Cobaan Mudik Lebaran Idul Fitri, Penumpang Pesawat Terpaksa Bayar Biaya Ekstra Rp2,1 Juta karena Penerbangan Delay

Cerita mengharukan penumpang pesawat di periode mudik Lebaran Idul Fitri ini kemudian menuai perdebatan sengit warganet.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Apr 2023, 03:02 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2023, 03:02 WIB
Ilustrasi wisatawan di bandara (pixabay)
Ilustrasi penumpang pesawat di bandara saat mudik Lebaran Idul Fitri. (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Di antara sederet tradisi menyambut Idul Fitri, mudik telah jadi salah satu kebiasaan paling lumrah. Walau mahal dan risiko terkena macet yang membuat perjalanan jadi kurang nyaman, tidak sedikit pelancong yang tetap bersedia mudik Lebaran demi merayakan Hari Raya bersama keluarga di kampung halaman.

Tidak hanya di Indonesia, tradisi ini juga dipraktikkan di sejumlah negara lain, seperti Malaysia. Sayang, tahun ini, cobaan mudik Idul Fitri harus dilalui TikToker bernama Abby. Lewat unggahan di akun TikTok-nya, baru-baru ini, ia berbagi pengalaman mengecewakan tentang penerbangan delay yang membuatnya terpaksa mengeluarkan uang ekstra.

Melansir Says, Rabu (19/4/2023), dalam sebuah video berdurasi satu menit, Abby menyebut terpaksa mengambil penerbangan transit di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya di Kota Kinabalu (KK), Sabah. Wanita yang terbang dari Penang ini menambahkan bahwa ia tidak keberatan membayar 800 ringgit (sekitar Rp2,7 juta) untuk penerbangan tersebut.

Tapi, ia terkejut karena dengan harga tiket pesawat itu, ia belum mendapat penerbangan langsung. Ia berbagi, "Biasanya saya terbang dari Penang langsung ke KK. Tapi karena libur lebaran, semua tiket sudah ludes, dan saya harus transit ke Kuala Lumpur (KL)."

Lebih buruk lagi, penerbangannya dari Penang ke KL terlambat, menyebabkan ia ketinggalan penerbangan lanjutan dari KL ke KK. Abby mengatakan bahwa ia dengan cemas menatap arlojinya sepanjang penerbangan ke KL dan mulai menangis ketika menyadari ia akan ketinggalan penerbangan selanjutnya.

"Ketika saya tiba di KL, saya mengecek waktu dan tahu bahwa saya sudah ketinggalan pesawat," kata si penumpang pesawat.

 

Picu Perdebatan Warganet

FOTO: Malaysia Buka Perbatasan, Orang Asing Boleh Masuk Tanpa Karantina
Pesawat Malaysia Airlines menaikkan penumpang di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Sepang, Malaysia, Jumat (1/4/2022). Mulai hari ini, Malaysia membuka perbatasannya untuk orang asing dan pelancong yang sudah divaksin COVID-19 lengkap tanpa harus menjalani karantina. (AP Photo/Vincent Thian)

Mahasiswa itu kemudian menelepon ibunya untuk melihat apakah ada penerbangan lain yang bisa ia ambil. Namun, semua penerbangan lainnya mahal, dengan yang termurah berharga 641 ringgit (sekitar Rp2,1 juta) untuk tiket sekali jalan.

Ia juga melampirkan tangkapan layar dari percakapannya dengan ibunya, yang mengatakan bahwa ia bersedia membayar ekstra 641 ringgit untuk pulang dengan selamat. "Apakah kalian tahu betapa sulitnya jadi orang Sabah di sini?" ia bertanya sambil menangis dalam video tersebut.

Videonya yang mengharukan jadi viral, memicu perdebatan sengit di kalangan warganet yang juga percaya bahwa tiket pesawat ke Sabah selalu dibanderol dengan harga selangit. Seorang pengguna berkomentar bahwa jadi orang Sabah di Semenanjung Malaysia sangatlah sulit.

