Mengenal Excelsa, Varietas Kopi Indonesia yang Kerap Disangka Robusta

Dari segi rasa, kopi excelsa dinilai mendekati varietas arabika, tapi dari karakter panennya, kopi jenis itu mirip dengan robusta.

oleh Dinny Mutiah Diperbarui 03 Mar 2025, 03:01 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 03:01 WIB
Mengenal Excelsa, Varietas Kopi Indonesia yang Kerap Disangka Robusta
Biji kopi excelsa. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Selain arabika, robusta, dan liberica, ternyata Indonesia masih memiliki satu varietas kopi unik yang jarang dilirik. Namanya excelsa. Namun, banyak orang menyebutnya dengan nama lain.

"Orang bilang ada kopi Afrika. Ada yang kopi buhun, ada kopi nangka," kata Rainaldi, petani kopi sekaligus ahli pemroses kopi excelsa, ditemui di sela Media Briefing Tokopedia dan ShopTokopedia Dukung Pelaku Usaha Kopi lewat #SatuDalamKopi di Jakarta, Jumat, 28 Februari 2025.

Salah satu kebunnya berlokasi di daerah Sukatani, Rancakalong, Sumedang. Pohon excelsa yang ditemui tinggi-tinggi, usianya bahkan ada yang sudah mencapai 140 tahun. Menurut Rai, biasa dipanggil, itu bukti bahwa varietas kopi tersebut mudah ditanam, tetapi persoalannya tidak mudah mengolahnya.

Menurut dia, sekitar 10 tahun lalu, banyak orang yang menyangka kopi excelsa sebagai kopi robusta. Hal itu lantaran karakter panen keduanya mirip.

"Kita bicara Jawa Barat ya, April sampai dengan Juli itu panen arabika. Ketika arabika sudah selesai, robusta tuh mulai panen nih di bulan Agustus--September. Nah, karakteristik excelsa itu mirip, jadi masa panennya sama dengan robusta, sehingga orang yang memiliki pohon-pohon excelsa, hasil panennya itu dijual sebagai kopi robusta," terang Rai.

Menurut Rai, petani kopi excelsa belakangan sadar bahwa kopi mereka berbeda dari robusta. Tapi, mereka tetap menjualnya sebagai robusta karena keuntungan yang didapat. Harga kopi robusta yang naiknya luar biasa dalam dua tahun terakhir membuat petani excelsa kecipratan.

"Cuman apabila si pengolah kopi robusta tahu itu kopinya excelsa, mereka rugi sebetulnya karena rendemannya rendah. Sekarang tuh mereka udah mulai tahu. Si pengolah kopi robusta (akhirnya wanti-wanti), 'hati-hati, jangan sampai kita kedapatan kopi excelsa'," ujarnya.

 

Rasa Mendekati Arabika

Mengenal Excelsa, Varietas Kopi Indonesia yang Kerap Disangka Robusta
Barista Ryan Wibawa. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)... Selengkapnya

Menurut Rai, situasi itu sebenarnya momentum yang tepat untuk memperkenalkan excelsa dengan lebih masif ke pasar. Salah satunya dengan mengenalkan proses pengolahan yang tepat agar rasa dan aroma kopi excelsa menjadi lebih maksimal. "Irisan rasanya dekat ke arabika," kata Rai.

Rasa itu pula yang dicari Ryan Wibawa saat bertanding di World Brewers Cup 2024 di Amerika Serikat hingga memenangkan juara 3. Ia membawa tiga jenis biji kopi, yaitu kopi Panama, kopi Kolombia, dan kopi excelsa dari Sukawangi, Sumedang. Ketiga biji kopi itu dinilai mampu merepresentasikan tema Bhineka Tunggal Ika yang dibawakannya.

"Tiga kopi ini punya karakter berbeda dan proses pasca-panen berbeda, dan background origin yang berbeda semua. Dari karakter semua yang berbeda, dengan proses blending dan roaster yang tepat, bisa beri hasil yang enak," katanya.

