Â
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah tragedi udara mengguncang Honduras pada Senin malam, 17 Maret 2025, ketika sebuah pesawat yang membawa 17 orang jatuh ke Laut Karibia sesaat setelah lepas landas dari Pulau Roatan. Insiden mengerikan ini menewaskan 12 orang, termasuk musisi dan politikus terkenal Honduras, Aurelio Martinez Suazo.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip dari laman news.com.au, Rabu (19/3/2025), pesawat Jetstream yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan lokal, Lanhsa, mengalami kecelakaan beberapa menit setelah meninggalkan Bandara Internasional Juan Manuel Gálvez. Pesawat tersebut direncanakan terbang menuju bandara La Ceiba di daratan utama Honduras sebelum berakhir dalam tragedi.
Advertisement
Di antara korban tewas, terdapat beberapa warga negara AS, seorang warga negara Prancis, dan dua anak, menurut laporan dari The Sun. Kepolisian nasional Honduras mengonfirmasi jumlah korban tewas dan mengungkapkan bahwa satu jenazah masih dalam pencarian oleh tim penyelamat.
Gambar-gambar dramatis dari lokasi kejadian menunjukkan misi penyelamatan yang dilakukan dengan penuh semangat oleh para pejabat setempat. Tim penyelamat berupaya keras menyeret korban selamat dari air menuju garis pantai berbatu di pulau tersebut.
Kapten pemadam kebakaran Roatan, Franklin Borjas, mengungkapkan tantangan yang dihadapi para penyelamat. "Sangat sulit untuk mengakses lokasi kecelakaan pesawat karena bebatuan setinggi 30 meter (sekitar 98 kaki), dan Anda tidak dapat mencapainya dengan berjalan atau berenang," jelasnya. Para penyelam yang membantu penyelamatan tidak memiliki jarak pandang sama sekali.Â
Penyebab Kecelakaan
Penyebab kecelakaan pesawat ini masih belum jelas, sementara Presiden Honduras, Xiomara Castro, mengumumkan pembentukan Komite Operasi Darurat untuk mendukung misi penyelamatan. "Mereka segera tiba di lokasi kecelakaan pesawat yang terjadi 1 km dari Bandara Internasional Roatán dan tanpa lelah membantu dalam insiden malang itu," ujarnya.
Roatan, pulau terbesar di Kepulauan Bay di lepas pantai Honduras, dikenal sebagai destinasi wisata populer dengan terumbu karangnya yang berwarna-warni. Pulau ini, yang berjarak sekitar 35 mil dari daratan utama, menjadi favorit di kalangan penyelam.
Kecelakaan pesawat ini menambah daftar panjang tragedi udara yang melibatkan pesawat kecil di wilayah tersebut, dan menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban serta komunitas musik di Honduras yang kehilangan salah satu bintang terbesarnya, Aurelio Martinez Suazo. Upaya penyelidikan dan penyelamatan terus berlanjut, dengan harapan dapat mengungkap penyebab di balik insiden kecelakaan yang tragis ini.
Advertisement
Dunia Penerbangan Sedang Rawan Kecelakaan
Dunia penerbangan tidak baik-baik saja, baru beberapa bulan kecelakaan pesawat fatal dengan banyak korban jiwa terjadi. Hal ini tentu menjadi preseden buruk bagi maskapai yang mengalaminya dan bakal menimbulkan kewaspadaan lebih.
Meskipun bukan terjadi di Indonesia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir langsung sigap dengan menggelar rapat bersama pihak maskapai Garuda Indonesia Grup hingga pesawat Citilink. Ia berharap kedua maskapai milik BUMN tersebut bisa berbenah untuk mengantisipasinya.Â
"Tentu hari ini saya rapat bersama Garuda, Citilink, Pelita, Airport dan Airnav untuk tiga hal. Satu kita tahu hampir 10 hari terakhir ini banyak sekali terjadi kecelakaan pesawat terbang," kata Erick Thohir di sesi doorstop perihal Safety Penerbangan dan Persiapan Lebaran 2025 di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2025, lapor Kanal Bisnis Liputan6.com.
Sebelumnya pada awal 2025, sudah terjadi beberapa insiden kecelakaan termasuk maskapai American Airlines yang bertabrakan dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat Amerika Serikat pada Rabu malam, 29 Januari 2025. Insiden lainnya juga terjadi pada pesawat Air Busan yang terbakar di Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, Selasa malam, 28 Januari 2025.
Insiden Kecelakaan Lainnya
Pesawat United Airlines 613 juga mengalami insiden parah di udara pada Jumat, 24 Januari 2025. Pesawat tipe Boeing tersebut tiba-tiba menukik tajam ke daratan di tengah penerbangan menuju Washington D.C., Amerika Serikat, sekitar 93 menit usai lepas landas dari Bandara Internasional Murtala Muhammed, di Lagos, Nigeria.
Tampak dalam video yang beredar luas di media sosial, pesawat tiba-tiba turun dengan cepat hingga terguncang hebat. Pesawat itu membawa 245 penumpang dan 11 awak, tampak makanan, nampan, dan barang-barang pribadi terlempar tak karuan.
Pada Selasa sore, 7 Januari 2025, kecelakaan pesawat pun terjadi di destinasi wisata populer di Australia Barat. Kecelakaan terjadi saat seaplane tersebut terbang di lepas pantai Rottnest Island.
Kepala pemerintah negara bagian Australia Barat, Roger Cook mengonfirmasi bahwa tiga orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Jenazah ditemukan dari reruntuhan pesawat oleh penyelam Kepolisian Air pada Selasa malam.
"Belasungkawa saya kepada keluarga dan teman-teman para korban," kata Cook kepada jurnalis, pada Rabu, 8 Januari 2025, dikutip dari laman news.com.au.
Advertisement
