The Local Market Edisi September Digelar 3 Hari, 100 Jenama Artisan Lokal Bakal Berpartisipasi

The Local Market merupakan pameran dan bazar produk UMKM lokal yang dikurasi, khususnya produk kerajinan tangan dari berbagai daerah.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 21 Sep 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2023, 08:00 WIB
The Local Market Edisi September Digelar 3 Hari, 100 Jenama Artisan Lokal Bakal Berpartisipasi
Suasana The Local Market, pameran dan bazar UMKM lokal. (dok. Ku Ka)

Liputan6.com, Jakarta - Bingung mau menghabiskan akhir pekan di mana? Anda bisa mengunjungi The Local Market 'September Edition' yang akan berlangsung selama tiga hari, pada 22--24 September 2023. Lebih dari 100 jenama lokal akan hadir dalam pameran dan bazar yang diinisiasi oleh Ku Ka Aku Suka itu.

Pendiri Ku Ka dan The Local Market, Titonius Karto menjelaskan The Local Market itu digelar sejak 2017 dan telah menyelenggarakan pameran sebanyak 17 kali. Ia tidak ingin pameran itu hanya menjadi ajang jual beli semata, tetapi juga tempat bertemunya pelaku usaha lokal dengan para pembeli, salingberbagi ide dan berkomunikasi, hingga berkolaborasi.

"Setiap tahun, jumlah partisipan dan pengunjung The Local Market kian meningkat. Kami berharap The Local Market dapat selalu hadir setiap tahun dan terus berkontribusi memberdayakan usaha lokal Indonesia. Acara ini juga sebagai upaya kami melestarikan produk lokal buatan tangan," kata Tito dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 20 September 2023.

Dalam edisi kali ini, pameran menekankan pada komitmen untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memahami pentingnya usaha mereka sendiri dan juga bagi sesama komunitas UMKM di Indonesia. Pihaknya mengkurasi produk para pemilik usaha agar yang ditawarkan benar-benar berkualitas, khususnya dari kalangan penggiat kerajinan tangan dan komunitas peduli seni dan berdampak sosial bagi masyarakat.

"Di pameran ini, kami secara berkelanjutan menciptakan suasana yang mendukung dan tidak kompetitif, di mana para penjual tidak hanya bisa membangun hubungan dengan pelanggan tetapi juga dengan satu sama lain," ujar Tito.

 

Dari Fesyen hingga Perabotan Rumah Tangga

The Local Market Edisi September Digelar 3 Hari, 100 Jenama Artisan Lokal Bakal Berpartisipasi
Suasana The Local Market, pameran dan bazar UMKM lokal. (dok. Ku Ka)

Pameran dan bazar akan berlangsung di Urban Forest, Cipete, Jakarta Selatan. Pihaknya menargetkan bisa menghasilkan transaksi bernilai ratusan juta rupiah sepanjang penyelenggaraan.

Dalam kegiatan tersebut, pengunjung bisa berbelanja berbagai produk fesyen bermaterial kain tradisional atau wastra nasional. Ada pula peralatan dapur kayu yang dibuat langsung oleh pengrajin lokal di Pulau Jawa.

Terdapat pula sejumlah workshop kerajinan yang dapat diikuti pengunjung langsung. Mereka juga bakal dihibur oleh pertunjukan kesenian daerah dari Sanggar Widya Pramana dan Sanggar Seni Among Siwi dari Jogjakarta, serta penampilan dari para musisi lokal.

"Kami ingin menciptakan perubahan positif. Harapannya, The Local Market memberikan ruang bagi produk independen untuk memamerkan dan menjual produk mereka sambil membina hubungan baru dalam komunitas. One artisan, One Weekend, One action at a time," ucap Tito.

The Local Market biasa diadakan dua kali dalam setahun. Dimulai dari Kemang Rooftop Market dan hanya diikuti oleh beberapa tenant, kini The Local Market menjadi tempat yang dituju banyak orang yang berfokus pada produk lokal berkualitas tinggi dan komunitas seni serta sosial.

 

 

Ancaman TikTok Cs pada UMKM Lokal

The Local Market Edisi September Digelar 3 Hari, 100 Jenama Artisan Lokal Bakal Berpartisipasi
Suasana The Local Market, pameran dan bazar UMKM lokal. (dok. Ku Ka)

Di sisi lain, ancaman TikTok Shop terhadap eksistensi UMKM dan para pedagang lokal makin nyata. Salah satunya adalah para pedagang di Pasar Tanah Abang yang mengalami penurunan omzet dan diperkirakan akan bersifat permanen.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, mengecek langsung kondisi Pasar Tanah Abang Blok A pada Selasa, 19 September 2023. Ia menyebut bahkan jumlah pengunjung ada kenaikan di waktu-waktu tertentu, tetapi dinilai tak bisa menutup tren penurunan omzet para pedagang. 

"Walaupun pada waktu tertentu seperti lebaran, akhir tahun, Idul Adha ada peningkatan tapi bisa dipastikan dampaknya permanen penurunannya," kata Teten.

Dia mengatakan, untuk mencoba merambah pasar, sejumlah pedagang mencoba menjajakan dagangannya lewat ecommerce. Sayangnya, gempuran barang impor yang dijual jauh lebih murah membuat produk-produk lokal tak dilirik.

"Saya berkesimpulan produk yang dijual oleh mereka tak bisa bersaing karena ada produk impor yang dijual yang harganya sangat murah sekali," terang Teten.

Ia mengakui bahwa pemerintah terlambat mengatur soal e-commerce dan social commerce. Indonesia, kata dia, belum memiliki strategi nasional transformasi digital dan belum memiliki badan yang khusus mengatur itu. Dengan begitu, koordinasi antarkementerian dinilai tak punya arah.

 

Banjir Produk-Produk China

Para pedagang di Pasar Tanah Abang menulis permintaannya untuk menutup platform digital seperti TikTok Shop yang dinilai merebut pasar mereka.
Para pedagang di Pasar Tanah Abang menulis permintaannya untuk menutup platform digital seperti TikTok Shop yang dinilai merebut pasar mereka. (dok: Arief)

"Para menteri enggak ada acuan, padahal transformasi digital melibatkan banyak aspek. Di Indonesia, transformasi digital hanya berkembang di sektor perdagangan (e-commerce) di sektor hilir, bukan di sektor produksi," kata Teten kepada media, Rabu, 20 September 2023.

Pada saat yang sama, produk impor dengan harga jual yang jauh lebih rendah memotong porsi serapan produk UMKM. Dia menyebut produk luar seperti China punya ekosistem yang kuat dan menjadikan biaya produksi lebih efisien.

Dia memegang data bahwa 80 persen penjual di platform online menjual produk-produk China. Dengan porsi itu, pasar offline seperti Tanah Abang mulai ditinggalkan. Ia mensinyalir membanjirnya produk dari Tiongkok akibat tarif bea masuk yang terlalu rendah.

"Tapi kita perlu juga melihat masalah ini dari kebijakan investasi dan perdagangan, standarisasi produk dan lain-lain. Saat ini, pemerintah lagi merevisi Permendag no 50/2020," paparnya.

Teten mengatakan saat ini proses revisi Permendag 50/2020 sudah di Istana Negara. Langkah ini sebagai tindak lanjut, pembahasan yang sudah dibahas bersama Kementerian Hukum dan HAM.

Infografis Teh Artisan Lokal Gaet Pasar Kekinian
Infografis teh artisan lokal gaet pasar kekinian. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya