Liputan6.com, Jakarta - Erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatra Barat meninggalkan duka bagi keluarga para pendaki yang meninggal. Di sisi lain, aksi heroik dua warga Batu Plano, Muhammad Andika dan Tomi Hidayat, dalam menyelamatkan korban erupsi Gunung Marapi menarik perhatian publik. Bahkan, Deddy Corbuzier mengapresiasi usaha mereka dan teman-temannya yang mau berinisiatif sendiri naik ke puncak gunung sebelum bantuan tiba.
Pada Deddy Corbuzier, Andika dan Tomi menceritakan perjuangan mereka mengevakuasi para pendaki dengan alat seadanya seperti botol air minum dan sarung. Andika lebih dulu pergi menyisir wilayah gunung bersama warga lainnya tepat pada malam hari setelah gunung tersebut meletus. Setelah itu, Tomi baru menyusul di hari berikutnya
Dika mengungkapkan bahwa kondisi Gunung Marapi saat itu sudah dipenuhi oleh abu vulkanik yang sangat tebal. Tak hanya jarak pandang yang terbatas, tanah bebatuan pun sudah tertutup rata dengan abu.
Advertisement
Sebagai warga lokal yang sering pergi ke gunung, jalanan di sana sudah melekat di ingatan Andika. Ia mengaku cukup kesulitan saat membawa korban turun dari gunung tetapi dengan mudah menemukan jalurnya.
"Kita susah untuk turun karena jalannya sudah hilang, sama sekali enggak ada petunjuk. Patokannya cuma kita pernah ke sini. Patokannya itu kita pernah lihat pohon ini, pernah ada di pinggir sini, jadi terabas aja," cerita Andika di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Sabtu 16 Desember 2023.
Sebagai relawan sekaligus warga lokal yang sering pergi ke gunung, jalanan di sana sudah melekat di ingatan Andika. Ia mengaku cukup kesulitan sewaktu membawa korban turun dari gunung tetapi dengan mudah menemukan jalurnya.
Jalur Penunjuk Turun Gunung Marapi Menghilang
"Kita susah untuk turun karena jalannya sudah hilang, sama sekali enggak ada petunjuk. Patokannya cuma kita pernah ke sini. Patokannya itu kita pernah lihat pohon ini, pernah ada di pinggir sini, jadi terabas aja," cerita Andika di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Sabtu 16 Desember 2023.
Sebagai warga lokal yang sering pergi ke gunung, jalanan di sana sudah melekat di ingatan Andika. Ia mengaku cukup kesulitan sewaktu membawa korban turun dari gunung tetapi dengan mudah menemukan jalurnya.
Mendengar cerita itu, Deddy terlihat sangat kagum. Ia menilai kemampuan menghapal jalan seperti itu hanya bisa dilakukan oleh warga asli yang sering pergi ke Gunung Marapi. Bukan hanya bermodal ingatan soal jalur pendakian, Andika juga pergi mengevakuasi korban dengan modal nekat.
Dalam kondisi gunung yang baru meletus, Andika hanya pergi membawa ponsel, sebotol air minum, dan sarung leher. "Enggak bawa kompas, cuma bawa hape, air mineral, satu sarung leher. Modal itu doang. Senter pakai hape. Jadi modal nekat aja. Di atas bisa telepon tapi jaringannya susah," ungkap Andika.
Karena membawa ponsel, Andika bisa membuat video situasi saat mengevakuasi para korban pendakian. Video yang direkamnya itu langsung dibagikan ke media sosial Facebook hingga menjadi viral.
Advertisement
Sarung untuk Membungkus Bagian Tubuh Korban
Sementara sarung leher yang dibawa oleh Andika ternyata berfungsi untuk membungkus bagian tubuh korban yang ia temukan. Dengan ukuran yang cukup kecil, sarung tersebut hanya bisa melapisi bagian tubuh korban. Sedangkan kaki dan tangannya dibantu pegang oleh teman-teman yang lain.
"Jenazah ditemukan tidur telungkup, saya kan bawa sarung leher, jadi saya taruh sarungnya, (jenazahnya) saya taruh di atas sarung. Jadi cuma badannya yang bisa, kakinya ada yang dipegangin teman," ungkapnya.
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi sejak 3 Desember 2023, mengakibatkan dampak yang signifikan bagi wilayah sekitarnya. Hingga 4 Desember tercatat sebanyak 14 dari 16 kecamatan di daerah tersebut terdampak hujan abu dan batu usai Gunung Marapi erupsi. Saat erupsi terjadi terdapat 47 pendaki dan dari jumlah tersebut sebanyak 19 di antaranya telah berhasil turun.
Peristiwa itu masih menyisakan duka bagi keluarga maupun sahabat para korban. Gunung Marapi memuntahkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter pada Minggu sore, 3 Desember 2023. Saat kejadian erupsi, gunung yang berstatus Level II atau waspada itu sedang didaki 75 orang. Salah seorang korban meninggal dunia adalah Frengki Candra Kusuma yang viral lantaran jenazahnya memiliki aroma wangi.
Korban Erupsi Gunung Marapi
Kabar tersebut diketahui dari kesaksian keluarga, teman serta petugas yang membawanya ke ambulans. "Iyaa saya salah satu yang mencium wangi salah satu korban turun dari ambulans di RS. Saya pikir itu bau petugas-petugas RS," tulis seorang warga TikTok bernama Eed Miangno dengan akun @jhoni_edward pada Kamis, 7 Desember 2023.
Di lini masa pun ramai tentang kisah Frenki yang jenazahnya memiliki aroma wangi hingga banyak yang bertanya-tanya tentang amalannya. Ada yang menyebut bahwa ia penghafal AlQuran dan juga pribadinya yang baik.Frenki diketahui seorang guru PPL pelajaran BK di SMPN 29 Padang. PPL adalah program prajabatan pendidikan guru untuk menyiapkan calon guru.
Ia bersama salah seorang korban meninggal lainnya, yaitu Siska Afrina, berasal dari kampus Universitas Negeri Padang (UNP). Potret keduanya terpampang di auditorium kampus saat kabar mereka menjadi korban meninggal akibat bencana erupsi Gunung Marapi yang diunggah di akun TikTok @octarivol26.
Kabar duka yang menyebar ikut membuat orang-orang yang mengenal Frenki bersedih. Bahkan mereka memberi kesaksian atas kebaikan Frengki semasa hidup.
Advertisement