"Saya tidak mengerti mengapa penerbangan ke Sabah begitu mahal meski berada di Malaysia. Kasihan semua orang Sabah dan Sarawak," komentar seorang pengguna.

Yang lain berkomentar bahwa mereka menangis menonton video tersebut karena memahami perjuangan jadi mahasiswa Sabah yang belajar di Semenanjung Malaysia. "Tiap tahun tiket pesawatnya seperti ke luar negeri," tulis mereka.

Skema Ganjil Genap Saat Mudik Lebaran

Mengais Rezeki dari Kemacetan di Tol Cipali
Pedagang menawarkan daganganya ke para pemudik di Jalan tol Cikopo - Palimanan KM 73, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (30/4/2022). Padatnya arus lalu lintas ruas tol trans jawa, membuat pedagang asongan turun ke jalan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dari dalam negeri, Polda Metro Jaya akan menerapkan skema ganjil genap (gage) selama arus mudik lebaran 2023. Pengawasan nantinya akan dilakukan di sejumlah jalur tol yang dilalui pemudik, salah satunya adalah jalur Cikampek, lapor kanal News Liputan6.com.

Perlu dipahami penerapan gage dijalankan khusus menyiasati arus mudik dan akan berlaku secara situasional. Sementara, periode libur Lebaran tahun ini disebut tidak hanya tentang pulang ke kampung halaman, namun juga berwisata.

Karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengimbau pemudik dan para wisatawan untuk tetap menerapkan protokol Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability alias CHSE. Hal utama yang jadi perhatian adalah memastikan tidak ada peningkatan dari kasus COVID19 pasca-mudik Lebaran.

"Sekali lagi kami menginstruksikan destinasi wisata, Dinas Pariwisata Daerah, untuk terus memantau secara ketat penerapan CHSE. Memang kita sekarang tidak seperti negara-negara lain yang ada lonjakan, Alhamdulillah, tapi kita harus waspada dan hati-hati," kata Menparekraf dalam weekly press briefing yang digelar secara hybrid, 17 April 2023.

Berwisata di Indonesia Selama Libur Lebaran 2023

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam "Extended The Weekly Brief with Sandi Uno" yang digelar secara hybrid, Senin, 17 April 2023. (Tangkapan Layar YouTube/Kemenparekraf)

Merujuk pada Singapura dan Malaysia yang saat ini tengah mengalami lonjakan kasus COVID-19, Sandi mengimbau untuk berwisata di dalam negeri. "Wisatawan Indonesia berwisata di Indonesia aja itu udah yang paling benar. Pertama, situasi COVID kita terkendali. Kedua, destinasi-destinasi kita sudah semakin siap," ungkapnya.

Sandi menyampaikan, bagi mereka yang terpaksa harus berwisata ke Singapura dan Malaysia untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, kedua negara tersebut kini sudah tidak lagi mewajibkan penggunaan masker. "Mereka harus menjaga diri agar tidak membawa varian baru (COVID) itu kembali ke Indonesia," tambahnya.

Menparekraf menyebut, "Memang tidak ada keharusan untuk testing, tapi sebagai wisatawan yang peduli, mereka juga harus pastikan vaksinasi mereka lengkap, termasuk vaksinasi second booster."

Ia mengungkap bahwa berdasarkan hasil survei preferensi aktivitas wisatawan Indonesia selama libur Lebaran Idul Fitri, 64,5 persen responden memilih wisata pantai untuk mengisi waktu libur Lebaran tahun ini.

Di posisi kedua, 54 persen responden memilih pusat kuliner untuk mengisi waktu libur Lebaran. Kemudian 51,3 persen memilih destinasi pegunungan atau agrowisata; 36,5 persen memilih taman rekreasi; dan 20,6 persen memilih desa wisata.

Infografis Titik-Titik Keramaian Wisata di Musim Mudik Lebaran 2023
Infografis Titik-Titik Keramaian Wisata di Musim Mudik Lebaran 2023. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya