Liputan6.com, Jakarta - Jagat maya sempat gonjang-ganjing karena warganet Indonesia sempat mengamuk usai mendapati seorang turis Malaysia menumpahkan kekecewaannya setelah liburan ke Jakarta. Saking tidak puas, ia bahkan sampai memberi skor 0/10 untuk Ibu Kota.
Menanggapi itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa kita harus menghargai setiap masukan. "Kita jangan bawa perasaan. Jangan baper," katanya saat weekly press briefing secara hybrid, Rabu, 13 Maret 2024. "Ini dijadikan kritik membangun dan konstruktif."
"Ini kesempatan kita untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan pariwisata kita," imbuhnya. "Jangan terpicu untuk saling ejek dan lain sebagainya, jangan sampai warganet terprovokasi. Kita harus imbau masyarakat untuk menyikapinya dengan santun, positif, dan konstruktif."
Advertisement
Menurut Menparekraf, penting sekali untuk menjaga keramahan, karena Malaysia berada di urutan pertama negara penyumbang wisatawan mancanegara (wisman) terbanyak ke Indonesia. "Kita harus jadi bangsa yang ramah terhadap kritik, dan berusaha jadi yang terbaik," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Lebih lanjut, Sandi mengatakan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan semua pihak guna memastikan Indonesia adalah tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi para wisatawan. Ia berbagi, "Sebentar lagi juga akan ada MATTA Fair (di Kuala Lumpur), dan kami akan yakinkan bahwa ini mungkin satu review yang sangat berbeda dengan masukan wisatawan Malaysia secara keseluruhan."
Â
Kepuasan Turis Malaysia Berlibur ke Indonesia
Rata-rata turis Malaysia, kata Menparekraf, merasa puas saat liburan ke Indonesia, termasuk Jakarta. "Tapi yang satu ini kenapa, kita harus cari tahu, kenapa dia kecewa datang ke Jakarta," ujar dia. "Biasanya yang datang ke Jakarta itu happy, (mereka) main golf, belanja di Tanah Abang, dan lain sebagainya."
"Saya ingin terima kasih pada dukungan semua pihak untuk promosi pariwisata Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan," ia menambahkan. Sebagai tindak lanjut, Sandi juga mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta untuk memastikan semua temuan yang dikomplain bisa "tersolusikan dan tertanggapi dengan baik."
Di sisi lain, Intan telah memberi klarifikasi sekaligus pembelaan diri usai jadi "buruan" warganet. Di unggahan akun Tiktok-nya, Minggu, 10 Maret 2024, perempuan itu mengaku salah dan membuat video permintaan maaf. "Saya salah, tapi tidak perlu sampai 900 orang kirim pesan pada saya," tulisnya. "Saya sudah upload video minta maaf, tapi diturunkan TikTok."
Advertisement
Pengakuan Si Turis Malaysia
Intan mengaku memberi rating 0/10 untuk Jakarta berdasarkan fakta yang ditemui dan dirasakannya selama berada di sini. Ia juga memperlihatkan tangkapan layar komentar-komentar warganet Indonesia yang menghujatnya. Dengan tegas, ia mengaku tidak terima dan merasa terganggu terus.
"Ini adalah video terakhir saya di akun ini, ramai yang menghantar pesan seperti ini (menghujat) sampai mencemooh saya miskin," kata dia, seraya menyambung bahwa penilaiannya tidak bermaksud menjelekkan Jakarta. Ia mengaku ingin sekadar mengutarakan apa yang dirasakannya selama berlibur ke kota yang sempat dikenal bernama Batavia ini.
"Saya cuma mengungkap apa yang saya rasa, tapi banyak orang tidak paham dan terus menghujat saya," akunya.
Di unggahan sebelumnya yang viral, turis perempuan itu menyebut berlibur ke Jakarta termasuk overrated. Lewat sederet foto yang diunggah ke TikTok pada Rabu, 6 Maret 2024, ia mengaku kecewa karena perjalanannya tidak sesuai ekspektasi. Kesan pertama melihat Jakarta adalah kotor.
Kesan Liburan ke Jakarta
Mendukung argumen itu, si turis Malaysia menampilkan potret kondisi salah satu tepi jalan yang dipenuhi pedagang kaki lima, sementara pejalan kaki terpaksa berjalan di pinggir jalan, di samping kendaraan yang lalu-lalang. Ia juga menyebut Jakarta semrawut sambil memperlihatkan potret pedagang kaki lima lain yang berjualan di salah satu sudut trotoar dekat jalan protokol.
Tidak jauh dari PKL, terdapat kantong sampah besar yang ditaruh begitu saja. Ia juga memprotes warung yang melayani orang makan di pinggir jalan. Pengalaman buruknya masih berlanjut saat ia memesan makanan di tempat yang disebutnya restoran. Menurut Intan, gelas yang dipakai berjamur dan terdapat ulat di nasi goreng yang dipesannya.
Ia juga pergi ke tempat makan lain, tapi menurutnya tetap kotor. Karena itu, ia memberi rating 0/10 untuk makanan di Jakarta. Intan juga sempat pergi ke Thamrin City untuk berbelanja. Pusat grosir itu terbilang salah satu favorit wisata belanja di Jakarta, khususnya untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Lebaran. Tapi, ia menyebut tempat tersebut bukan seleranya sehingga ia menilai 0/10.
Advertisement
Ulasan Kontras Turis Malaysia
Intan juga menilai buruk hotel yang diinapinya. Ia mengaku harga kamar hotel itu murah, tapi harus "dibayar" dengan lorong hotel yang kotor dan tikus sebesar kucing. Meski begitu, ia tetap mendapat kesan baik, terutama dari keramahan sopir taksi online yang mengantarnya berkeliling Jakarta.
"Kita enggak beli apa-apa buat dibawa pulang. Beli oleh-oleh coffee aja di bandara buat keluarga terdekat," tulis mahasiswi yang berkuliah di Bangkok, Thailand itu dalam bahasa Melayu.
Beberapa hari setelahnya, sejumlah warga Malaysia justru membagikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan di Pasar Tanah Abang lewat TikTok. Salah satunya adalah Nurin, pemilik akun TikTok @nurintashaaa. Lewat sejumlah unggahannya, ia terlihat beberapa kali membeli baju Lebaran di Jakarta.
Ia mengaku belanja baju Lebaran di Jakarta karena banyak ragam mode baju yang ditawarkan, mulai dari bernuansa etnik Indonesia, bergaya modern, sampai berdesain unik. Tidak hanya Pasar Tanah Abang, ia juga menyambangi Thamrin City yang terkenal dengan beragam pilihan pakaian tradisional dan modern untuk Lebaran.
Selain Nurin, warga Malaysia lain, Nashwa Matin, juga membagikan keseruannya belanja baju Lebaran di Jakarta lewat unggahan video di akun TikTok @nashsushi. Ia bercerita belanja di Jakarta bersama ibunya karena ingin memakai batik Indonesia untuk Lebaran.