Liputan6.com, Jakarta - Band legendaris asal Irlandia, The Corrs, memastikan jadwal konser mereka di Indonesia. The Corrs datang kembali untuk menghibur para penggemar pada 18 Oktober 2023 di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta.
Kanal Showbiz Liputan6.com melaporkan pada Jumat, 16 Juni 2023, bahwa konser ini merupakan bagian dari tur reuni empat bersaudara Andrea (lead vocals), Sharon (violin, piano, vocals), Caroline (drums, piano, vocals), dan Jim (guitar, piano, vocals).
Dalam profilnya, melansir situs web band itu, Sabtu (17/6/2023), The Corrs disebut sebagai "band keluarga" yang telah menjual lebih dari 40 juta album di seluruh dunia sejak 1995. Album debut mereka, Forgiven Not Forgotten, menggebrak tangga lagu dan mencuri hati penikmat musik.
Advertisement
"(Dengan) perpaduan yang memesona dari musik Celtic tradisional dan sentuhan pop rock, The Corrs telah menulis beberapa lagu terbesar dalam tiga dekade terakhir," kata deksripsi laman tersebut.
Ketika band legendaris itu kembali pada 2015 setelah satu dekade hiatus, Andrea punya satu ketakutan. "Kami memilih untuk pergi," katanya. "Memori yang tersisa di benak orang itu bagus, kan? Saya khawatir mengubah ingatan terakhir orang. Saya tidak ingin mengubah ingatan terakhir orang, kecuali itu akan jadi luar biasa. Tapi, musik memberi saya kepercayaan diri untuk terus berjalan, oke, ayo lakukan."
Ada banyak yang dipertaruhkan dalam comeback The Corrs sekitar delapan tahun lalu. Ini termasuk rekor Platinum, penghargaan BRIT, serta nominasi Grammy dan Ivor Novello, kehormatan untuk satu-satunya band yang diminta tampil di ulang tahun ke-86 Nelson Mandela dan Jubilee Ratu pada 2002. Tapi, pertaruhan itu terbayar, katanya.
Kembali ke Studio
Melihat kembali konsep album 2017 mereka, Jupiter Calling, saat The Corrs menyelesaikan tur White Light di musim panas 2016, manajer seumur hidup mereka menyarankan agar band itu kembali ke studio. Awalnya, mereka terkejut. "Kami memiliki beberapa lagu yang dimulai dalam perjalanan, atau belum selesai dari sesi terakhir," kata Caroline. "Setelah tiga atau empat sesi demo, kami siap berangkat."
Hasilnya adalah album ketujuh dan paling terkenal The Corrs. Direkam dengan produser legendaris T. Bone Burnett: Roy Orbison, Kris Kristofferson, Sam Phillips, dan Gillian Welch, di RAK Studios London, itu menghilangkan produksi berat untuk menunjukkan lirik Andrea yang paling berani.
"Dulu, kami selalu membersihkan suara kami ketika kami sebenarnya tidak membutuhkan itu," sebut Caroline. "Itulah yang dilakukan orang ketika mereka tidak dapat melakukan apa yang kami lakukan. Kesempurnaan tidak menarik. Saya tidak akan mengatakan bahwa kami pernah sempurna, tapi sesuatu yang disetel dengan sempurna terasa tidak orisinal. Anda dimanipulasi untuk merasakan sesuatu."
Advertisement
Refleksi Ikatan Terkuat dalam Lagu Penutup
Ikatan mereka berada pada puncaknya pada lagu penutup The Sun And The Moon, sebuah lagu yang disebut "tidak ada duanya di katalog The Corrs." Durasinya hampir delapan menit, dan hasil dari improvisasi studio yang tidak direncanakan.
"Alih-alih meletakkannya sebagai demo, kami baru mulai memainkannya," kata Caroline. "Kami berkata, biarkan saja, tidak peduli berapa lama, ketika sampai pada kesimpulan alami, saat itulah itu akan berakhir. Itu jadi sesuatu yang sangat berbeda, getaran yang nyata."
Liriknya menemukan Andrea merindukan kedamaian, "mungkin suatu hari akan tiba ketika semuanya sunyi," menyimpulkan sebuah rekaman tentang cinta di masa teror. The Corrs melakukan tur White Light di Eropa saat kerusuhan dan ketakutan melanda.
Mereka berada di Prancis ketika Nice diserang, dan di Brussel tidak lama setelah kota itu dikunci setelah pemboman di bandara. "Hal terburuk adalah meninggalkan anak-anak kami," kata Andrea. "Saya menyadari 2016 adalah tahun yang begitu sulit dengan semua yang terjadi."
"Yang ingin saya lakukan adalah menghasut orang menuju cinta. Itulah yang ingin kami lakukan dengan musik. Setiap lagu menekankan cinta karena yang kita dapatkan hanyalah kebencian: kebencian terhadap wanita, terhadap Muslim, intoleransi terhadap korban, dan pengungsi," imbuhnya.
Harga Tiket Konser The Corrs di Jakarta
Merefleksikan periode ketika The Corrs berkeliling dunia tanpa henti, tampil di acara penghargaan, dan mendukung orang-orang seperti U2, Rolling Stones, dan Mick Fleetwood, baik Caroline maupun Andrea berkomentar bahwa ini seperti melihat orang yang berbeda.
"Saya tidak akan mengubah apapun," kata Caroline. "Tapi, pada saat yang sama, hal itu tidak datang tanpa pengorbanan."
Andrea berkomentar tentang bagaimana para kritikus dulu mengklaim bahwa Jim menulis semua lagu untuk dinyanyikan saudara perempuannya. "Itu hanya seksis, kan?!" ia berkata. "Jim tidak akan pernah menginginkan itu. Kami menulis semua lagu kami bersama, tapi itu tidak bisa diterima saat itu."
Terkait konser di Indonesia, Ravel Junardy selaku CEO Ravel Entertainment, promotor konser The Corrs di Indonesia, berkata, "Setelah penantian lama, kami sangat antusias menyambut kedatangan mereka karena sudah sangat lama ditunggu di Tanah Air. The Corrs akan membawa kita bernostalgia dengan lagu-lagu hits mereka yang melegendaris."
Tiket The Corrs dapat dibeli pada 21 Juni 2023 melalui www.thecorrsjakarta.com. Terdapat 5 kategori tiket, yang mana nilainya dianggap "fantastis," yaitu:
- Festival (Standing): Rp2 juta
- VIP Platinum (Seating): Rp 4,5 juta
- Gold (Seating): Rp3,5 juta
- Silver (Seating): Rp1,5 juta
- Bronze (Seating): Rp1 juta
Advertisement