Capaian Angka Pergerakan Wisatawan Nusantara Masih Setengah dari Target 2023, Sandiaga Uno Sebut Ada Anomali

Menparekraf Sandiaga Uno sedang mensinkronkan data bersama BPS dan penyedia layanan seluler agar dihasilkan angka pergerakan wisatawan nusantara yang lebih akurat. Catatan BPS terakhir, baru 626,099 juta pergerakan wisnus hingga September 2023.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 27 Nov 2023, 20:02 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2023, 20:02 WIB
wisata
Ilustrasi orang liburan stress free. (Foto: Unsplash/Tron Le)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pergerakan wisatawan nusantara jelang penghujung tahun 2023 masih berada di angka 626 jutaan. Angka tersebut jauh dari target yang ditetapkan semula, yakni 1,2--1,4 miliar pergerakan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut ada anomali terkait angka tersebut.

"Wisnus ini ada anomali antara target yang dihitung 1,2--1,4 miliar, metode perhitungannya, dan metode perhitungan berdasarkan mobile positioning data yang dilakukan oleh BPS, Kemenparekraf, bersama penyedia layanan operator seluler, sehingga angkanya ini, yang 600 juta, enggak apple to apple dengan yang 1,2--1,4 (miliar)," kata Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, di Jakarta, Senin (27/11/2023).

Berdasarkan hasil diskusi pihaknya dengan konsultan internasional Positium, ia meyakini bahwa angka yang beredar tidak mungkin hanya sebesar itu. Pasalnya, berdasarkan pantauan di lapangan, pergerakan wisatawan nusantara sudah sangat tinggi.

"Kami meyakini karena seluruh sektor pariwisata sudah merasakan target wisatawan nusantara itu sudah terlampaui," ujarnya lagi.

Karena itu, ia menyatakan saat ini pihaknya bersama BPS dan penyedia layanan seluler masih akan mensinkronkan data hingga tiga bulan ke depan. Kemudian, pihaknya akan memutuskan apakah akan menyesuaikan target mengikuti acuan internasional yang disusun oleh UNWTO atau menyesuaikan cara membaca mobile positioning data.

"Itu nanti akan kami laporkan," kata Sandi.

Berdasarkan international reccommendation tourism statistic yang dikeluarkan UNWTO, terdapat perbedaan definisi antara turis dan excursionist alias pelancong. Sandi menyebut turis dialamatkan kepada mereka yang berkegiatan lebih dari 24 jam, sedangkan pelancong adalah mereka yang berkegiatan wisata kurang dari 24 jam.

"Inilah perhitungan yang diharapkan ke depan akan membawa perhitungan yang lebih akurat, penuh kehati-hatian, dan secara bersama bisa kita gunakan menyusun kebijakan agar pergerakan wisatawan nusantara kita akan lebih tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu, dan membawa Indonesia lebih meningkat dari segi pergerakan wisatawan nusantara, secara global," sambung Sandi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Target Wisatawan Mancanegara

Nataru
Suasana penumpang kereta api di wilayah Daops 3 Cirebon. (Istimewa)

Di sisi lain, Sandi menegaskan bahwa perubahan penghitungan wisatawan nusantara tersebut tidak akan mengubah capaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pihaknya optimistis angkanya bakal melebihi target yang ditetapkan, yakni 8,5 juta orang pada 2023.

"Untuk wisman tidak akan ada perubahan karena kita menghitungnya berdasarkan data kedatangan imigrasi dan country of nationality. Jadi, ini tidak ada perubahan, targetnya memang sudah sesuai, dan kita berbangga kita mungkin akan bisa memiliki peluang menembus 11 juta, insya Allah," ia menjelaskan.

Sementara, Sandi memprediksi angka pergerakan wisatawan nusantara jelang akhir tahun, khususnya periode libur Natal dan Tahun Baru, bisa mencapai 200 juta pergerakan. Dengan besarnya pergerakan massa, ia menyatakan pihaknya akan segera mengirimkan surat edaran kepada dinas pariwisata provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk mengawasi objek wisata agar mengacu pada SNI CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainibility).

"Kita perlu mengantisipasi, mengelola wisata melalui evaluasi prosedur dan evaluasi kondisi. Kita harus pastikan kenyamanan, keamanan, dan kegiatan wisata yang menyenangkan, terutama di destinasi-destinasi, harus menyediakan alat keselamatan tambahan untuk wisata air, seperti pelampung, alat penyamat, dan juga peta yang jelas kepada para pengunjung untuk rute evakuasi," kata Sandi.


Tak Ada Data Objek Wisata Rawan

Wisata air Kediri Water Park
Foto: Dian Kurniawan/ Liputan6.com.

Sejauh ini, pihaknya mengaku tidak memiliki daftar objek wisata yang berisiko untuk dikunjungi wisatawan, terutama di musim penghujan. "Dan kita tidak akan mengeluarkan daftar. Kita hanya akan memastikan bahwa destinasi yang akan dikunjungi itu melakukan pengecekan prosedur, infrastuktur, memastikan bahwa aman, nyaman, dan menyenangkan. Dalam bingkai CHSE itu bisa kita hadirkan untuk para wisatawan," ujarnya.

Sejumlah insiden kecelakaan di tempat wisata terjadi di sejumlah tempat. Salah satunya insiden pecahnya Jembatan Kaca The Geong Banyumas yang terjadi pada Rabu, 25 Oktober 2023, sekitar pukul 10.00 WIB. 

Insiden di destinasi wisata yang berlokasi di Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka. Pengelola Jembatan Kaca The Geong berinisial ES (69) pun telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Jadi tersangka sebagai pengelola itu menggunakan tempered glass second yang tidak standar, tidak ada uji kelayakan dan informasi imbauan peringatan keselamatan di sekitar lokasi. Itu tidak ada SOP dan ES sebagai pengelola sudah tersangka," kata Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu, dikutip Merdeka.com, Selasa, 31 Oktober 2023.

Edy menjelaskan bahwa penetapan tersangka setelah melalui pemeriksaan terhadap 16 saksi. Ia menyebut hasil pemeriksaan Bidlabfor Polda Jateng bahwa penyebab pecahnya kaca pada Jembatan Kaca The Geong dikarenakan pembagian beban pada struktur pilar penyangga tidak berfungsi secara optimal.

"Sehingga pada saat dilalui menimbulkan lendutan (lekukan ke bawah), keretakan dan pecahnya kaca disertai suara ledakan," tambahnya.

 


Rawan Kecelakaan di Kawasan Guci Tegal

Kecelakaan bus wisata di Guci, Slawi, Tegal, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan layar)
Kecelakaan bus wisata di Guci, Slawi, Tegal, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan layar)

Kecelakaan juga terjadi di kawasan Objek Wisata Guci Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Minggu pagi, 7 Mei 2023. Kecelakaan yang melibatkan bus itu mengangkut rombongan peziarah dari Tangerang dan rencananya saat kejadian sudah hendak kembali ke daerah asal setelah tujuan akhir di Objek Wisata Guci Tegal. Hal itu diketahui dari sejumlah video singkat yang dibagikan di Twitter, salah satunya di akun @wisnuaddiS.

Dalam video terlihat bus pariwisata dalam kondisi sedang parkir kemudian entah bagaimana bus melaju sendiri sampai terperosok masuk ke dalam sungai yang ada di lokasi. Posisi bus sebelum masuk ke sungai berada di parkiran yang tersedia di lokasi dan posisi di atas.

Jajaran personel Polres Slawi, Jawa Tengah mengevakuasi belasan korban kecelakaan bus pariwisata tersebut. "Ya, ada kecelakaan tunggal. Bukan bus masuk jurang, namun masuk sungai," kata Kapolres Slawi AKBP Mochammad Sajarod Zakun, dilansir Antara.

Zakun mengatakan untuk memudahkan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi memasang garis polisi di lokasi kejadian. Dua orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

 

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya