Air Canada Ganti Peta dalam Pesawat Setelah Hapus Israel Sebagai Wilayah Palestina

Air Canada terpaksa meminta maaf setelah penumpang menemukan peta di sistem hiburan pesawat yang menampilkan Israel sebagai wilayah Palestina di tengah konflik Israel-Hamas.

oleh Dyah Ayu Pamela Diperbarui 22 Mar 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2025, 07:00 WIB
Ilustrasi Air Canada
Ilustrasi Air Canada (Dok.Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Air Canada baru-baru ini menghadapi kontroversi setelah beberapa pesawatnya menampilkan peta yang tidak menunjukkan Israel sebagai negara, melainkan menggantinya dengan wilayah Palestina. Insiden ini terungkap ketika seorang penumpang melaporkan ketidaksesuaian tersebut kepada perusahaan.

Mengutip dari laman New York Post, Sabtu (22/3/2025), ketika diperiksa lebih lanjut, ditemukan bahwa peta tersebut dipasang pada 40 pesawat armada Boeing 737 MAX milik maskapai tersebut. Ketidaksesuaian ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat akibat konflik antara Israel dan Hamas.

Menurut laporan CNN, sistem hiburan dalam pesawat Air Canada, yang dibuat oleh grup kedirgantaraan Prancis, Thales, menampilkan peta yang diproduksi oleh perusahaan lain yang hingga kini belum diungkapkan. Pada Kamis lalu, 20 Maret 2025, baik Air Canada maupun Thales mengeluarkan pernyataan bersama yang ditujukan kepada CNN.

Mereka menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut dan berjanji bahwa masalah tersebut telah diselesaikan. "Air Canada menyadari bahwa peta interaktif pada armada Boeing 737-nya tidak secara konsisten menggambarkan batas-batas Timur Tengah tertentu, termasuk batas-batas Negara Israel, pada semua tingkat amplifikasi," bunyi pernyataan tersebut.

Lebih lanjut, Air Canada menegaskan bahwa kebijakan mereka secara umum hanya menampilkan nama-nama kota pada peta di pesawatnya. Namun, konfigurasi pada sistem khusus ini tidak sesuai dengan kebijakan tersebut. Sebagai tanggapan, fungsi peta pesawat segera dinonaktifkan dan peta yang direvisi telah dipasang pada hari Jumat. 

Promosi 1

Bukan Pertama Kalinya

Peta wilayah Israel dan teritori Palestina. (AP Photo)
Peta wilayah Israel dan teritori Palestina. (AP Photo)... Selengkapnya

Mengutip dari laman NDTV, ini bukan pertama kalinya maskapai penerbangan menghadapi masalah terkait peta wilayah. Pada tahun 2024, JetBlue juga terpaksa meminta maaf setelah Israel secara keliru diberi label sebagai Wilayah Palestina.

Dalam pernyataannya, JetBlue menyatakan, "Kami mohon maaf atas kekhawatiran yang ditimbulkan. Kami dapat meyakinkan Anda bahwa tidak seorang pun di tim JetBlue yang terlibat dalam penggambaran atau pemberian label pada peta wilayah tersebut, dan kami sebelumnya tidak mengetahui masalah tersebut."

Maskapai tersebut kemudian menambahkan bahwa mereka akan beralih ke penyedia peta bergerak lainnya dan meminta penyedia lama untuk menyesuaikan peta. Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya akurasi dan sensitivitas dalam penggambaran peta wilayah yang dapat mempengaruhi persepsi publik dan hubungan internasional.

Dengan permintaan maaf resmi dan tindakan cepat untuk memperbaiki kesalahan, Air Canada berharap dapat mengembalikan kepercayaan penumpang dan memastikan bahwa insiden serupa tidak terjadi di masa depan.

 

Serangan Israel Terbaru Tewaskan 58 Warga Palestina

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)... Selengkapnya

Sementara itu, secara terkini keadaan di Jalur Gaza juga masih memprihatinkan. Serangan udara Israel menewaskan setidaknya 58 warga Palestina hingga Kamis, 20 Maret 2025.

Mengutip dari kanal Global Liputan6.com, Jumat (21/3/2025), data tersebut diambil dari laporan tiga rumah sakit. Serangan tersebut menghantam beberapa rumah di tengah malam, menewaskan pria, perempuan, dan anak-anak saat mereka tidur.

Israel kembali melancarkan serangan berat di seluruh Jalur Gaza pada Selasa, mengakhiri gencatan senjata yang sempat menghentikan perang dan memfasilitasi pembebasan lebih dari dua puluh sandera. Israel menyalahkan Hamas atas pertempuran yang kembali terjadi, karena kelompok militan itu menolak proposal baru yang menyimpang dari kesepakatan yang sudah mereka tandatangani.

Menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza Lebih dari 400 warga Palestina tewas hanya pada Selasa, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Tak ada laporan tentang Hamas yang menembakkan roket atau melakukan serangan lainnya. Demikian seperti dikutip dari AP.

 

Serangan Menghantam Rumah Warga

Minta Warga Gaza Mengungsi, Tentara Israel Sebar Selebaran
Sebelumnya diketahui, tentara Israel melanjutkan serangan udara setelah masa pemberlakuan gencatan senjata tahap pertama usai. (BASHAR TALEB/AFP)... Selengkapnya

Dalam perkembangan lainnya, militer Israel menyebut bahwa mereka mencegat rudal yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran dari Yaman pada Kamis dini hari, sebelum rudal itu mencapai wilayah udara Israel. Sirene serangan udara dan suara ledakan interseptor terdengar di Yerusalem.

Tidak ada laporan korban luka. Serangan ini adalah kedua kali sejak Amerika Serikat (AS) memulai kampanye baru serangan udara terhadap pemberontak tersebut awal pekan ini. Salah satu serangan di Jalur Gaza pada Kamis dini hari menghantam rumah keluarga Abu Daqa di Abasan al-Kabira, sebuah desa di pinggiran Khan Younis dekat perbatasan dengan Israel.

Lokasi tersebut berada di dalam area yang telah diperintahkan untuk dievakuasi oleh militer Israel awal pekan ini. Rumah Sakit Eropa yang menerima jenazah menyebutkan bahwa serangan itu menewaskan setidaknya 16 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Di antara korban tewas adalah seorang ayah dan ketujuh anaknya, serta orang tua dan saudara laki-laki dari seorang bayi berusia satu bulan yang selamat bersama kakek-neneknya. "Malam yang berat lagi," kata Hani Awad, yang membantu tim penyelamat mencari lebih banyak korban selamat di bawah puing-puing. "Rumah itu runtuh menimpa kepala orang-orang."

Infografis 3 Fase Gencatan Senjata Hamas dan Israel
Infografis 3 Fase Gencatan Senjata Hamas dan Israel. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya