Liputan6.com, Jakarta - Ancaman resesi global tengah menghantui dunia. Terkait hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan bahwa Indonesia masih dalam posisi yang lebih baik.
"Indonesia tahun lalu tumbuh tertinggi dalam 10 tahun terakhir dibandingkan dengan negara-negara lain, kita patut bersyukur. Tahun ini juga diprediksi akan bertumbuh di atas 5 persen di tengah ancaman resesi," kata Sandiaga Uno dalam " kata Sandiaga Uno dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 20 Februari 2023.
Advertisement
Kendati demikian, Sandiaga Uno menambahkan Indonesia harus tetap waspada karena pasar ekspor kemungkinan ada kelesuan. "Juga wisatawan mancanegara harus berpikir ulang dengan biaya perjalanan yang tinggi," lanjutnya.
Sandi, begitu ia akrab disapa, menyebut, "Tapi kita sangat-sangat optimis semua target yang diberikan kepada kita, baik kunjungan wisatawan mancanegara 7,4 juta, pergerakan wisatawan nusantara 1,4 miliar pergerakan ini semua bisa tercapai tentunya dengan kerja keras dan kebersamaan kita."
Di sisi lain, Kementerian Keuangan juga menahan anggaran jalan-jalan kementerian dan lembaga sebagai upaya mengantisipasi resesi. Mengenai hal tersebut, Sandi menjelaskan bahwa pihaknya menerapkan optimalisasi dan kolaborasi.
"Memang sudah ditahan dari awal, namanya automatic adjustment, tapi ini saya harap nanti akan dilepas di pertengahan tahun seiring dengan terserapnya anggaran dengan program-program kita," terangnya.
Sandiaga Uno menambahkan, "Mungkin kita bebankan lebih banyak di awal tahun, ini yang kita harapkan bisa terjadi sehingga nanti untuk review di semester kedua, mungkin anggaran yang ditahan itu bisa secara perlahan bisa di-release."
Program AKSES
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga meluncurkan program AKSES atau Akselerasi Keuangan Syariah Ekonomi Kreatif dan Pariwisata 2023. Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa menyampaikan program ini bekerja sama dengan LBS Urun Dana.
"LBS Urun Dana akan mengkurasi dan melakukan pembinaan mulai dari awal sampai nanti mereka bertemu dengan calon investor, untuk mempermudah sebenarnya kenapa kita kerja sama dengan DKI Jakarta bisa mengusulkan, jadi kita tidak mulai dari awal karena sudah ada banyak binaan dari DKI," terangnya wanita yang akrab disapa Kiki ini.
Kiki menjelaskan, "Ini mudah-mudahan setelah DKI kita bisa berkembang ke tempat lain, nanti mereka punya program sendiri kita melakukan pendampingan saja, baik dari Dinas UMKM dan kami dari Kemenparekraf itu sampai dengan mendapatkan modalnya."
Dikutip dari laman resminya, LBS Urun Dana adalah perusahaan penyelenggara layan urun dana efek (securities crowdfunding) sebagaimana diatur pada POJK 57/2020. "LBS fokus hanya memilih bisnis HALAL sehingga diharapkan hasilnya BERKAH dengan Akad-akad yang SYAR'I. Dalam pengamalan kegiatan usahanya, InsyaAllah LBS didukung oleh insan muslimin yang AMANAH dalam melaksanakan kewajibannya, JUJUR dalam berkata dan bertindak sehingga menjadi Lembaga KEPERCAYAAN bagi pemodal dan penerbit," bunyi keterangan tersebut.
Advertisement
Sektor Panen Cuan
Dikutip dari Bisnis Liputan6.com, Pengamat Ekonomi Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita memperkirakan, terjadinya resesi global justru akan memberikan keuntungan bagi Indonesia untuk beberapa sisi. Khususnya bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan tambang.
Ronny menilai, sektor pariwisata bakal diuntungkan dengan pelemahan nilai tukar rupiah. "Ongkos berpariwisata ke Indonesia menjadi murah bagi turis asing karena nilai rupiah murah," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (20/2/2023).
Sementara untuk sektor tambang, para pelaku industri di bidang tersebut juga akan diberkahi harga komoditas sumber daya alam (SDA) yang alami kenaikan. Terlebih, Indonesia punya kekayaan mineral yang kini banyak diincar untuk komponen kendaraan listrik.
"Sektor tambang, terutama untuk komoditas SDA, akan diuntungkan karena harga komoditas global yang tinggi," imbuh Ronny.
Kendati begitu, Ronny turut memberi catatan pada kedua sektor tersebut. Untuk pariwisata, ia meminta pemerintah bisa lebih atraktif untuk menggaet turis asing ke berbagai destinasi di Tanah Air, bukan hanya Bali.
Promosi
Menurut dia, promosi wisata ke Indonesia tidak cukup hanya sekadar membuat event berskala internasional semisal MotoGP Mandalika atau F1 Powerboat Danau Toba saja. Tapi, butuh pengembangan ekosistem pariwisata berkelanjutan selepas acara.
"Saya belum melihat progres positif dari event seperti GP Mandalika. Sementara Lombok masih bagus karena ekosistemnya telah terbentuk dan dekat dengan Bali," ungkapnya.
Sedangkan untuk sektor pertambangan, ia juga menyoroti program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah. Dia mengatakan, hilirisasi secara teknis sering merugikan perusahaan tambang lantaran harga jual di dalam negeri sangat rendah dibanding harga internasional.
"Masalahnya, pengusaha smelternya biasanya PMA (penanaman modal asing), rerata dari China untuk nikel. Jadi yang untung dua kali adalah PMA China karena mereka mendapat bahan baku dengan harga lokal, tapi menjual hasil olahan nikel yang sudah punya nilai tambah dengan harga tinggi," tuturnya.
Ronny menyebut, Indonesia sejauh ini terhitung aman dari ancaman resesi. Namun, ia tidak memungkiri NKRI bakal ikut terkena dampak pertumbuhan minus ekonomi dunia.
"Soal potensi ekonomi RI ambruk, saya kira belum sejauh itulah ya. Tapi setidaknya akan ada tekanan ekonomi yang lumayan tinggi dari ancaman resesi global dan pengetatan suku bunga The Fed," kata Ronny.
Advertisement