Brand Kopi Asal Yogyakarta Mejeng di Swiss Selama Pekan WEF 2023

Brand kopi Yogyakarta, Space Roastery, memboyong sejumlah menu andalannya ke Swiss selama pekan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023.

oleh Asnida Riani diperbarui 27 Jan 2023, 21:02 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2023, 21:02 WIB
WEF 2023
Brand kopi asal Yogyakarta, yang merupakan mitra usaha GoTo, Space Roastery, unjuk gigi di Davos, Swiss selama pekan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023. (dok. Space Roastery)

Liputan6.com, Jakarta - Brand kopi sekaligus rumah sangrai asal Yogyakarta, Space Roastery, baru saja memperkenalkan kopi Indonesia pada para delegasi negara peserta World Economic Forum (WEF) 2023, pekan lalu, di Davos, Swiss. Kesempatan ini mereka peroleh atas kerja sama dengan GoTo, ekosistem digital yang menaungi Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial (GTF).

Dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Jumat (27/1/2023), GoTo jadi salah satu mitra pemerintah Indonesia untuk turut berpartisipasi kembali pada Paviliun Indonesia dengan memboyong perwakilan mitra usaha mereka, Space Roastery.

Paviliun Indonesia merupakan inisiatif pemerintah Indonesia yang diselenggarakan di pekan WEF 2023 yang berlangsung  pada 16--20 Januari 2023. Momen ini disebut jadi aksi nyata komitmen mereka dalam memberdayakan dan mendorong kemajuan UMKM lokal.

Hal itu juga sebagai upaya mendukung agenda global pemerintah Indonesia dalam mendorong hilirisasi industri dalam rangka pemerataan investasi hingga ke daerah. Di kesempatan itu, Space Roastery memboyong menu andalan mereka, yakni Gayo Apple Cider yang disuguhkan dalam drip coffee. Selain itu, pihaknya menyajikan menu favorit pelanggan Indonesia, seperti Halu Pink Banana dari Jawa Barat, Fine Robusta asal Temanggung, The Forbidden Fruit dari Jawa Barat dan Gunung Prau, serta kopi gula kelapa.

Co-founder Space Roastery, William Christiansen, mengatakan, "Kami sangat berterima kasih pada GoTo yang telah memberi kesempatan luar biasa pada Space Roastery untuk dapat tampil dan memperkenalkan kopi bercita rasa khas Indonesia pada delegasi internasional WEF 2023 di Paviliun Indonesia."

 

Solusi Bisnis Digital

Kopi Indonesia
Brand kopi asal Yogyakarta, yang merupakan mitra usaha GoTo, Space Roastery, unjuk gigi di Davos, Swiss selama pekan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023. (dok. Space Roastery)

William mengatakan, "Solusi bisnis digital yang Space Roastery manfaatkan dari ekosistem GoTo mampu berdampak positif bagi bisnis kami dengan berhasil meningkatkan penjualan hingga 143 persen pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya."

"Selain itu, Space Roastery juga mampu menyerap tenaga kerja dengan memberdayakan sekitar 60 karyawan dan rata-rata setiap bulannya di 2022, kami berhasil menjual satu juta gelas kopi," imbuhnya.

Space Roastery terpilih jadi perwakilan mitra usaha GoTo berkat kegigihannya membangun bisnis dan menghadapi masa-masa sulit ketika pandemi dengan memanfaatkan solusi bisnis digital dari ekosistem GoTo. Sejak awal berbisnis, pihaknya telah memanfaatkan platform Tokopedia untuk berjualan online.

Selain Tokopedia, Space Roastery turut memanfaatkan layanan GoFood untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Tidak berhenti di situ, jenama kopi lokal yang juga punya kedai kopi di Yogyakarta ini juga menggunakan berbagai solusi bisnis lain dalam ekosistem GoTo, seperti GoBiz, MOKA, dan Midtrans untuk efisiensi operasional bisnis pihaknya.

Berkenalan dengan Space Roastery

Kopi Indonesia
Brand kopi asal Yogyakarta, yang merupakan mitra usaha GoTo, Space Roastery, unjuk gigi di Davos, Swiss selama pekan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023. (dok. Space Roastery)

Space Roastery eksis sejak 2016, dengan berdirinya rumah sangrai mereka karena William Christiansen dan co-founder lainnya, Elvan Wenas, cukup gelisah dengan cita rasa kopi Indonesia. Mengutip situs webnya, mereka menulis, "Kebiasaan kami meminum kopi sudah dimulai sejak cukup lama sejak saat kami masih menjadi pelajar di luar negeri."

"Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, kami selalu menyempatkan diri mengunjungi coffee shop di dekat apartemen dan memesan Americano," sambung keduanya. "Jujur saja, saat itu kami lebih tertarik dengan aroma kopi yang diseduh dan bau dari coffee shop."

"Awalnya, kami bahkan tidak suka dengan rasa kopi hitam yang kami pesan, tapi aroma dan efek yang ditimbulkan kopi lah yang membuat kami selalu datang kembali," kata mereka lagi.

Keduanya mengaku menemukan kejanggalan ketika kembali tinggal di Indonesia. "Di negara yang merupakan penghasil salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, kami kesusahan mendapatkan kopi berkualitas yang selalu kami konsumsi saat kami masih di luar negeri," tuturnya.

Berapa Harganya?

Kopi Indonesia
Brand kopi asal Yogyakarta, yang merupakan mitra usaha GoTo, Space Roastery, unjuk gigi di Davos, Swiss selama pekan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023. (dok. Space Roastery)

William dan Elvan menyambung, "Kami sudah mencoba beberapa alternatif, kopi dari supermarket? Kebanyakan sudah tidak fresh. Starbucks? Terlalu hambar dan mahal. Roastery lokal? Hasilnya tidak konsisten dan kopinya susah didapatkan. Yang kami dapatkan justru customer service yang buruk."

"Sampai ada di satu titik di mana kami akhirnya memutuskan memulai roasting kopi sendiri, dengan berbekal pengalaman ngopi, deep research, dan banyak membaca, kami berhasil," sebut mereka.

"Selang beberapa bulan, ternyata banyak yang menyukai kopi kami, dan beberapa dari mereka bahkan menanyakan apakah kami menjualnya. Dari situlah kami mulai mengkomersialkan kopi kami dengan nama Space Roastery," keduanya mengatakan.

"Kami punya komitmen di mana semua kopi yang kami produksi adalah kopi yang fresh dari biji yang berkualitas," tandas mereka.

Di situs webnya, mereka membedakan kopi yang dijual ke dalam tiga kategori: blend, single origin, dan edisi perilisan terbatas. Harga produk yang stoknya masih ada, berkisar antara Rp75 ribu hingga Rp290 ribu.

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona
Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya