Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik datang dari Medical Emergency Rescue Committee atau MER-C Indonesia. Setelah hilang kontak lebih dari 40 jam sejak Jumat, 27 Oktober 2023, pukul 14.00 WIB, kini tiga relawan warga negara Indonesia (WNI) yang bertugas di Gaza, Palestina itu dipastikan selamat.
Ketiganya ditemukan pada Minggu, 29 Oktober 2023, sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, staf lokal MER-C di Gaza mengabarkan melalui pesan singkat bahwa mereka termasuk tiga relawan Indonesia yaitu Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, Farid Zanzabil Al Ayubi dalam keadaan baik. Mereka masih bertugas di rumah sakit Indonesia di Gaza.
Baca Juga
Informasi itu diketahui dari unggahan di akun Instagram @mercindonesia pada Minggu, 29 Oktober 2023. "Assalamu'alaikum. Akhi kami dalam keadaan baik Alhamdulillah, kami bertiga (Fikri, Reza, Farid) dalam kondisi baik. Jangan khawatir. Alhamdulillah Rumah Sakit Baik. Dan kami masih ada makanan," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Advertisement
"Meskipun sudah dapat berkomunikasi melalui sms, namun kami belum dapat berbicara melalui telepon sehingga informasi yang didapat masih sangat terbatas,” tambah keterangan tersebut. Sejumlah warganet Indonesia memberikan komentar dan dukungan pada para relawan yang berada di Gaza, Palestina dalam unggahan tersebut.
"Alhamdulillah...in syaa Allah RS Indonesia akan kembali seperti dulu, kami di Indonesia in syaa Allah akan selalu mendoakan dan mendukung relawan2 dan juga penduduk2 disana...," komentar seorang warganet
"Alhamdulillah 'alakullihal dr kmrn sllu menunngu updatenya nangis bacanya ma sya Allah❤️❤️,” kata warganet yang lain.
"Alhamdulillah..semoga Allah memberi kekuatan dan kesabaran saudara2 disana.aamiin," tulis warganet lainnya.
Sejumlah Pasien Masih Dirawat di RS Indonesia di Gaza
Unggahan itu juga mengungkapkan kerusakan yang terjadi di bagian dalam RS Indonesia berupa plafon yang ambruk, pemadaman listrik dan kerusakan paving blok bagian luar akibat serangan yang terjadi di sekitar RS Indonesia. Sejumlah pasien masih dirawat di rumah sakit tersebut dengan fasilitas seadanya di ruangan yang agak gelap.
Sebelumnya, kabar menghilangnya tiga relawan Indonesia di Gaza juga dibagikan akun Instagram @mercindonesia pada Sabtu, 28 Oktober 2023. Ketiganya tidak bisa dikontak setelah kondisi RS Indonesia di Gaza rusak berat sebagai dampak dari pengeboman yang dilakukan pasukan Israel di sejumlah titik di Gaza.
Layanan tetap dilakukan di tengah berkurangnya stok obat-obatan dan pemadaman listrik yang memaksa para dokter melakukan operasi dalam kegelapan, kata sebuah organisasi sukarelawan. Melansir Al Jazeera, Selasa (31/10/2023), Fikri mengatakan bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza dibanjiri pasien setelah berminggu-minggu pemboman tanpa henti oleh pasukan Israel.
"Di Rumah Sakit Indonesia (di Gaza) saja, tercatat 870 orang meninggal dunia dan 2.530 orang dirawat karena luka-luka. Sekitar 164 pasien masih dirawat di rumah sakit," kata Fikri. Sekitar separuh penduduk Gaza telah mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap lebih aman daripada rumah mereka, seperti sekolah dan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Indonesia.
Advertisement
Para Petugas Rumah Sakit Kelelahan
"Lebih dari 1.500 warga mengungsi ke RS Indonesia dan berkemah di ruangan kosong dan halaman rumah sakit," imbuhnya. Minggu lalu, rumah sakit itu kehilangan aliran listrik akibat kekurangan bahan bakar karena blokade Israel yang menghalangi masuknya pasokan penting.
"Kami berusaha mencari bahan bakar untuk menghidupkan (listrik) Rumah Sakit Indonesia setelah pemadaman yang berlangsung selama lebih dari satu jam. Dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi dan merawat pasien tanpa penerangan apapun," terang Fikri. "Rumah Sakit Indonesia sangat membutuhkan bantuan medis. Tenaga petugas rumah sakit kelelahan karena dipaksa bekerja 24 jam sehari," ia menambahkan.
Fikri menyebut bahwa mengirimkan bantuan ke rumah sakit merupakan sebuah tantangan. Namun, MER-C telah mengumpulkan sumbangan dari masyarakat Indonesia dan organisasi bantuan lain di Gaza. Karena itu, para sukarelawan dapat mengirimkan sejumlah pasokan ke rumah sakit pada 19 dan 24 Oktober 2023.
"Kami sempat mendapatkan beberapa obat dan alat kesehatan lain, tapi masih banyak obat yang belum kami miliki stoknya karena sudah habis," ungkapnya.
Pembangunan RS Indonesia di Gaza
Rumah Sakit Indonesia terletak di Beit Lahia, sebuah kota berpenduduk sekitar 90 ribu orang di Gaza bagian utara. Bangunan itu berdiri di atas tanah seluas 16 ribu meter persegi yang disumbangkan pemerintah Gaza pada 2011.
Pembangunan rumah sakit ini menelan biaya hampir 8 juta dolar AS dan didanai sumbangan warga negara Indonesia bersama organisasi-organisasi, termasuk Palang Merah Indonesia dan Muhammadiyah, salah satu organisasi Muslim terbesar di Indonesia
MER-C menggambarkan misinya untuk membantu "masyarakat paling rentan" tanpa memandang latar belakang, agama, kebangsaan, etnis, kelas, atau status kriminal. Organisasi ini didirikan sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia yang melakukan prosedur medis di Maluku pada 1999 saat terjadi konflik sektarian antara komunitas Kristen dan Muslim.
Sejak didirikan pada 1999, MER-C telah melakukan misi kemanusiaan di negara-negara yang dilanda konflik, termasuk Afghanistan, Irak, Iran, Palestina, Lebanon, Sudan, Filipina, dan Thailand.
Organisasi tersebut telah memberi bantuan medis pada beberapa pasien kontroversial, termasuk Abu Bakar Bashir, ketua kelompok Jemaah Islamiyah yang terkait dengan Al-Qaeda. Juga, sejumlah orang yang terlibat dalam aksi bom Bali sebelum mereka dieksekusi pada 2008.
Advertisement