Kaus Daur Ulang dari Botol Plastik Kemasan Minuman, Dukung Gaya Hidup Berkelanjutan

Le Minerale berkolaborasi bersama Cosmonauts Spacewear, sebuah brand clothing lokal untuk secara perdana meluncurkan koleksi kaus dengan bahan yang mengandung 25 persen botol PET daur ulang.

oleh Dyra Daniera diperbarui 07 Apr 2023, 06:05 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2023, 06:00 WIB
Le Minerale Cosmonauts
Kaus hasil daur ulang plastik PET, kolaborasi Le Minerale dan Cosmonatus. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Liputan6.com, Jakarta - Mendaur ulang plastik menjadi produk yang berguna sangatlah penting untuk menjaga lingkungan dan mengurangi limbah plastik yang dapat mencemari alam. Plastik yang tidak didaur ulang dapat menciptakan masalah lingkungan seperti polusi air dan udara, serta membahayakan kehidupan satwa liar dan laut. 

Salah satu upaya berkelanjutan dilakukan Le Minerale dengan mendaur ulang botol kemasan bekas pakainya menjadi kaus. Bekerja sama dengan Cosmonauts Spacewear, sebuah brand clothing lokal mereka secara perdana meluncurkan koleksi kaus dengan bahan mengandung 25 persen botol PET daur ulang. 

Bertujuan mengurangi menumpuknya sampah plastik dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih bernilai, kampanye ini ditargetkan khususnya untuk anak muda, mengingat pentingnya aksi nyata dari anak muda sebagai generasi penerus bangsa. "Melalui kolaborasi kece ini, kita setidaknya mau mentrigger anak muda untuk ‘yuk lakukan sebuah langkah kecil’ dan hasilnya akan keren seperti ini,” ujar Yuna Eka Kristina, Head of Public Relations and Digital Le Minerale pada acara peluncuran kolaborasi Le Minerale dengan Cosmonauts di Little Talk Bistro, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu, 5 April 2023.

Content Creator dan Creativepreneur Arief Muhammad yang turut hadir saat peluncuran mengatakan bahwa topik terkait gaya hidup berkelanjutan sudah sering dibicarakan namun tidak banyak yang tertarik. Untuk itu dibutuhkan gebrakan kampanye yang lebih seru.

"Semakin sering kita diingatkan, semakin sering kita jadi terbiasa. Makanya emang butuh banget campaign kayak gini ada terus dan konsisten," ujarnya.

Makna di Balik Desain

Le Minerale Cosmonauts
Andre Otto Widjaja, Owner Cosmonauts Spacewear menunjukkan desain kausnya. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Kaus daur ulang ini menggaet fesyen merek lokal Cosmonauts, yang produk pakaiannya menggunakan desain bertema luar angkasa. Untuk kolaborasi dengan Le Minerale, Cosmonauts menyuguhkan enam kaus dengan empat desain yang berbeda. Kaus tersebut terdiri dari tiga warna dasar, putih, hitam, dan biru muda.

Uniknya, seluruh desain memiliki cerita di baliknya. Cerita ini mengikuti karakter yang diciptakan Cosmonauts, yaitu seorang laki-laki bernama Vlad yang berpetualang ke luar angkasa. Keseluruhan desain memberi pesan kepada pemakainya mengenai pentingnya mendaur ulang sampah dan hidup berkelanjutan.

"Yang warna biru, itu sebenernya itu ada di research lab. Ceritanya kita selalu memperbaharui teknologi untuk membuat botol kemasan yang lebih berkelanjutan," ujar Andre Otto Widjaja selaku Owner Cosmonauts Spacewear pada kesempatan yang sama.

Sementara desain kedua berwarna hitam berjudul "rise up", menceritakan proses pembuatan botol PET menjadi kaus. "Kaus dengan desain ini diproduksi secara terbatas dengan hanya berjumlah 250 buah. Itu ada nomor uniknya, jadi walaupun kita punya desain yang sama, itu nomornya akan berbeda,” ujar Andre. 

