Aksi Para Putri Sultan HB X Masak Apem di Keraton Yogyakarta, Bersila Depan Tungku Dibalut Kebaya

Interaksi GKR Hayu dan GKR Bendara, dua di antara lima putri Sultan HB X, saat memasak apem di Keraton Yogya, menarik perhatian warganet. Salah satunya karena ukuran apemnya yang terbilang besar.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 13 Feb 2024, 12:11 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 12:09 WIB
Aksi Para Putri Sultan HB X Masak Apem di Dapur Keraton Yogyakarta, Bersila Depan Tungku Dibalut Kebaya
GKR Hayu ikut memasak apem sebagai bagian dari prosesi Tingalan Jumenengan Dalem atau peringatan naik takhta Sultan HB X dari Keraton Yogyakarta. (dok. Instagram @kratonjogja/https://www.instagram.com/p/C3QCsezRoPd/?hl=en&img_index=1/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Keraton Yogyakarta dikenal hidup sederhana dalam kesehariannya. Para putri Sultan HB X dan Ratu Hemas tidak segan tampil apa adanya dan berbaur dengan rakyat setempat. 

Hal itu juga terlihat saat kelima putri Sultan Hamengkubuwono X menjalankan prosesi Ngapem pada Jumat, 9 Februari 2024. GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara saling berbagi tugas membuat apem dibantu para Sentana Dalem Putri (kerabat perempuan Sultan) dan abdi dalem.

Mengutip keterangan di akun Instagram @kratonjogja, prosesi ngapem adalah bagian dari peringatan 36 tahun Tingalan Jumenengan Dalem atau kenaikan takhta Sultan HB X. Menurut hitungan kalender Jawa, waktunya jatuh pada 29 Rejeb atau bertepatan dengan 10 Februari 2024.

Sementara, apem yang dibuat terdiri dari dua macam, yakni apem biasa yang berukuran kecil dan apem mustaka yang berukuran besar. Apem biasa itu dibuat oleh Permaisuri dan para putri Sultan, sedangkan apem musata hanya boleh dibuat oleh Sentana Dalem Putri yang telah menopause.

"Apem mustaka disusun sedemikian rupa sesuai dengan tinggi badan Sri Sultan. Apem-apem ini selanjutnya akan menjadi salah satu ubarampe yang dilabuh saat dilaksanakannya Upacara Labuhan," tulis akun tersebut, Selasa, 12 Februari 2024.

Di antara putri sultan yang turun ke dapur, interaksi antara GKR Hayu dan GKR Bendara lah yang paling menarik perhatian. Mereka duduk bersila di depan tungku perapian sambil sesekali membolak-balik apem yang dibuat berpasangan. Seperti para perempuan lain yang bekerja di dapur, keduanya juga tampil rapi mengenakan kebaya dan rambut dikonde.

GKR Bendara Bikin Video Tutorial Membuat Apem

Aksi Para Putri Sultan HB X Masak Apem di Dapur Keraton Yogyakarta, Bersila Depan Tungku Dibalut Kebaya
GKR Bendara ikut memasak apem sebagai bagian dari prosesi Tingalan Jumenengan Dalem atau peringatan naik takhta Sultan HB X dari Keraton Yogyakarta. (dok. Instagram @kratonjogja/https://www.instagram.com/p/C3QCsezRoPd/?hl=en&img_index=1/Dinny Mutiah)

GKR Bendara bahkan membuat mini vlog tentang proses pembuatan apem di dapur keraton. Ia yang berkebaya oranye beberapa kali menjelaskan soal kue yang adonannya dibuat sehari sebelumnya.

"Jadi, apem itu harus rapet. Kalau seperti ini (tak rata), harus ditambal," ucapnya yang ditanggapi tawa kecil dari kakaknya, GKR Hayu.

"Ini namanya filler apem," celetuknya lagi sembari mengoleskan adonan yang masih basah ke bagian kue apem yang tak rata. GKR Hayu pun kembali tertawa mendengar celotehan adiknya.

Ia menerangkan bahwa proses pembuatan apem itu dimulai dari satu sisi. Setelah matang, sebelah apem disisihkan dulu di atas tampah. Ia kemudian melanjutkan membuat bagian kedua dengan menuangkan adonan kental ke atas wajan kecil. Bagian apem yang sudah dibuat lebih dulu ditaruh di atas adonan yang baru dituang.

"Apem yang sudah dibuat, tutup, diratakan dan ditekan, supaya rapat," sambungnya lagi.

Kelakar GKR Hayu

Aksi Para Putri Sultan HB X Masak Apem di Dapur Keraton Yogyakarta, Bersila Depan Tungku Dibalut Kebaya
GKR Bendara menunjukkan cara membuat kue apem. (dok. Instagram @gkrhayu/https://www.instagram.com/p/C3Hron7vbOg/?hl=en/Dinny Mutiah)

Suasana di dapur terkesan hangat. Interaksi antara putri sultan dan abdi dalem juga seolah tak berjarak meski saling hormat satu sama lain.

GKR Hayu yang mengenakan kebaya motif abu-abu sesekali mencandai abdi dalem. "Ini orang yang paling tidak disukai ketika ngapem karena membawa ekstra adonan," katanya sembari mengaduk rata adonan yang baru dituangkan ke dalam bejana.

Sementara, adiknya kembali ke mode vlog. Seorang abdi dalem sepuh sesekali membantunya mengolesi minyak sayur ke dalam wajan yang kosong agar adonan berikutnya tidak lengket. "Masih kurang berapakah?" tanya GKR Bendara.

"Masih kurang 200," ucapnya lagi menirukan jawaban dari abdi dalem dengan wajah berakting kesal.

Interaksi keduanya membuat warganet gemas. Sebagian dari mereka mengaku ngiler melihat kue apem yang dibuatnya. "Yang ngapem ayu2, pasti apemnya enak ini.... jd laper," komentar seorang warganet.

"Apem nya jumboooooo," komentar warganet berbeda.

"Bangsa Indonesia kaya akan nilai budaya dan nilai luhur, salah satunya dari Kraton Yogyakarta ini. Semoga budayanya selalu lestari dan Kanjeng Sri Sultan selalu diberi kesehatan dan umur panjang, rakyatnya juga selalu sehat sejahtera," imbuh yang lain.

Inti dari Prosesi Ngebluk

Aksi Para Putri Sultan HB X Masak Apem di Dapur Keraton Yogyakarta, Bersila Depan Tungku Dibalut Kebaya
GKR Bendara menunjukkan cara membuat kue apem. (dok. Instagram @gkrhayu/https://www.instagram.com/p/C3Hron7vbOg/?hl=en/Dinny Mutiah)

Prosesi ngapem yang dijalankan para putri sultan dan abdi dalem itu dimulai dengan prosesi ngebluk pada Kamis pagi, 8 Februari 2024. Menurut akun Instagram @kratonjogja, prosesi yang bertempat di Bangsal Sekar Kedhaton, Kompleks Keputren itu mengawali seluruh rangkaian Tinggalan Jumenengan Dalem.

GKR Mangkubumi, putri tertua Sri Sultan, memimpin jalannya prosesi Ngebluk. Agenda tersebut dihadiri pula oleh GKR Mangkubumi, Sentana Dalem Putri GBRAy. Riya Kusuma, GBRAy. Nuraida Joyokusumo serta Abdi Dalem Keparak.

Inti dari Ngebluk adalah membuat adonan yang akan dibuat menjadi apem keesokan harinya. Adonannya terdiri dari tepung beras, tape singkong yang telah dilumat, gula pasir, gula jawa cair, dan air secukupnya. Bahan-bahan itu kemudian dicampur merata di dalam pengaron.

"Setelah tercampur dengan baik, adonan dimasukkan ke dalam dua enceh pusaka untuk didiamkan selama satu malam agar mengembang," sambung akun tersebut.

Sebelum prosesi Ngebluk dilaksanakan, pagi harinya dilakukan Upacara Bucalan, yakni mengirim sesaji ke tempat-tempat khusus sebagai simbol permohonan keselamatan dan kelancaran untuk seluruh rangkaian Hajad Dalem. Bucalan terdiri dari tumpeng kecil dengan lima warna, buah-buhan, serta bunga.

 

Infografis Ragam Tanggapan Klitih di Yogya dan Kejahatan Jalanan Remaja. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Klitih di Yogya dan Kejahatan Jalanan Remaja. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya