Liputan6.com, Jakarta - Libur sekolah segera tiba. Menyambut hari-hari tersebut, Taman Safari Indonesia menggelar beragam persiapan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para pengunjung. VP Media, Event and Digital Taman Safari Indonesia Grup, Alexander Zulkarnain, membocorkan beberapa wahana dan tempat baru yang akan segera diluncurkan.
Taman Safari Indonesia Group yang salah satunya berfungsi sebagai tempat konservasi satwa terdapat di berbagai daerah, salah satunya berlokasi di Prigen, Jawa Timur. Alex membocorkan bahwa pada bulan ini, Taman Safari Prigen akan meluncurkan dua wahana baru.Â
Baca Juga
Wahana pertama bernama ATV Adventure. Terdengar umum, namun Alex mengklaim bahwa ATV mereka berbeda dari ATV biasanya. "Yang kami miliki itu berbeda, kenapa? Karena akan melewati elephant century. Jadi melewati tempat habitatnya gajah," jelas Alex.Â
Advertisement
Ia memastikan wahana tersebut aman dan nyaman bagi pengunjung dan habitat gajah yang dilalui. Pasalnya, petugas akan selalu mendampingi dan berjaga agar pengunjung tidak mengganggu mamalia terbesar di dunia tersebut.
Wahana berikutnya yang akan diluncurkan adalah Enchanting Forest. Pengelola ingin memaksimalkan potensi lahan Taman Safari Prigen seluas 350 hektare yang terletak di kaki Gunung Arjuna.
"Nah, ini adalah salah satu potensi yang kita maksimalkan. Enchanting forest membentuk hutan ini tanpa mengubah struktur aslinya. Jadi bagaimana bergandeng tangan dengan alam menunjukkan keindahan dan keanggunan hutan di Jawa Timur yang dibalut dengan pariwisata yang menarik, sehingga ini menjadi touch point agar orang bisa mencintai alam dan satwa secara langsung," jelas Alex.
Akan Ada Tempat Baru di Taman Safari Bogor
Tidak hanya di Taman Safari Prigen, Alex juga membocorkan bahwa Taman Safari di Cisarua, Bogor, juga akan segera memiliki wahana baru. Mereka memoles Taman Wisata Matahari yang kini sudah diakuisisi oleh Taman Safari Indonesia Bogor sebagai lokasi wisata berbeda.
"Kita akan membuat satu tempat yang konsepnya alam banget, keren banget, karena di Taman Wisata Matahari itu mengalir 2 sungai yang besar," kata Alex.Â
Sungai-sungai tersebut akan dijaga kelestariannya sehingga air yang mengalir akan tetap bersih dan bisa dinikmati oleh penduduk sekitar. Selain itu, juga akan ada tempat tracking yang indah, tempat makan yang asik, dan akan menghadirkan pengalaman berwisata yang menyenangkan.
Alex meminta seluruh pengunjung yang akan datang ke Taman Safari untuk selalu menjaga kelestarian dan kebersihan tempat wisata. Pengunjung juga sangat diimbau untuk mematuhi aturan yang ada.
"Yang datang jangan ada batang pohon dipatahin, ada bunga dioyak-oyak, dicabut-cabut, ada tempat yang seharusnya tidak dipindahin, dipindahin," ungkap Alex. "Jadi sama-sama jaga, karena keberlangsungan alam, satwa dan kita semua bergantung pada kepeduliannya kita secara langsung."
Advertisement
Selalu Mengedukasi Pengunjung yang Datang
Pihak Taman Safari berkomitmen senantiasa mengedukasi pengunjung agar mereka belajar cara menjaga dan melestarikan lingkungan. Salah satu bentuk edukasinya adalah di area wisata akan selalu ada petugas yang mengingatkan pengunjung untuk tetap mengikuti aturan yang ada.
"Biasanya kami punya petugas-petugas yang senantiasa langsung mengingatkan. Bukan hanya mengingatkan ‘ini gak boleh’, tapi dijelaskan kenapa. Kita berharap dengan pendekatan yang sangat persuasif, mereka tetap mau menikmati karena pada saat perilaku kita itu tidak selaras, yang rugi itu bukan cuma Taman Safari, tapi pengunjung yang lain dan satwa juga tentunya," Alex menjelaskan.
Alex meyakini turis domestik adalah pengunjung yang cerdas dan pintar, tahu apa yang boleh dan dilarang. Pihaknya juga sangat terbuka dengan masukan sepanjang cara penyampaiannya baik.
"Justru tempat kita ini edukasi jadi kita gandeng. Tapi kalau memang tidak bisa diberikan pendekatan persuasif, ya kita persilakan mereka mencari tempat lain untuk mereka mengaktualisasikan diri," tegasnya.
Terapkan Prinsip Keberlanjutan
Selain mengedukasi pengunjung, Taman Safari juga menerapkan prinsip keberlanjutan, terutama dalam pengelolaan sampah. Alex mengklaim bahwa Taman Safari, terutama yang di Bogor, adalah tempat taman rekreasi pertama di Indonesia yang mengelola sampahnya sendiri.
"Kami punya Integrated Waste Management (IWM). Jadi, sampahnya 100 persen di Bogor, walaupun yang datang 15 ribu dan mungkin lebih dari itu, kita kelola sendiri. Kita menginvestasikan tidak sedikit biayanya untuk mengelola sampah," ujarnya.
Sampah-sampah organik yang dihasilkan diolah dengan menggunakan maggot (belatung). "Itu menjadi salah satu revenue juga buat kita karena kita bisa kelola dan maggotnya itu juga bisa untuk makan satwa karena berprotein tinggi."
Taman Safari juga berusaha mengedukasi ke masyarakat sekitar mengenai pengelolaan sampah ini. Hasilnya, kata Alex, warga sekitar sudah bisa mengelola sampahnya sendiri, sehingga multiplier effect-nya volume sampah di Pasar Cisarua menurun.
"Kita tidak bisa melarang, yang kita lakukan adalah mengedukasi dan ini kita harapkan menjadi contoh dan kita gandeng terus. Kalau ditanya 'mau enggak memberikan edukasi ke taman rekreasi lainnya?' kami terbuka, itu komitmen kami," tambahnya.
Advertisement