Liputan6.com, Jakarta - Aktris sekaligus penyanyi berdarah Inggris, Jane Birkin, meninggal dunia di rumahnya di Paris pada Minggu, 16 Juli 2023, di usia 76 tahun. Ikon gaya yang populer di era 1960 dan 70-an itu menginspirasi Hermes membuat tas tangan yang ikonis hingga saat ini, Hermes Birkin.
Dalam berita kematian yang dibagikan, Kementerian Budaya Prancis mengatakan negara itu telah kehilangan 'ikon Francophone abadi'. Dikutip dari New York Post, Senin (17/7/2023), media Prancis melaporkan bahwa Jane Birkin ditemukan meninggal di rumahnya di Paris. Koran Paris Le Figaro menginformasikan bahwa dia menderita masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir yang membuatnya jarang tampil di acara publik dan pertunjukan di panggung.
"Orang Inggris paling Paris telah meninggalkan kami," kata Wali Kota Paris Anne Hidalgo. "Kami tidak akan pernah melupakan lagu-lagunya, tawanya, dan aksennya yang tak tertandingi yang selalu menemani kami."
Advertisement
Lahir dengan nama Jane Mallory Birkin di London pada Desember 1946, dia adalah putri dari pasangan aktris Inggris Judy Campbell dan komandan Angkatan Laut Kerajaan David Birkin. Birkin tinggal di Prancis sejak akhir 1960-an dan juga dicintai karena sifatnya yang hangat dan upaya advokasi untuk hak-hak perempuan dan LBGT.
Dia mulai tampil di atas panggung pada usia 17 tahun, tetapi baru benar-benar tenar setelah pindah ke Prancis dan mulai berhubungan asmara dengan Serge Gainsbourg, seorang penyanyi Prancis. Hubungan mereka berakhir pada 1981.
Namun, ia terus berkarier sebagai aktris dan penyanyi, merilis album Baby Alone in Babylone pada 1983 dan Amour des Feintes pada 1990. Kedua album itu menampilkan lirik dan musik karya mantannya.Â
Â
Ditinggalkan Salah Satu Putrinya Lebih Dulu
Penyanyi itu sempat membawakan lagu dengan lirik yang mengeksploitasi seksualitas, Je T'Aime.. Moa Non Plus ('I Love You... Me Neither'). Lirik yang eksplisit membuat lagu tersebut dilarang diputar oleh BBC dan dikecam oleh Vatikan.
Masalah itu tak menghentikannya terus berkarya. Dia menulis albumnya sendiri, Arabesque, pada 2002, dan merilis koleksi rekaman langsung pada 2009 berjudul Jane ata the Palace. "Tidak terbayangkan hidup di dunia ini tanpamu," kata penyanyi Prancis Etienne Daho, produser sekaligus komposer album terakhir Jane Birkin pada 2020.
Birkin memiliki tiga putri. Seorang di antaranya, Kate, meninggal dunia pada 2013. Sementara, dua putri lainnya adalah Charlotte yang berprofesi sebagai penyanyi dan aktris, serta Lou Doillon yang juga bekerja sebagai aktris. Namun, orang paling mengenalnya sebagai sosok yang menginspirasi tas Birkin dari Hermes.
Hermes Birkin telah lama menjadi simbol status kelas atas. Selain harganya yang mencapai ratusan juta rupiah untuk satu buah tasnya, Hermes Birkin hanya dijual di toko-toko Hermes resmi tertentu. Selain itu, tidak bisa sembarang orang membeli tas tersebut, melainkan untuk orang-orang yang telah terdaftar sebagai pelanggan VIP.
Advertisement
Sejarah Tas Hermes Birkin
Dirangkum oleh Liputan6.com dari beragam sumber, Kamis, 21 Januari 2016, penciptaan tas Birkin dimulai tak sengaja. Pada 1981, Jane Birkin duduk bersebelahan dengan CEO Hermes, Jean Louis Dumas, di dalam pesawat dalam perjalanan dari Paris menuju London.
Saat itu, Birkin yang sedang memakai tas Hermes Kelly tidak sengaja menjatuhkan semua barang yang ada di dalam tasnya. Ia mengeluhkan ketidakpraktisan tas Hermes Kelly karena tidak mampu memuat banyak barang. Saat itu juga, CEO Hermes merancang desain tas Hermes Birkin di kantung kertas muntah. Kisah tersebut masih menjadi legenda di dunia fesyen hingga sekarang.
Birkin mengaku ketika memiliki tasnya sendiri, ia terbiasa menghiasnya dengan berbagai aksesori. Menurut dia, hal itu akan menghilangkan kesan formal dan sombong dari tasnya, serta lebih sesuai dengan gaya santai orang Prancis.Â
Hingga 2015, Birkin mengaku hanya memiliki lima tas Hermes Birkin. Ia mengaku hanya akan memakai tasnya sampai rusak, hancur, dan tidak dapat dipakai lagi, sebelum menggantinya dengan yang baru. Namun, tas rusak bekasnya tidak dibuangnya begitu saja. Ia melelang tas-tas yang telah dipakainya dan uangnya didonasikan untuk kegiatan sosial atau amal. Pada 2011, Jane Birkin melelang tas Hermes Birkinnya melalui situs eBay dan laku terjual Rp1,4 miliar.
Produksi Tas Hermes
Seorang seniman pembuat tas profesional membutuhkan waktu 48 jam untuk memproduksi sebuah tas Hermes Birkin. Tidak hanya jenis Birkin, setiap tas dikerjakan oleh satu orang di rumah produksi Hermes. Sementara, masing-masing bagian tas akan dikerjakan oleh orang yang berbeda-beda. Walau 48 jam terdengar hanya seperti dua hari saja, faktanya butuh satu minggu untuk menghasilkan sebuah tas Hermes karena diselang-seling dengan kegiatan lain.
Hal menakjubkan selanjutnya adalah semua pengrajin tas Hermes hanya memakai peralatan mereka sendiri untuk memproduksi tas. Menurut Telegraph, tidak ada pengrajin yang menggunakan alat-alat yang tersedia di kantor. Mereka hanya menggunakan peralatan pribadi.
Pada awalnya, pertukaran yang terjadi antara Hermes dan Jane Birkin hanya sebatas tas dengan penggunaan nama Birkin untuk koleksi tas Hermes ini. Walaupun Jane Birkin bukan seorang brand ambasador untuk tas Hermes, ia menerima bayaran untuk penggunaan namanya per tahun.
Berdasarkan data Telegraph, bayaran yang diterima Birkin mencapai Rp420 juta pada 2012, yang kemudian didonasikan oleh Birkin untuk acara amal. Menurut Wall Street Journal, tas Hermes Birkin paling mahal yang pernah dijual adalah seharga Rp3,1 miliar milik wanita bernama Christie yang memenangkan lelang di Hongkong. Tas ini berwarna fuschia, terbuat dari kulit buaya dan bertatahkan berlian dan emas putih dengan berat 18 karat.
Â
Advertisement