Produk kaus dipilih karena dapat digunakan sehari-hari dan mudah dikombinasikan dengan berbagai fesyen item. Kaus kolaborasi Le Minerale dan Cosmonauts ini sudah tersedia di berbagai kanal penjualan online Cosmonauts mulai 5 April 2023 dengan harga Rp400.000 satunya.

"Kita berharap anak muda dapat mengerti pesannya lebih mudah karena produk ini sangat mudah diakses," jelas Andre.

Ambil Peran Dalam Mencintai Lingkungan

Le Minerale Cosmonauts
Content creator Arief Muhammad dalam acara kolaborasi Le Minerale adn Cosmonauts. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Yuna Eka Kristina, Head of Public Relations Le Minerale menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencapai Indonesia yang lebih lestari. "Kita semua bisa mengambil langkah, setiap orang punya peranan masing-masing. Produsen punya peranan masing-masing, industri daur ulang punya peran masing-masing. Tapi kita sebagai konsumen juga punya peranan, dan caranya gampang," ujarnya.

Ia mengajak masyarakat untuk memperhatikan sampah yang dihasilkan setelah mengonsumsi sesuatu, salah satunya dengan memilah sampah dan mengirimkan sampah plastik ke tempat-tempat yang menyediakan jasa daur ulang. Adapun Le Minerale membuka titik-titik untuk masyarakat yang ingin memberikan sampah botol plastiknya untuk didaur ulang.

"Kami bekerja sama dengan Plastic Pay dan beberapa partner lain untuk menyediakan dropbox atau drop points di mana konsumen bisa membuang sampahnya di situ," ujar Yuna. 

Menyambung langkah tersebut, Arief Muhammad mengaku juga telah mencontohkan gaya hidup berkelanjutan kepada para pengikutnya selama ini. Ia selalu membawa bekal dan siap sedia peralatan makan di mobilnya yang bisa dipakai berulang kali, memilah sampah, mengoleksi tote bag untuk berbelanja, dan juga memakai solar panel di kantor dan rumahnya.

"Sebenarnya hal-hal kecil aja sih, kayak buang sampah tadi, gak pake plastik kebanyakan, itu hal yang paling gampang dilakukan tapi ternyata paling ngaruh gitu kalau semua orang melakukan," ujar YouTuber dan selebgram dengan pengikut lebih dari 5 juta orang itu. 

Terkendala Masalah Teknologi

Waste station le minerale
Drop points Le Minerale untuk mengumpulkan sampah botol plastik konsumen. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Proses pembuatan kaus daur ulang tentunya tidak lepas dari tantangan. Yuna menjelaskan tantangannya yang pertama adalah dari segi teknologi.

"Di Indonesia jujur belum banyak teknologi yang bisa menyerap lebih banyak lagi recycled PET atau polyester, karena semakin banyak polyester, semakin panas (bahannya)," sebutnya.

Menurutnya, bahan pakaian yang dapat menampung lebih banyak PET daur ulang adalah bahan untuk sportswear atau pakaian olahraga yang lebih tipis. Ke depannya, Le Minerale ingin membuat produk-produk olahraga dengan PET daur ulang. 

Yuna melanjutkan, “Tantangan yang kedua adalah mencari brand yang punya kesamaan misi, sepakatlah untuk mengedukasi." Setelah ini, Le Minerale akan terus mencari brand yang dapat berkolaborasi menciptakan produk-produk daur ulang, guna mendukung target Indonesia untuk mengurangi sampah produsen sebanyak 30% di awal tahun 2030.

Kampanye ini merupakan bagian dari program Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale yang sudah dilakukan sejak 2021. Sebelumnya, Le Minerale berkolaborasi dengan Aerostreet menciptakan sepatu dengan PET daur ulang.

"Sepanjang 2021 sampai quarter 1 2023, kami melakukan gerakan ini secara continue. Hasilnya adalah kurang lebih sekitar 889 ton sampah yang kami kumpulkan setiap bulan untuk kita daur ulang. Berarti sudah mengalami peningkatan yang signifikan sekitar 101% dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujar Yuna.

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya