6 Fakta Menarik Gunung Kulabu yang Terdapat Tambang dan Gereja Tertua Peninggalan Belanda

Dataran tinggi berbentuk gunung yang bernama Gunung Kulabu ini masih belum banyak terjamah oleh para pendaki, lantaran minimnya aktivitas pendakian ke sana.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 01 Mar 2024, 08:58 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2024, 08:30 WIB
Pemandangan Gunung Kulabu
Pemandangan Gunung Kulabu. (Dok: IG

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Kulabu merupakan sebuah Gunung yang terletak di perbatasan Sumatera Barat dan sumatera Utara tepatnya di Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.179 mdpl atau sekitar 7149 kaki.

Dataran tinggi berbentuk gunung yang bernama Gunung Kulabu ini masih belum banyak terjamah oleh para pendaki, lantaran minimnya aktivitas pendakian ke sana. Padahal sebenarnya keindahan alam yang disajikan oleh Gunung Kulabu tak kalah indahnya dari gunung-gunung lain di dunia.

Masih banyak hal mengenai Gunung Kulabu, selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Kulabu yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (1/3/2024).

1. Lahannya Dimanfaatkan untuk Pertanian 

Di sekitaran Gunung Kulabu banyak lahannya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan pertanian karena keadaan tanahnya yang subur. Di sini masyarakat juga banyak menanam tanaman kopi dan kulit manis.

Selain itu konon kabarnya Gunung Kulabu juga mengandung Potensi emas yang sangat melimpah, sehingga dari zaman penjajahan daerah Gunung Kulabu telah menjadi rebutan bagi para pengusaha tambang untuk dieksplor hasilnya. 

Penduduk yang bertani yaitu Pendudukan Pakantan saat ini, dari data jumlah penduduk yang di peroleh dari kantor Camat Pakantan berdasarkan data sensus penduduk teranyar dilakukan, jumlah penduduk Pakantan berkurang sangat signifikan. Hal ini disebabkan penduduk Pakantan perantau sehingga banyak hijrah ke daerah lain.

2. Banyak Peninggalan Sejarah

Produksi kopi di Gunung Kulabu https://www.instagram.com/p/CtyLWcxBZ7p/?igsh=c284dXJ2dmV1cG80
Produksi kopi di Gunung Kulabu. (Dok IG https://www.instagram.com/p/CtyLWcxBZ7p/?igsh=c284dXJ2dmV1cG80)

Lereng Gunung Kulabu terbanyak peninggalan sejarah sebagai saksi bisu berjalannya suatu tatanan adat dan agama. Peninggalannya mulai dari bagas Godang Pakantan, gereja tertua di Sumatera Utara, dan tambang-tambang peninggalan Belanda.

Mengutip dari laman Rakyat Madani, Asisten Residen Mandailing-Angkola, Alaxander Philippus Godon (1816--1899) di dalam buku Madina Yang Madani karangan Basral Hamidy Harahap, pada 1846 lampau jumlah penduduk di sekitar Gunung Kulabu yaitu Ulu-Pakantan diperkirakan berjumlah 5000 dan Tahun 1856 penduduk Ulu-Pakantan bertambah diperkirakan berjumlah 6.5444 jiwa.

3. Jadi Hulu Sumber Air

Dari Gunung Kulabu Juga merupakan sumber air bagi warga sekitar untuk mengolah pertanian dan sebagai kebutuhan sehari-hari. Di antara sungai yang berhulu di gunung Kulabu adalah Sungai Batang Barilas dan Batang Gadis. Sungai Batang Barilas mengalir ke arah selatan ke wilayah Sumatera Barat tepatnya kecamatan Dua Koto Pasaman, sedangkan Arilan Batang Gadis mengalir ke Utara dareah Pakantan.

Ada beberapa desa yang berada pada DAS (Daerah Aliran Sungai) Batang Gadis di sisi barat Gunung Kulabu ini, antara lain Pakantan (Jae, Julu, Dolok, Lombang, dan Poken), Muarasipongi (Ibu Kota Kecamatan), Tobang, Usor Tolang, Botung, Muara Botung, Tamiang, dan Huta Dangka.

4. Desa dan Persawahan di Kaki Gunung Kulabu

Potret Desa Pakantan di kaki gunung kulabu.
Potret Desa Pakantan di kaki gunung kulabu. (Dok: IG https://www.instagram.com/p/B_54sWZgGLi/?igsh=eGN5ejduaGs5MDBm)

Di kaki Gunung Kulabu merupakan desa Pakantan yang masyarakatnya bertani dan memanfaatkan lahan gunung sebagai mata pencaharian. Sekitar 90 persen adalah petani sawah dan kebun dan 10 persen lagi memilih pedagang, pegawai dan buruh atau yang lainnya.

Sebabnya, di kaki gunung tersebut akan ada pemandangan sawah hijau yang sangat memanjakan mata. Hasil bumi utama turun-emurun dari dulu hingga sekarang adalah padi dan tanaman-tanaman muda. 

Hamparan sawah berbukit cukup luas seluas mata memandang, tapi penduduk tidak bisa lagi memperluas lahannya, baik lahan persawahan atau perkebunan di sebabkan terpasung hutan lindung yang memagari kawasan Pakantan. 

5. Dikenal Juga Sebagai Gunung Koelaboe

Mengutip dari laman Gunung Bagging, gunung ini berbeda dengan Gunung Sorik Marapi yang masih aktif. Puncak Gunung Kulabu sangat tidak jelas dan sangat sedikit informasi yang dapat ditemukan secara online. Peta lama mencantumkannya sebagai Gunung Koelaboe.

6. Bagian Pegunungan Bukit Barisan

Gunung Kulabu di perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara
Gunung Kulabu di perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara. (Dok: IG usman batubara https://www.instagram.com/p/B7Ae-t0l5GF/?igsh=cmhmcTBmMGZyazRm)

Nama Gunung Kulabu tidak ada dalam nomenklatur sains. Hal itu lantaran gunung ini memang bukan gunungapi (vulkanik), tetapi adalah salah satu rangkaian tinggian pada zona Patahan Sumatra yang secara memanjang membentuk gawir dan tinggiannya menjadi rangkaian Pegunungan Bukit Barisan.

Pegunungan Bukit Barisan adalah rangkaian atau jajaran gunung yang membentang sepanjang 1.650 kilometer dari ujung utara (Aceh) sampai ujung selatan (Lampung) di pulau Sumatra. Tercatat ada 35 gunung di Bukit Barisan, mulai dari Gunung Bandahara di Aceh Tenggara hingga Gunung Tanggamus di Lampung.

Rangkaian pegunungan ini mempunyai puncak tertinggi, yaitu Gunung Kerinci yang berlokasi di Jambi dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut. Tak banyak orang dari luar yang tahu keberadaan Gunung Kulabu. Tapi bagi warga desa yang berada pada sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Pungkut, penduduk desa sekitar akrab dengan nama Gunung Kulabu.

 

Infografis Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru Meletus. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru Meletus. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya