Liputan6.com, Jakarta - Film dokumenter 'Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso' membuat sejumlah fakta yang belum terkuak mulai diangkat kembali. Ada berbagai hal seputar kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin atau kopi sianida yang belakangan ini diungkap sejumlah pihak.
Salah satunya adalah tentang Jessica Wongso pernah dicurigai oleh publik karena kerap memakai kacamata bening saat persidangan kasus kopi sianida pada 2016. Banyak yang menduga bahwa penggunaan kacamata tersebut merupakan upaya untuk menutupi kebohongan.
Baca Juga
Namun, Fristian Griec, seorang jurnalis yang meliput persidangan tersebut, membahas isu ini dalam sebuah podcast bersama Ashanty. Jurnalis televisi yang mengikuti sidang tersebut sejak awal sampai akhir membenarkan bahwa saat itu ada dugaan dari publik bahwa Jessica menggunakan kacamata untuk alasan tertentu.
Advertisement
"Ada beberapa dugaan mengenai Jessica, termasuk yang dia pakai kacamata. Ada berita bahwa itu untuk menutupi kebohongan dia (Jessica Wongso)," kata Fristian Griec dalam podcast di akun Youtube 'Ngobrol Asix', dikutip Rabu, 18 Oktober 2023.
Fristian mengklarifikasi bahwa penggunaan kacamata oleh Jessica Wongso karena AC sentral di ruang sidang kerap membuat mata terasa perih. Itu juga merupakan alasan kenapa Jessica suka memakai kacamata di ruang sidang.
"Padahal sidang itu dari pagi sekitar jam 10 malam dan paling cepat selesai jam 10 malam, bayangin aja gimana dinginnya ruangan sidang. Normal banget selesai jam 11 malam paling lama. Itu kan AC, AC sentral memang perih banget kalau kena mata," terang Fristian.
Jessica Disebut Psikopat Narsistik
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya yang juga berada di ruang sidang selama berjam-jam, sering kali merasakan sakit mata akibat AC sentral. Oleh karena itu, penggunaan kacamata seperti yang dilakukan Jessica terbilang wajar.
Menurut Fristian, niatnya dalam membahas hal ini bukan untuk membela Jessica, tetapi untuk memberikan pemahaman tentang fakta yang sebenarnya terjadi selama persidangan.
"Saya bilang begini sekadar untuk memberi tahu bahwa ada banyak informasi yang benar dan salah. Ini bukan persoalan Jessica salah atau tidak, tapi ini ada fakta dari yang ini (kenapa pakai kacamata), ya harus kita ungkapkan apa adanya," jelasnya.
Selain itu, sebagai terdakwa kasus pembunuhan, Jessica selalu terlihat tenang dan bahkan, sesekali sempat tersenyum. Sikap tenang Jessica itu sampai membuat ayah mendiang Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin, menyebutnya sebagai psikopat narsistik.
Namun, hal itu dibantah oleh pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan. Menurut ayah mertua Jessica Milla itu, Jessica tidak merasa bersalah sehingga tidak perlu bersandiwara.
Advertisement
Jessica Tak Mau Terlihat Sedih
"Dia selalu mengatakan kepada saya karena saya enggak bersalah kenapa saya harus bersandiwara," tutur Otto Hasibuan, dikutip dari podcast Dokter Richard Lee di akun Youtube dr. Richard Lee, MARS pada Minggu, 15 Oktober 2023.
Di sisi lain, wanita yang baru saja genap 35 tahun ini memang sakit hati karena merasa difitnah, tetapi ia tidak menunjukkannya demi sang ibu. "Enggak mau tunjukkan sama orang karena dia bilang, 'kalau saya nangis di sidang, ibu saya pasti kolaps dan sedih lihat saya nangis," ungkapnya. Otto pun menyebut Jessica seperti sosok yang mau menderita demi orang lain.
Pemilik nama lengkap Jessica Kumala Wongso ini divonis 20 tahun penjara dalam kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin pada 2016. Kini, Jessica sudah menjalani tujuh tahun masa hukumannya di Lapas Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Otto Hasibuan masih terus mengupayakan agar kliennya itu mendapatkan keadilan dan bebas. Seperti diketahui, banyak masyarakat menganggap bahwa Jessica tidak bersalah atas kasus tersebut setelah menyaksikan film dokumenter produksi Netflix tersebut.
Otto Optimis Jessica Bisa Cepat Bebas
Otto ingin mengupayakan Peninjauan Kembali (PK) yang nantinya berujung pada dua opsi, diterima atau ditolak. Jika PK ditolak, maka tidak ada pilihan lain kecuali Jessica menerima dan melanjutkan masa hukuman 20 tahun penjara.
"Kalau itu mereka lakukan ya apa boleh buat, berarti negara kita akan terus seperti itu," kata pengacaa senior itu.
Meski begitu, Otto optimis Jessica segera bebas dalam waktu dekat. Ia mengungkapkan bahwa kliennya itu sudah beberapa kali mendapatkan remisi atau potongan masa tahanan karena berkelakuan baik di penjara.
"Remisi sih ada, banyak, banyak. Mestinya kalau hitung-hitungan kita 2--3 tahun lagi dia harusnya keluar, karena dia berkelakuan baik," ungkap Otto.
Meski begitu, Otto tidak mencampuri urusan remisi tersebut karena merupakan kewenangan Kemenkumham. Sebagai kuasa hukum ia hanya berusaha memastikan bahwa Jessica mendapatkan semua haknya di dalam penjara.
"Dia bilang lapasnya bagus, petugasnya baik, dia diperlakukan dengan baik, hak-hak dia dipenuhi. Saya kira enggak ada masalah. Remisi katanya diberikan kepada dia," terang Otto.
Advertisement