Liputan6.com, Jakarta - Tidak banyak pendaki gunung yang melakukan misinya dengan tujuan pribadi sekaligus memberikan manfaat pada masyarakat. Salah satunya adalah Putri Handayani. Kecintaannya pada kegiatan pendakian gunung, dan keinginan untuk mengoptimalkan potensi diri, serta tekad untuk berdampak positif bagi orang banyak, mendorong Putri untuk memulai misi mendaki tujuh puncak tertinggi di tujuh benua serta mengeksplorasi Kutub Utara dan Selatan.
Memasuki tahun ketujuh dari awal perjalanannya, saat ini Putri telah menyelesaikan pendakian ke puncak Gunung Kilimanjaro (tertinggi di benua Afrika), Carstensz Pyramid (tertinggi di benua Australia dan Oseania), Elbrus (tertinggi di Benua Eropa), Aconcagua (tertinggi di benua Amerika Selatan) serta Denali (tertinggi di Benua Amerika Utara).
Baca Juga
Ia pun kian dekat dengan gelar The Explorer’s Grand Slam yang diharapkan dapat diraih saat menuntaskan petualangan di puncak Gunung Everest. Jika ekspedisi ini berhasil, Putri akan menjadi orang Indonesia, sekaligus perempuan Asia Tenggara pertama yang mendapatkan predikat tersebut.
Advertisement
Tak heran, misi ekspedisi ini pun didukung banyak pihak yang giat memajukan nama Indonesia, terutama perempuan, seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Untuk meraih predikat The Explorer’s Grand Slam, tahun ini Putri memfokuskan diri untuk mendaki Gunung Vinson Massif, gunung yang tertinggi di benua Antartika, dan melakukan penjelajahan ke Kutub Selatan, yang merupakan titik paling selatan Bumi.
Sejumlah program persiapan dan latihan pun sudah dirancang. Pada tanggal 22-29 Juli ini,, Putri akan melakukan pelatihan pendakian ke 8 puncak berketinggian di atas 4.000 mdpl di jajaran pegunungan Monte Rosa, Swiss.
“(Alasan memilih Monte Rosa Massif) Karena similarity (dengan Vinson Massif) dari ketinggian dan medan,” ujar Putri yang rutin mengandalkan produk kegiatan luar ruang buatan produsen Indonesia, Eiger.
Bertualang dan Bekerja
“Menjadi yang pertama tidak begitu penting. Justru yang lebih penting adalah jangan sampai saya jadi orang terakhir yang punya gelar The Explorer’s Grand Slam dari Indonesia,” harap lulusan Fakultas Teknik Universitas Indonesia tersebut.
Putri yang membagikan kegiatannya melalui platform berharap dapat mendorong wanita Indonesia untuk berani bekerja dan bertualang dalam bidang-bidang yang umumnya masih didominasi oleh laki-laki.
“Ketika ada anak-anak atau remaja yang melihat (Jelajah Putri), harapannya mereka bisa berpikir ‘Oh, ini Kak Putri perempuan. Kak Putri bisa (beraktivitas) di pengeboran migas lepas pantai, di gunung. Saya juga bisa seperti itu’,” papar Putri yang beberapa kali diwawancarai National Geographic Indonesia dan sejumlah media lainnya.
Masih melalui platform serupa, Putri juga merintis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art & Mathematics) Discovery Camp. Program ini didesain untuk menginspirasi minat dalam sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika kepada anak-anak, terutama anak perempuan yang tinggal di kaki gunung.
Advertisement
Harapan dan Rencana
Jelajah Putri diproyeksikan untuk terus mendorong normalisasi keterlibatan perempuan di bidang-bidang non-konvensional. Menurut Putri, hal tersebut wajib dimulai dengan keinginan kaum Hawa untuk bermimpi dan mengeksplorasi minat.
Itu karena masih banyak perempuan yang terlalu cepat terintimidasi serta mempertanyakan kesanggupan diri sebelum mencoba bidang-bidang yang hingga kini masih didominasi oleh laki-laki.
Bersamaan dengan upaya menormalisasi keberadaan wanita di ‘ruang’ pria, Putri masih mencurahkan fokus untuk menuntaskan sisa tantangan The Explorer’s Grand Slam. Persiapan yang terbagi menjadi empat aspek utama, yaitu fisik, teknikal, mental dan finansial sudah direncanakan dan rutin diimplementasikan untuk menuntaskan misi jangka panjang ini.
“Mau latihan apapun, fisik, teknikal, mental, kita akan bisa menjadi lebih baik dalam hal-hal tersebut, setelah melakukannya berkali-kali,” pungkas Putri.