Menurut Ryan, kopi excelsa adalah puzzle yang hilang. Karakter manis yang dimilikinya mampu membuat karakter kopi yang lain berubah. "Kalau arabika buah-buahan, fruitynya muncul dengan asam yang kuat. Tapi ketika dicampur excelsa, karakter asam fruity-nya berubah jadi karakter fruity yang matang," ia menjelaskan.

"Misal, dapat rasa orange lebih ke asam, setelah di-mix dengan excelsa jadi mandarin orange," imbuhnya.

Membuat Harga Excelsa Lebih Bersaing

Mengenal Excelsa, Varietas Kopi Indonesia yang Kerap Disangka Robusta
Ceri kopi excelsa. (dok. Tokopedia)... Selengkapnya

Ryan menyatakan rasa manis kopi excelsa membuatnya terasa lebih ringan di lidah. Ia pun merekomendasikan jenis kopi tersebut bagi peminum kopi awam atau mereka yang tak suka dengan rasa pahit kopi yang dominan. "Pakai excelsa, aroma kuat karakternya light, lebih kayak minum teh," katanya.

Ia juga menyebut rasa excelsa Sumedangnya tak kalah dari kopi robusta specialty dari Kolombia yang dikenal sebagai kopi Eugenioides. Kopi tersebut banyak dicari barista dan berharga tinggi. Dengan begitu, ia yakin kopi excelsa sebenarnya bisa bersaing dari segi harga dengan kopi robusta.

"Kualitasnya bisa di-push, nggak cuma jadi kopi Robusta misalkan gitu karena rasa flavornya akan lebih kompleks. Tapi karena memang nggak ada exposurenya, ya belum ada yang mengapresiasi, dalam artian harganya bisa kompetitif," katanya.

Harapannya juga serupa dengan Rai. Ia mengajak para petani untuk bersama-sama mengolah kopi excelsa lebih serius agar harga yang didapat bisa mengikuti. Karena irisan rasanya dekat dengan arabika, ia berharap harganya bisa hampir disejajarkan dengan kopi arabika.

"Mungkin kita pelan-pelan lah karena target saya sih sebetulnya enggak pengen harganya melebihi kopi arabika. Istilahnya, biar teman-teman yang nge-brewing yang merasakan itu, tahu dulu Excelsa tuh beda sama arabika," ujarnya.

Petani Kopi Excelsa Perlu Dibantu

Mengenal Excelsa, Varietas Kopi Indonesia yang Kerap Disangka Robusta
Varietas kopi excelsa. (dok. Tokopedia)... Selengkapnya

Rai juga meminta dukungan dari para pemangku kepentingan untuk para petani excelsa yang didominasi pemilik kebun rakyat. Utamanya soal kepastian pasar dan proses budidayanya.

"Misalnya, ada knowledge perawatannya yang di-share dari teman-teman yang memiliki regulasinya. Saya pikir bisa sih. Jadi, targetnya bukan target jangka pendek. Kalau mau ini, harus target jangka panjang, karena kalau nanam sekarang pun, ya kita bisa menikmati hasilnya kan baru tiga sampai lima tahun," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Gandjar Yudniarsa, menyampaikan bahwa sebagai salah satu komoditas unggulan Jawa Barat, kopi excelsa yang dibudidayakan para petani di Kabupaten Sumedang mulai mendunia. Pihaknya juga merespons positif dukungan Tokopedia terkait pemasaran produk.

"Kerja sama Disbun Jabar dengan Tokopedia dan ShopTokopedia akan berdampak positif terhadap petani kopi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi biji kopi excelsa, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian petani kopi dan mendukung pembangunan perkebunan yang berkelanjutan di Jawa Barat," kata Gandjar.

Sejauh ini, ia mengklaim tingkat produksi kopi di Jawa Barat meningkat meski secara global, jumlahnya menurun karena terdampak krisis iklim. Harga kopi pun cenderung stabil.

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona
Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya