Liputan6.com, Jakarta - Langkah Laksmi Deneefe di ajang Miss Universe 2022 tak mulus. Namun, apresiasi tetap perlu diberikan atas usahanya di kontes kecantikan itu, terutama dengan penampilannya saat percaya diri berkebaya menghadiri welcome reception yang digelar oleh Wali Kota New Orleans pada Senin malam, 9 Januari 2023, di Gallier Hall, New Orleans, Louisiana.
Kebaya itu dirancang dan dibuat langsung oleh Intan Avantie. Sang desainer menamainya sebagai kebaya Djiwa Raga. Ia beralasan ingin memperlihatkan jiwa yang bersinar dalam sebuah raga lewat kebaya itu. "Sehingga saat segala sesuatu dibawakan dengan penjiwaan yang baik maka raga juga akan menyatu dengan sosok pembawanya," tuturnya ketika dihubungi oleh Liputan6.com pada Jumat, 13 Januari 2023.
Â
Advertisement
Baca Juga
Desain kebaya itu, kata Intan, disesuaikan dengan karakter Laksmi agar pada saat memakainya, ia bisa lebih percaya diri dan auranya keluar alami. Intan ingin menampilkan desain yang simple elegance tetapi sesuai kultur Indonesia.
Hal itu diwujudkannya lewat potongan asimetris berenda yang dipadukan dengan ikat pinggang hitam sebagai ciri khas kebaya Bali. Ia memadankannya dengan kain batik prada bali.
"Asimetris adalah gaya khas yang biasa kami buat, maka kali ini pun ingin menampilkan gaya asimetris yang dinamis, dan tentunya tetap luwes saat dikenakan Laksmi," Intan menjelaskan lewat surel.
Sementara, warna merah pada kebaya dipilih sendiri oleh Laksmi karenan ingin terlihat lebih menonjol pada ajang Miss Universe 2022. Dia mengatakan tampilan kebaya tersebut akan menjadi sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan yang ingin ditampilkan dalam koleksi ini.
Tantangan dalam Pembuatan
Intan mengaku dihubungi pihak Yayasan Puteri Indonesia untuk membuat kebaya yang akan dipakai Laksmi di Miss Universe. Menurut Intan, tantangan utama dalam proses pembuatan kebaya itu adalah jarak. Ia berbasis di Semarang, Jawa Tengah, sedangkan Laksmi tinggal di Bali. Ia pun tak bisa mengukur tubuh Laksmi secara langsung.
"Kami hanya menerima tabel ukuran dari pihak Yayasan Puteri Indonesia, seperti tahun sebelumnya. Lokasi kami yang sangat berjauhan ini juga selalu menjadi tantangan tersendiri dan fitting dilakukan pada  saat proses press conference," ungkap Intan.
Intan memakan waktu kurang lebih dua bulan untuk membuat kebaya itu. Pihaknya hanya bermodal yakin untuk bisa menyelesaikan pembuatannya.
Namun, Intan tetap menjalankannya dengan profesional karena bukan kali pertamanya membuat kebaya tanpa pengukuran langsung. Di samping itu, Laksmi disebutnya selalu kooperatif dalam setiap proses sehingga semuanya bisa berjalan dengan lancar dan baik.
Advertisement
Penerus Ibu
Ketika ditanya perasaan untuk menjadi penerus sang ibu, Anne Avantie, Intan mengaku bahagia bisa mengambil peran dalam rekam jejak kontes kecantikan indonesia.
"Ibu saya adalah sosok legenda tak tergantikan dan kini izinkan saya hadir untuk sedikit mengambil peran dalam rekam jejak dunia pageant Indonesia, melalui balutan kebaya anak bangsa untuk Puteri Indonesia," imbuhnya.
Menurutnya, regenerasi menjadi sebuah tongkat estafet yang diberikan oleh para pendahulu untuk melanjutkan sebuah karya dan melanjutkan nafas baru dalam intuisi seni Indonesia. Baginya, menjadi seorang desainer saat ini bukanlah sebuah profesi tetapi seni yang dilanjutkan menjadi hobi. "Maka, saya hanya mengikuti aliran air membawa saya," kata Intan.
Intan Avantie juga tak asing dengan Yayasan Puteri Indonesia. Ia ikut terlibat selama ibunya masih aktif merancang kebaya untuk Puteri Indonesia selama 14 tahun. Selama itu pula, menjadi tradisi bagi Puteri Indonesia yang akan melenggang ke kontes kecantikan di luar negeri, pihaknya diminta untuk menyiapkan satu set kebaya etnik Indonesia.
Harapan Buat Laksmi
Puteri Indonesia 2022, Laksmi DeNeefe, gagal melangkah ke babak 16 besar Miss Universe. Dari Asia Tenggara, hanya wakil dari Laos yang lolos ke babak semifinal. Bahkan di 3 besar, tidak ada satu pun wakil Asia yang bertahan.
Laksmi telah bertolak ke Amerika Serikat sejak akhir bulan Desember 2022 dan mempersiapkan diri selama kurang lebih tujuh bulan agar siap berjuang di ajang dunia tersebut. Merujuk pada unggahan media sosial, baik di akun pribadi Laksmi maupun Puteri Indonesia, kepergiannya dilepas dengan penuh haru dan harap oleh semua orang.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih untuk masyarakat Indonesia yang sudah mendukungnya dari awal. Intan Avantie pun menyemangati Laksmi setelah kontes tersebut selesai tanpa membawa gelar. "Maturnuwun Laksmi, perjuanganmu goreskan kenangan yang tidak terlupakan," ungkap Intan.Â
Harapan Intan, sesuai dengan namanya yang berarti keindahan, kedepannya Laksmi dapat memberikan keindahan yang terus bersinar dimanapun ditempatkan. "Dan menjadi terang sekecil apapun sinarnya. Sebuah dampak kebaikan yang Laksmi buat, akan senantiasa menggetarkan banyak kebaikan lain di sekitarnya," tutup Intan.Â
Â
Advertisement