Pesantren Didorong Buka Bank Sampah, Praktik Nyata Kebersihan Sebagian daripada Iman

Pesantren didorong menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, termasuk dalam mempraktikkan ajaran kebersihan sebagian daripada iman. Salah satunya menjadi pelopor pengelolaan sampah lewat bank sampah.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 05 Apr 2023, 17:30 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2023, 17:30 WIB
Pesantren Didorong Jadi Pengelola Bank Sampah, Praktik Nyata Kebersihan Sebagian dari Iman
Para santriwati Pesantren Bumi Sholawat mengikuti acara Perjalanan Ramadan Bersama Lebih Bermakna, Paragon Goes to Pesantren, di Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Senin, 3 April 2023. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Umat muslim pasti familiar dengan kutipan Annadhafatu Minal Iman yang berarti kebersihan sebagian daripada iman. Kutipan itu menggambarkan betapa pentingnya menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga di pesantren. Karena itu, Anggota Dewan Pembina NU Circle Pusat Siti Nur Azizah mendorong agar pesantren berperan lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan.

Salah satu usulannya agar pesantren mendirikan bank sampah. "Persoalan sampah dimulai dari diri kita. Harus dikelola oleh kita. Limbahnya, kardus, plastik, kalau dikelola, Insya Allah membawa berkah," ujarnya saat mengisi acara Perjalanan Ramadan Bersama Lebih Bermakna, Paragon Goes to Pesantren, di Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Senin, 3 April 2023.

Ia mengingatkan, pengabaian terhadap pengelolaan sampah akan berdampak buruk tidak hanya pada lingkungan, tetapi juga manusia. Ia pun mengutip ayat Alquran, Q.S Ar Rum ayat 41 yang berbunyi, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

"Itu bukan tanpa makna. Kita diperintahkan untuk menjaga lingkungan agar tidak membawa kemudharatan kepada kita sendiri. Kalau ada banjir, misalnya, itu adalah peringatan dari Allah," ujar Azizah yang juga putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Ia juga menyebutkan fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 41/2014 tentang pengelolaan sampah untuk mencegah kerusakan lingkungan sebagai rujukan hukum Islam soal kebersihan lingkungan. Mengutip fatwa itu, ia mengingatkan bahwa membuang sampah sembarangan atau barang yang masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain itu hukumnya haram.

"Jadi, enggak boleh sembarangan buang sampah. Tahu Masjid Al Jabbar di Jawa Barat itu? Sampah dari Masjid Al Jabbar itu kurang lebih 4--8 ton setiap hari. Bayangkan seperti apa masjidnya kalau (sampahnya) tidak dikelola?" ujarnya.

Kebersihan Harus Jadi Karakter Santri

Pesantren Didorong Jadi Pengelola Bank Sampah, Praktik Nyata Kebersihan Sebagian daripada Iman
Para santriwati Pesantren Bumi Sholawat mengikuti acara Perjalanan Ramadan Bersama Lebih Bermakna, Paragon Goes to Pesantren, di Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Senin, 3 April 2023. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Azizah berharap pesantren menjadi tempat yang bisa terus menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan sehat secara jasmani dan rohani. Mengingat sebagian besar santri menghabiskan waktu di pesantren, pendidikan soal kebersihan juga semestinya bisa ditanamkan hingga menjadi karakter santri.

"Teman-teman (para santriwati) diharapkan menjadi corong dan bisa didengar masyarakat sekitar pesantren dan sebaya. Ini (gaya hidup bersih) merupakan gaya hidup modern," ujarnya lagi.

Kebersihan yang harus dijaga adalah secara fisik maupun psikis. Dari segi fisik, konkretnya adalah melalui pengelolaan sampah. Kalau sampah di pesantren tidak dikelola dengan baik, ia meyakini hal itu akan memengaruhi kualitas SDM pesantren.

"Kalau lingkungan santri tidak bersih, pasti tidak sehat. Itu akan pengaruhi santri dalam hal kemampuan berpikir, berkreasi, belajar, dan mengekspresikan dirinya," sambung Azizah.

Pendirian bank sampah di pesantren, kata dia, didorong agar menjadi gerakan nasional. Sejauh ini, ia menyebut baru ada segelintir pesantren yang berpartisipasi dalam pengelolaan bank sampah. "NUC sudah punya inisiatif memulai gerakan nasional mengelola sampah dari rumah, karena sumber sampah itu dari rumah. Kami sudah memulai dengan Jelita, Jemput Limbah Rumah Tangga, dari 2019. Sudah ada percontohannya di Jakarta Timur, di rumah susun," imbuh Azizah.

Pengelolaan Sampah di Pesantren Bumi Sholawat

Pesantren Didorong Jadi Pengelola Bank Sampah, Praktik Nyata Kebersihan Sebagian daripada Iman
Pesantren Progresif Bumi Sholawat di Sidoarjo, Jawa Timur. (dok, Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Mengawali safari Ramadan Paragon Corp pada 2023, Pesantren Progresif Bumi Sholawat menjadi yang pertama dikunjungi rombongan. Pesantren yang berada di Jl. Kyai Dasuki No.1 LeboSidoarjo, Jawa Timur, itu saat ini mengasuh tiga ribu santri putra dan putri yang duduk di jenjang SMP dan SMA.

Dengan banyaknya santri, pengelolaan sampah di pesantren memberi tantangan tersendiri. Sejauh ini, menurut salah satu pengasuh pesantren, Gus Robith Fuadi, pengelolaan sampah sudah dimulai dengan pemilahan sampah, khususnya sampah botol plastik dan kardus.

"Kita latih supaya anak-anak mandiri, aware, dengan lingkungan masing-masing, termasuk kesadaran mengelola. Sebagian dipilah, kayak kardus, botol, sudah dipilah," ujarnya.

Sampah yang terpilah, khususnya sampah plastik, kata dia, disalurkan ke pemulung. Jenis sampah plastik itu banyak diminati karena bisa memberi manfaat ekonomi. Sementara, sampah lainnya dikumpulkan petugas kebersihan keliling secara rutin.

"Memangada rencana ke sana (bikin bank sampah), tapi belum terealisasi. Ada banyak hal (kendalanya), termasuk kita masih membutuhkan fasilitas yang belum ada, seperti mesing-mesin pengelola sampah," kata dia.

Semangat Berbagi Lewat Kunjungan ke Pesantren

Pesantren Didorong Jadi Pengelola Bank Sampah, Praktik Nyata Kebersihan Sebagian daripada Iman
acara Perjalanan Ramadan Bersama Lebih Bermakna, Paragon Goes to Pesantren, di Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Senin, 3 April 2023. (dok. Paragon Corp)

Sementara itu, Program Perjalanan Ramadan Bersama Lebih Bermakna, Paragon Goes to Pesantren dihadiri 350 santriwati Pesantren Bumi Shalawat. Paragon melalui tiga brand-nya, yakni Wardah, Kahf, dan Biodef mengedukasi mereka tentang kebersihan dan kesehatan kulit. Selain itu, mereka juga memberikan lima ton beras dan seribu produk untuk mendukung keberlangsungan pesantren dan kebersihan para santri.

"Tahun ini Paragon Corp membawa tagline #BergerakBersamaLebihBermakna untuk menguatkan ajakan kepada masyarakat agar dapat bersama-sama memaknai dan mengisi bulan Ramadan dengan kegiatan penuh berkah. Melalui program Perjalanan Ramadan Bersama Lebih Bermakna, Paragon Goes to Pesantren serta ziarah makam wali songo, Paragon Corp turut menyebarkan spirit penggerak kebaikan kepada masyarakat di bulan Ramadan," kata Adi Yasir Maulana, Head of Stakeholder Relations Paragon Corp.

Perjalanan akan dilanjutkan dengan mengunjungi tiga pesantren lain di Jawa, yakni Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Pesantren API Tegalrejo Magelang, dan Pesantren Buntet Cirebon, bersamaan dengan kunjungan ke makam para wali songo lainn. Dalam perjalanan ini juga akan ada kegiatan kajian akbar di beberapa masjid ikonis di Indonesia.

Ke depan, Paragon Corp berharap program tersebut dapat terus mengedukasi pondok pesantren, masyarakat, serta ustadz dan ustadzah di lingkungan pesantren agar dapat menjalani hidup bersih dan sehat. Paragon Corp juga berharap spirit penggerak kebaikan yang digaungkan lewat program ini dapat sampai ke hati masyarakat sehingga semakin kebaikan yang lahir khususnya di bulan Ramadan ini. 

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya