Bitcoin Tertekan di Tengah Bayang-Bayang Resesi

Kepala kebijakan kripto dan AI di Gedung Putih, David Sacks, mengatakan dalam unggahan X pada 10 April bahwa ini adalah "waktunya untuk memangkas suku bunga".

oleh Tira Santia Diperbarui 12 Apr 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 09:00 WIB
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti kripto Markus Thielen, memprediksi peluang harga jangka panjang untuk Bitcoin mungkin akan muncul, namun bisa menghadapi tekanan jangka pendek akibat kekhawatiran resesi.

Mungkin terlalu dini bagi para pendukung Bitcoin untuk mulai bersikap optimis terhadap dampak jangka panjang dari potensi resesi terhadap harga Bitcoin.

Dalam laporan pasar tanggal 11 April, Thielen mengatakan bahwa selisih kredit (credit spreads) terus melebar, yang mengindikasikan bahwa kekhawatiran akan resesi mungkin semakin meresap ke dalam perekonomian.

"Berharap adanya impuls bullish saat ini masih terlalu dini," katanya.

Bitcoin mungkin menghadapi tekanan jangka pendek.

Meskipun dampak jangka panjang dari resesi bisa menjadi sentimen positif untuk Bitcoin karena pelonggaran moneter yang biasanya menyusul setelah pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS — Thielen memperingatkan bahwa Bitcoin mungkin akan menghadapi hambatan sebelum memperoleh momentum kenaikan.

"Biasanya, Bitcoin justru mengalami penurunan saat China melakukan devaluasi atau ketika The Fed memangkas suku bunga, karena pemangkasan pertama mungkin tidak terlalu berdampak dan juga mengonfirmasi lemahnya kondisi ekonomi," kata Thielen dikutip dari Cointelegraph.com, Sabtu (12/4/2025).

Kepala kebijakan kripto dan AI di Gedung Putih, David Sacks, mengatakan dalam unggahan X pada 10 April bahwa ini adalah "waktunya untuk memangkas suku bunga" setelah Indeks Harga Konsumen Inti (CPI) naik 2,8% secara tahunan untuk bulan Maret, angka terendah sejak Maret 2021.

Alat FedWatch milik CME Group menunjukkan kemungkinan sebesar 64,8% bahwa tidak akan ada pemangkasan suku bunga dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada bulan Mei.

 

Butuh Waktu Buat Pulih

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Para trader biasanya melihat pemangkasan suku bunga dan ekspansi suplai uang sebagai faktor yang berdampak positif terhadap harga aset, terutama Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.

Namun, Thielen mengatakan bahwa secara historis, ketika selisih kredit tahunan mulai melebar, Bitcoin seringkali menghadapi tekanan penurunan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.

"Polanya menunjukkan bahwa meskipun peluang jangka panjang bisa muncul, Bitcoin tetap bisa menghadapi tekanan dalam waktu dekat," kata Thielen.

Ia menambahkan bahwa devaluasi mata uang juga secara historis cenderung negatif bagi pasar dalam jangka pendek sebelum akhirnya menjadi positif dalam jangka panjang.

 

Pasar Waspadai Pelemahan Dolar AS

Hal ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terhadap pelemahan dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) berada di angka 100.337, turun 2,92% dalam lima hari terakhir, menurut data dari TradingView.

Akun sumber informasi perdagangan, The Kobeissi Letter, mengatakan dalam unggahan X pada 10 April, “Dolar AS telah meninggalkan ruangan. Sekali lagi, ada sesuatu yang rusak.”

Sementara itu, Kepala Aset Digital BlackRock, Robbie Mitchnick, mengatakan pada akhir Maret bahwa Bitcoin kemungkinan besar akan berkembang dalam lingkungan makro yang bersifat resesi.

"Saya tidak tahu apakah kita akan mengalami resesi atau tidak, tetapi jika terjadi resesi, itu akan menjadi katalis besar bagi Bitcoin," kata Mitchnick.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya