Liputan6.com, Jakarta - Vitamin C telah menjadi bintang di dunia perawatan kulit, terutama di media sosial seperti TikTok. Para dokter kulit membagikan berbagai video pendek tentang manfaatnya. Krim dan serum yang mengandung Vitamin C seringkali disebut mempunyai efek pencerahan dan kemampuan untuk mengencangkan serta melindungi kulit dari berbagai ancaman.
Namun, dunia ilmiah selalu membutuhkan bukti yang kuat untuk mengesahkan klaim semacam itu. "Meskipun banyak yang merekomendasikannya, tak semua produk Vitamin C diciptakan sama," kata Dr Fatima Fahs. Ketika berbicara tentang efektivitas Vitamin C, ada banyak faktor yang perlu diperhitungkan, seperti konsentrasi, pH, dan formulasi produk.
Baca Juga
Dilansir dari Channel News Asia pada Selasa, 3 Oktober 2023, sebuah ulasan ilmiah yang dipublikasikan pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa tidak semua produk dengan Vitamin C memberikan hasil yang diharapkan. Ada varian formulasi yang menunjukkan hasil positif, tetapi banyak juga yang tidak memiliki efek signifikan.
Advertisement
Salah satu tantangan terbesar dalam mengembangkan produk perawatan kulit dengan Vitamin C adalah menjaga kestabilannya. Vitamin C mudah teroksidasi, yang mengakibatkan berkurangnya efektivitasnya. Oleh karena itu, formulasi produk memegang peranan penting untuk memastikan Vitamin C dapat menembus kulit dan memberikan manfaatnya dengan optimal.
Sementara itu, Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan mampu melawan radikal bebas jika berhasil menembus kulit. Radikal bebas sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti polusi, paparan sinar matahari, dan stres.
"Menetralkan radikal bebas berarti melindungi kulit dari kerusakan dan penuaan dini," kata Dr Whitney Bowe.
Keefektifan Vitamin C Dipengaruhi Berbagai Faktor
Ini menjadikannya penting bagi produsen produk perawatan kulit untuk memastikan bahwa formulasi mereka memungkinkan penyerapan yang efektif. Banyak dari mereka telah bereksperimen dengan berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan kulit menyerap Vitamin C, seperti mengemasnya dalam liposom atau nanopartikel, atau mengkombinasikannya dengan bahan lain yang memfasilitasi penyerapan.
"Mengkombinasikan Vitamin C dengan bahan seperti asam ferulat atau Vitamin E bisa meningkatkan stabilitas dan penyerapannya," kata Dr Patricia Farris. Ini juga mungkin memberikan manfaat sinergis karena kombinasi bahan-bahan ini diketahui bekerja lebih baik daripada masing-masing bahan yang digunakan sendiri.
Penting juga untuk memperhatikan kemasan produk. Produk dengan kemasan gelap atau kedap udara cenderung melindungi Vitamin C dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar matahari dan oksigen. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memilih produk dengan kemasan yang tepat dan memastikan penyimpanannya di tempat yang sejuk dan kering.
Selain faktor kemasan dan formulasi, konsentrasi Vitamin C dalam produk juga memegang peranan penting. "Konsentrasi yang optimal untuk efektivitas terbaik biasanya berkisar antara 10-20 persen," menurut Dr Bowe. Namun, bagi mereka yang baru memulai atau memiliki kulit sensitif, mungkin lebih baik memulai dengan produk yang memiliki konsentrasi lebih rendah dan kemudian meningkatkannya secara bertahap.
Advertisement
Bijak Memilih Produk
Di sisi lain, konsumen harus berhati-hati dengan klaim yang tidak didukung oleh bukti ilmiah. Walaupun Vitamin C memiliki banyak manfaat, itu tidak berarti semua produk dengan Vitamin C akan memberikan hasil yang diinginkan.
"Saat memilih produk dengan Vitamin C, selalu baca label dengan cermat, lakukan riset, dan jika perlu, mintalah rekomendasi dari ahli kulit," saran Dr Farris.
Pasar Vitamin C saat ini juga dipenuhi dengan berbagai merk dan variasi. Dari yang bersifat organik hingga sintetis, ada banyak pilihan yang bisa dipilih oleh konsumen. Namun, memilih produk yang tepat memang memerlukan informasi yang mendalam dan pemahaman tentang kandungan masing-masing produk.
Jika kita melihat lebih jauh, Vitamin C sebenarnya memiliki beberapa varian yang masing-masing memberikan efek berbeda pada kulit. Seperti yang dinyatakan oleh Dr Bowe, tetrahexyldecyl ascorbate dan tetra-isopalmitoyl ascorbic acid merupakan turunan yang lebih baru dan menjanjikan penetrasi yang lebih baik ke dalam kulit. Namun, kurangnya bukti ilmiah yang mendukung manfaatnya menjadi alasan untuk tetap berhati-hati dalam memilih produk.
Â
Uji Coba Kecil Terhadap Kulit
Kualitas produk juga sangat tergantung pada teknik formulasi dan kemasan. Dr Bowe menekankan pentingnya kemasan yang mengurangi eksposur udara dan cahaya, karena kedua hal ini dapat mengakibatkan degradasi Vitamin C dan mengurangi kemanjurannya.
Kemudian, ada aspek keamanan. Meskipun Vitamin C secara alami bermanfaat untuk kulit, terlalu banyak dan terlalu sering penggunaan dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan, terutama pada kulit yang lebih sensitif. Oleh karena itu, selalu disarankan untuk melakukan patch test atau uji coba kecil sebelum menggunakan produk secara rutin.
Dr Farris juga memberikan insight penting bahwa produk dari perusahaan besar cenderung lebih dapat diandalkan. Hal ini karena perusahaan besar memiliki sumber daya untuk melakukan penelitian dan pengujian yang ekstensif untuk memastikan produk mereka aman dan efektif.
Namun, di akhir hari, keputusan terbaik berasal dari konsultasi dengan para ahli. Dr Bowe mengingatkan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan kulit yang berbeda. Seorang dokter kulit yang berpengalaman dapat memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kulit, riwayat medis, dan kebutuhan khusus pasien.
Â
Advertisement