4 Pilihan Jamu untuk Dikonsumsi Selama Ramadhan, Catat Waktu Terbaik Meminumnya

Jamu boleh dikonsumsi saat sahur dan buka puasa Ramadhan, tapi Anda harus memerhatikan kondisi tertentu.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Mar 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2023, 06:00 WIB
Miss International 2019 Bint Sreethorn
Ilustrasi rekomendasi jamu untuk dikonumsi saat Ramadhan. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Menunjang rentetan ibadah Ramadhan secara maksimal, tubuh Anda harus sehat. Selain tidur cukup dan tetap berolahraga, menjaga asupan makanan dan minuman juga jadi cara jitu menjaga kebugaran tubuh. Di antara diet harian, Anda bisa menyelipkan jamu.

Melalui akun TikTok-nya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), beberapa waktu lalu, merekomendasikan empat jamu untuk dikonsumsi saat Ramadhan. Kendati, minuman tradisional ini tentu bisa tetap diminum di luar Bula Suci.

1. Beras Kencur

"Membantu menyegarkan sekaligus menghangatkan tubuh," tulis pihaknya dalam keterangan video singkat tersebut. Lebih dari itu, beras kencur punya segudang manfaat.

Salah satunya, jamu beras kencur, dengan komposisi utama berupa beras dan rimpang kencur, memiliki kandungan senyawa fenolik yang diketahui dapat berfungsi sebagai antioksidan (Lim, 2016, p. 423). Antioksidan dan komponen senyawa polifenol memiliki kemampuan untuk mengurangi keadaan sel yang rusak, karena dapat menangkap senyawa radikal bebas.

Juga, mengurangi stress oksidatif dan menurunkan ekspresi TNF-α penyebab kerusakan pada sel (Latifah, 2014). Literatur ilmiah mengungkap bahwa kunyit yang terdapat pada beras kencur dapat mempercepat pengeringan luka, serta memiliki aktivitas antimikroba dan antivirus (Lim, 2016, pp. 279; 280).

2. Wedang Uwuh

Minuman berisi ragam rempah ini disebut mampu "meredakan gejala masuk angin, sekaligus bantu imunitas." Melansir kanal Health Liputan6.com, wedang uwuh adalah seduhan hangat yang terdiri dari dedaunan rempah kering, seperti kayu secang, daun salam, daun kayu manis, daun cengkeh, serai, jahe, kapulaga, dan gula batu sebagai pelengkap.


3. Kunyit Asam

Proses pembuatan jamu kunyit asem.
Proses pembuatan jamu kunyit asam. (dok. Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

"Mencegah panas dalam dan sariawan, serta mendinginkan perut," jadi khasiat jamu kunyit asam yang dijelaskan Kemenparekraf. Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dalam kunyit dapat mencegah pembentukan amiloid, protein yang dapat menyumbat neural di otak. Maka dari itu, kunyit berperan aktif dalam mencegah pikun.

Selanjutnya, jamu kunyit asam juga dipercaya dapat menjaga kesehatan mata. Kandungan vitamin A dalam kunyit dapat menjaga kesehatan mata. Sementara itu, kunyit asam mengandung minyak atsiri yang berperan penting dalam menghilangkan bau badan. Minyak ini mengontrol produksi keringat jadi lebih sedikit.

Manfaat lainnya, yakni sifat anti-bakteri dan anti-jamur dalam kunyit asam yang dinilai bisa menyembuhkan ragam gangguan kulit, seperti kudis, kurap, dan ruam yang dapat memicu rasa gatal. Di samping itu, jamu kunyit asam juga bisa membantu program diet. Kunyit asam memiliki sifat aktif menekan rasa lapar yang dapat mencegah orang makan berlebihan. 

 


4. Temulawak

Manfaat Temulawak
Ilustrasi jamu temulawak. (sumber: pixabay)

Jamu ini disebut berkhasiat "meringankan pusing, mual, dan masuk angin." Temulawak adalah salah satu tanaman berbunga dari Asia Tenggara. Tanaman ini merupakan salah satu rempah yang paling sehat dan memiliki banyak manfaat untuk kesehata,  seperti membantu mencegah kanker dan menjaga fungsi hati.

Saat Ramadhan, dikutip dari kanal Islami Liputan6.com, pakar kesehatan tidak melarang Anda mengonsumsi jamu, baik itu usai berbuka puasa atau sahur. Namun, ada kondisi tertentu yang perlu Anda perhatikan, terutama yang menderita penyakit gangguan lambung.

Menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, mereka yang mengalami masalah lambung sebaiknya mengonsumsi jamu setelah makan berbuka puasa.

"Selama puasa, kita bisa minum (jamu) dua kali, yakni saat sahur dan berbuka puasa. Kalau ada keluhan nyeri lambung, sebaiknya minum jamu setelah makan, kecuali saat sahur tidak ada keluhan lambung, bisa diminum duluan sebelum makan," terangnya, seperti dilansir dari Antara.

 


Konsumsi Jamu Saat Buka Puasa

Ilustrasi
Ilustrasi bahan pembuat jamu. (dok. unsplash/Merve Sehirli Nasir)

Tania menambahkan, saat berbuka, sebaiknya konsumsi dulu air putih untuk mencegah dehidrasi selama berpuasa berjam-jam, lalu asupan glukosa, misalnya dari kurma, diikuti hidangan takjil, namun tak berlebihan. Setelah itu, baru Anda bisa mengonsumsi jamu.

Asupan jamu setelah takjil bagus untuk tubuh karena bisa membantu mengurangi kandungan lemak yang berlebihan saat Anda mengonsumsi takjil.

Khusus penderita gangguan lambung, seperti GERD, konsumsi jamu setelah makan bertujuan agar lambung aman, tidak teriritasi zat-zat dari jamu yang mungkin bisa membuat lambung yang sudah teriritasi itu jadi semakin teriritasi.

Tania mengatakan, sebenarnya ada herbal yang berpotensi meredakan GERD, tapi ini belum uji klinis. Namun, hasil testimoni pasien dan penelitian pra kilnis menunjukkan hal positif.

"Misalnya, daun ketumbar, itu bisa membantu mengurangi keluhan pasien GERD. Saya anjurkan dijadikan salad atau dimakan mentah untuk mengurangi aliran balik asam lambung. Tapi, ini belum uji klinis," pungkasnya.

Infografis Jamu Populer di Indonesia
Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya