif agensi itu, Lee Soo Man. Ia berkata, "Sebuah lagu bisa mengubah hidup seseorang. Dengan cara yang sama, satu pohon bisa mengubah dunia," dalam SM Sustainability Forum yang berlangsung online, Minggu, 1 Januari 2023.
Advertisement
Baca Juga
Ini adalah pertama kali perusahaan hiburan Korea menyelenggarakan acara semacam itu, yang disiarkan langsung ke sekitar 470 ribu orang di 105 negara di YouTube. "Menanam pohon dapat mengurangi emisi karbon dan mencegah deforestasi," jelasnya.
"Jadi, gerakan penanaman pohon yang dipimpin K-pop dan hallyu (istilah gelombang budaya pop Korea) dapat jadi katalis untuk masa depan baru yang lebih baik," Lee menyebut. "Pada 2021, Mongolia mengumumkan akan menanam 1 miliar pohon pada 2030 dan Arab Saudi akan melakukannya (demi) mencapai emisi net-zero pada 2050, menanam 50 miliar pohon."
"Jika festival K-pop bergabung dengan inisiatif ini, kami dapat membawa fandom dan kaum muda ke wilayah ini. Jika lebih banyak orang secara sukarela mengambil bagian dalam gerakan ini, ini akan meningkatkan misi kami dalam menyelamatkan Bumi kita, membuatnya lebih hijau," ia menuturkan.
Lee menambahkan bahwa ia ingin berkontribusi untuk membangun "kota baru yang futuristik," di mana keberlanjutan dan kemanusiaan hidup berdampingan, dengan bantuan penggemar musik dan warga dunia.
Awal Baru
"Pohon akan menandai awal yang baru," tegas Lee. "Kota masa depan kita akan jadi kota hiburan pintar yang didorong aktivitas kreatif para prosumer, gabungan dari kata 'produser' dan 'konsumen,' dan kreator di seluruh dunia, di mana metaverse virtual dan fisik hidup berdampingan."
"Saya ingin berperan dalam membangun kota seperti itu dan membuat ekosistem budaya berdasarkan keberlanjutan dan kemanusiaan," imbuhnya.
Dua profesor sosiologi di Pennsylvania State University: Sam Richards dan Laurie Mulvey, muncul dalam sebuah video sebagai pembicara forum dan menggarisbawahi bahwa Korea, tempat kelahiran hallyu, dapat berperan lebih besar dalam memerangi tantangan krisis iklim.
"Hiburan Korea dapat secara langsung berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan dengan memprioritaskan cerita dan tema yang berfokus pada energi terbarukan atau kelahiran kembali ekosistem yang dinamis," kata Mulvey. "Korea yang telah menarik perhatian orang di seluruh dunia (dengan konten budayanya), dapat jadi model bagi seluruh dunia."
Â
Advertisement
Mengingat Pentingnya Keanekaragaman Hayati
Richards menguraikan, "Orang-orang yang berkuasa pertama-tama harus membayangkan strategi baru yang beroperasi di dalam dan di seluruh industri berbeda. Kemudian, warga negara harus mempraktikkan istilah-istilah ini untuk mendukung penerapan perubahan sistemik yang lebih besar."
"Orang-orang harus bekerja sama secara langsung karena inovasi dan implementasi yang berhasil dibangun di atas keragaman pemikiran," sambungnya.
Choe Jae-chun, seorang profesor ilmu lingkungan terkemuka di Ewha Womans University, mengatakan bahwa ia yakin proyek penanaman pohon SM dapat berdampak besar pada ibu Bumi.
"Korea berhasil mengubah gunung gundul jadi hutan yang subur dan hijau dalam setengah abad," kata Choe. "Jika SM memimpin penanaman pohon, penggemar global akan mengikuti. Seberapa besar dampak 'penanaman K-pop' ini?"
"Penanaman pohon adalah cara transisi ekologis yang baik yang dapat menyelaraskan kembali hubungan manusia dengan alam. Saya hanya berharap SM tetap mengingat pentingnya keanekaragaman hayati saat menanam pohon," ia menambahkan.
Â
Komentar Suho EXO
Di kesempatan itu, Suho, leader EXO yang memulai debutnya di bawah SM pada 2012, juga mengungkap kegembiraan atas proyek ramah lingkungan SM. Ia jadi salah satu panelis diskusi yang dipimpin Dafna Zur, seorang profesor di departemen Bahasa dan Budaya Asia Timur di Stanford University.
"Awalnya saya terhenyak mendengar festival penanaman pohon yang tidak pernah terlintas di benak saya sebelumnya," katanya. "Tapi di satu sisi, itu akan jadi festival paling spesial dan bermakna dalam hidup saya. Saya seorang bintang K-pop, tapi saya juga orang yang merasakan dampak langsung dari perubahan iklim."
"Planet yang sehat adalah prasyarat untuk K- pop. Saya telah berjuang untuk jadi pengaruh yang baik dan positif bagi penggemar kami," kata pelantun lagu Grey Suit itu. "Jadi, saya harap penggemar EXO juga dapat memahami pentingnya membuat planet kita berkelanjutan dan menyatukan pikiran kita dengan membuat perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari."
Setelah forum selesai, SM menggelar konser online bertajuk "SMTOWN LIVE 2023 : SMCU PALACE@KWANGYA" secara gratis untuk merayakan tahun baru. Pembukaan acara adalah video musik The Cure, rilisan baru dari artis SM yang berpusat pada tema kelestarian lingkungan.
Dari BoA, NCT, hingga aespa, sejumlah penyanyi di bawah naungan SM naik panggung. GOT the beat, sebuah grup proyek perempuan yang terdiri dari tujuh penyanyi wanita SM, juga menampilkan lagu barunya, Stamp On It. Ini akan dimasukkan dalam mini album pertama mereka yang akan rilis pada 16 Januari 2023.
Advertisement