Liputan6.com, Jakarta - IKEA dituduh berkontribusi terhadap kerusakan hutan kuno di Rumania. Greenpeace mengatakan, para pemasok perusahaan tersebut mendapat keuntungan dari kebijakan lingkungan yang korup di negara tersebut.
Melansir Euronews, Senin (10/6/2024), dua investigasi baru-baru ini, mengungkap dampak bisnis raksasa furnitur terhadap Pegunungan Carpathian di Rumania. Itu disebut sebagai salah satu kawasan hutan primer dan hutan tua terbesar yang tersisa di Eropa.
Menurut laporan Greenpeace, lebih dari 50 persen hutan purba di Rumania hilang dalam 20 tahun terakhir akibat korupsi dan lemahnya penegakan hukum. Sebuah laporan baru merinci peran IKEA dan Ingka Group, pemegang waralaba terbesarnya, dalam "penjarahan" di beberapa kawasan hutan yang seharusnya dilindungi.
Advertisement
Sekitar tiga ribu kilometer persegi hutan Rumania dilindungi hukum Eropa sebagai situs Natura 2000. Namun, industri kayu bernilai miliaran euro di negara itu diklaim diganggu "korupsi yang sistemik dan penegakan hukum yang buruk." Penebangan pohon di hutan dan praktik kehutanan yang tidak bertanggung jawab mengancam tutupan hutan yang tersisa.
Pada 2019, data yang bocor dari laporan pemerintah mengungkap bahwa hampir 40 juta meter kubik kayu ditebang dari hutan negara setiap tahunnya, yang mana stengahnya ditebang secara ilegal. Tahun 2020, Komisi Eropa memulai proses penyelidikan pelanggaran terhadap pemerintah Rumania.
Ini diajukan setelah sejumlah LSM mengeluhkan kegagalan mengatasi penebangan besar-besaran di hutan perawan di kawasan lindung Natura 2000. Komisi juga mengancam akan mengirim kasus ini ke Pengadilan Eropa, namun hal ini belum terjadi.
Â
Investigasi terkait Praktis Bisnis IKEA
"Meski ada perbaikan dan peringatan dari Komisi Eropa, Rumania masih gagal menjunjung tinggi kewajiban hukum dalam melindungi hutan primer dan hutan tua terakhir yang tersisa di UE," kata Agata Syfraniuk, ketua pengacara satwa liar di badan amal lingkungan ClientEarth.
"Jika Komisi tidak meningkatkan (peringatan) pengabaian Rumania terhadap undang-undang alam UE ke pengadilan tertinggi UE, masa depan hutan-hutan penting ini akan sangat buruk," tambahnya.
Organisasi lingkungan hidup Agent Green dan Bruno Manser Fonds meneliti sembilan kawasan hutan. Tujuh di antaranya dimiliki Ingka Group dan dua lainnya merupakan lahan hutan publik yang terkait dengan rantai pasokan IKEA.
Laporan mereka pada April 2024 berjudul, "IKEA: Smart Outside, Rotten Inside," merinci setidaknya 50 dugaan pelanggaran undang-undang UE atau Rumania, serta praktik pengelolaan hutan yang buruk. Ini termasuk menebang habis hutan dengan keanekaragaman hayati, melebihi volume kayu maksimum yang diizinkan, dan kegagalan melestarikan pohon dengan keanekaragaman hayati tinggi, seperti pohon ek tua, beech, dan dead wood.
Advertisement
Apa Hasil Investigasi tentang IKEA?
Semua hutan yang diinvestigasi, termasuk kawasan lindung, disebut telah mengalami penebangan komersial secara intensif, sehingga menyebabkan degradasi tanah dan kerusakan ekosistem yang parah. Para peneliti mengamati jenis pengelolaan hutan di setiap properti Ingka Investment di Rumania, dan menemukan hanya sekitar satu persen dari total kawasan yang dilindungi secara ketat.
Sekitar delapan persen di antaranya dilindungi, dan lebih dari 90 persen dikelola untuk produksi kayu industri, terlepas dari apakah lokasi tersebut tumpang tindih dengan lokasi yang dilindungi Natura 2000, menurut laporan tersebut. Di investigasi terpisah, Greenpeace Eropa Tengah dan Timur (CEE) mengunjungi hutan tua di Rumania untuk memeriksa rantai pasokan IKEA.
Laporan "Assemble the Truth: Old Growth Forest Destruction in the Romanian Carpathians" mengklaim bahwa setidaknya tujuh pemasok produk kayu terkemuka IKEA terkait "penghancuran sistematis" hutan tua, termasuk dua lokasi yang dilindungi Natura 2000. Setidaknya 30 produk dari produsen furnitur ini ditelusuri ke toko IKEA di 13 negara, termasuk Prancis, Jerman, dan Inggris.
Tanggapan IKEA
Ingka dan Inter IKEA Group, pemilik waralaba yang bertanggung jawab atas rantai pasokan IKEA, membantah keras semua klaim dari dua investigasi tersebut. Ingka Group mengatakan, "Pihak berwenang tidak menemukan bukti ketidakpatuhan terhadap peraturan kehutanan."
Juga, mengklaim praktik mereka "sejalan dengan standar lingkungan yang ketat yang ditetapkan undang-undang nasional dan badan sertifikasi internasional, seperti Forest Stewardship Council (FSC)." Inter IKEA Group mengatakan, mereka tidak menerima kayu dari hutan tua yang dilindungi.
"Praktik pengadaan yang diuraikan dalam laporan Greenpeace adalah legal dan mematuhi peraturan lokal dan UE," sebut mereka. Sementara itu, menurut Ines Gavrilut, Juru Kampanye Eropa Timur di Bruno Manser Fond, "IKEA tidak menyebutkan konteks di mana mereka bekerja, dan ini adalah kuncinya."
"Semua orang tahu Rumania penuh dengan tindak korupsi," ia menambahkan. "Segala sesuatunya mungkin terlihat legal di atas kertas, namun investigasi di lapangan menemukan bukti nyata adanya degradasi dan kehancuran."
"Bukan suatu kebetulan bahwa IKEA telah berinvestasi besar dalam membeli hutan di sini, karena hal ini membuka peluang sangat besar untuk penebangan," kata Gavrilut. Beberapa aktivis hutan merasa IKEA bersembunyi di balik FSC, sebuah skema sertifikasi yang mereka klaim gagal melindungi hutan tua.
Â
Advertisement