Pesawat Japan Airlines Terbakar di Bandara Haneda Tokyo, Maskapai Klaim 379 Penumpang dan Kru Selamat

Pesawat Japan Airlines dengan nomor penerbangan 516 ini itu terhenti di Bandara Haneda Tokyo, Jepang. Menurut klaim maskapai, pesawat tersebut memuat 379 orang penumpang dan kru. Semuanya dikabarkan dalam keadaan selamat.

oleh Henry diperbarui 02 Jan 2024, 18:22 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2024, 18:22 WIB
FOTO: Cegah COVID-19 Omicron, Jepang Larang Masuk Semua Warga Asing
Pesawat Japan Airlines terlihat pada landasan di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Senin (29/11/2021). Jepang mengumumkan akan menutup kembali pintunya untuk warga negara asing yang berlaku pada 30 November 2021. (AP Photo/Koji Sasahara)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pesawat milik maskapai Japan Airlines dengan penumpang masih di dalamnya terbakar di landasan pacu Bandara Haneda Tokyo, Jepang pada Selasa petang (2/1/2024). Pesawat Japan Airlines itu terbakar setelah diduga bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai, demikian laporan Nippon TV yang dikutip DW, Selasa (2/1/2024). Meski begitu penyebab pastinya masih belum diketahui dengan pasti.

Tayangan langsung di lembaga penyiaran publik NHK menunjukkan api keluar dari jendela pesawat Japan Airlines. Juru bicara Japan Airlines mengatakan pesawat yang berangkat dari bandara Shin-Chitose di Hokkaido itu membawa lebih dari 300 penumpang.

Pesawat dengan nomor penerbangan 516 ini itu terhenti, kemudian perosotan darurat terbuka dan orang-orang berlarian keluar. Menurut klaim pihak Japan Airlines, pesawat tersebut memuat 379 orang penumpang dan kru. Semuanya dikabarkan dalam keadaan selamat.

Semua landasan pacu Bandara Haneda telah ditutup sejak sekitar pukul 6 sore waktu setempat. Beberapa penerbangan dialihkan ke Bandara Narita di Prefektur Chiba.

Rekaman media Jepang NHK menunjukkan petugas pemadam kebakaran tengah berupaya memadamkan api yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut. Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari otoritas setempat mengenai kecelakaan pesawat tersebut.

Insiden itu menambah daftar kecelakaan udara di Jepang. Sebelumnya, sebuah pesawat militer AS dengan delapan prajurit di dalamnya jatuh pada Rabu, 29 November 2023, di lepas pantai Jepang. Para pejabat Jepang mengatakan CV-22 Osprey dari pangkalan udara Yokota di Tokyo, jatuh di Pulau Yakushima, di selatan pulau utama paling selatan Jepang, Kyushu.

 

 

Pesawat Hibrida

FOTO: Cegah COVID-19 Omicron, Jepang Larang Masuk Semua Warga Asing
Pesawat Japan Airlines terlihat pada landasan di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Senin (29/11/2021). Jepang melarang masuk semua warga asing terkait penyebaran varian baru virus corona COVID-19, Omicron. (AP Photo/Koji Sasahara)

Penyiar berita Jepang NHK mengatakan pesawat Osprey berusaha mendarat di bandara Yakushima. Outlet berita tersebut menambahkan bahwa pesawat itu terbakar. Laporan BBC menyebutkan bahwa misi penyelamatan telah dikerahkan.

Mengutip Associated Press (AP), pihak berwenang penjaga pantai Jepang disebut sedang menuju ke lokasi tersebut untuk operasi pencarian dan penyelamatan. Penjaga pantai menerima panggilan darurat dari sebuah kapal nelayan di dekat lokasi jatuhnya pesawat di lepas pantai Yakushima, sebuah pulau di selatan Kagoshima di pulau utama selatan Kyushu, Jepang. Belum jelas pangkalan AS mana yang menjadi asal Osprey, namun diyakini kapal tersebut berangkat dari Iwakuni ke Okinawa.

Osprey adalah pesawat hibrida yang lepas landas dan mendarat seperti helikopter, namun selama penerbangan dapat memutar baling-balingnya ke depan dan melaju lebih cepat seperti pesawat terbang. Versi pesawat ini diterbangkan oleh Korps Marinir, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara AS.

Insiden kecelakaan pesawat juga terjadi di Malaysia pada Kamis, 17 Agustus 2023. Sedikitnya 10 orang tewas setelah sebuah pesawat jatuh di jalan raya di utara Kuala Lumpur.

"Pesawat yang membawa enam penumpang dan dua awak pesawat itu berangkat dari Bandara Internasional Langkawi menuju Bandara Sultan Abdul Aziz Shah (Subang)," kata Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) seperti dilansir CNN, mengutip kanal Global Liputan6.com, 17 Agustus 2023.

Kecelakaan Pesawat di Malaysia

Bandara Haneda Jepang
Waving deck yang berada di lantai 5 Bandara Haneda, Jepang dengan pemandangan sunrise yang cantik (Liputan6.com/Pool/Maulidinov)

"Kontak pertama yang dilakukan pesawat dengan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang terjadi pada pukul 14.47 waktu setempat dan izin pendaratan diberikan pada pukul 14.48."

Pernyataan yang sama kemudian menyebutkan, "Pada pukul 14.51 waktu setempat, menara pengawas mengamati asap yang berasal dari lokasi kecelakaan tetapi tidak ada panggilan mayday yang dilakukan oleh pesawat." Pesawat itu dilaporkan menabrak sebuah mobil dan sepeda motor, mengakibatkan masing-masing pengemudi tewas.

Menteri Transportasi Anthony Loke mengatakan penyelidikan sedang berlangsung terkait penyebab kecelakaan pesawat. "Tidak ada yang selamat dari kecelakaan itu," katanya dalam konferensi pers.

Melansir Free Malaysia Today, pesawat Beechcraft Model 390 itu jatuh di Guthrie Highway, dekat Elmina, Shah Alam. Kepala eksekutif CAAM Norazman Mahmud mengatakan bahwa pesawat nahas itu dioperasikan oleh Jetvalet Sdn Bhd dan berangkat dari Langkawi pada pukul 14.08 waktu setempat.

Pesawat Masih Jadi Transportasi Teraman

Ilustrasi pesawat sedang mengudara (pixabay)
Ilustrasi pesawat sedang mengudara (pixabay)

 

Di Indonesia, Wakil Ketua Umum Bidang Keselamatan Transportasi, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Rivan A. Purwantono mencatat, angka kecelakaan pada 2023 meningkat sebesar 6,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara rinci, insiden kecelakaan tersebut didominasi oleh moda transportasi kendaraan roda dua atau sepeda motor. Lalu, disusul oleh kendaraan berat.

"Dari peningkatan 6,8 persen kecelakaan di 2023 dominasi memang masih sepeda motor. Paling banyak sepeda motor 70 persen," kata Rivan dalam acara konferensi pers Catatan Akhir Tahun MTI di Stasiun Kereta Cepat Whoosh Halim, Jakarta Timur, Rabu, 27 Desember 2023, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.

Rivan menyebut, tingginya angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor antara lain dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Antara lain pengemudi yang tidak mengenakan helm hingga melawan arus. "Kenapa sepeda motor banyak (kecelakaan)? Karena tidak menggunakan helm pengaman, melawan arus, dan terutama di usia produktif di umur-umur 45 tahun ke bawah," ujar Rivan.

Meski begitu, pesawat udara masih menjadi moda transportasi paling aman. Keamanan pesawat udara ini karena ketatnya operasional untuk memastikan aspek keselamatan penumpang.

"Pesawat udara masih paling aman, setahun praktis gak ada yang menonjol, karena handling security-nya, ground-nya," beber Rivan.

INFOGRAFIS: Deretan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Deretan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya