Seluk-beluk Berlian Berdarah dari Israel, Bisnis Ekspor yang Keuntungannya Diduga Mendanai Genosida di Palestina

Bagaimana bisa Israel, negara yang tidak punya cadangan berlian, jadi salah satu negara eksportir berlian terbesar di dunia?

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Jun 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi berlian pixabay
Ilustrasi berlian dari Israel. (Dok. Pixabay/ Dimitris Christou)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah lama sejak Israel dikenal sebagai salah satu negara eksportir berlian terbesar di dunia. Jadi, bagaimana negara tanpa cadangan berlian bisa meraih titel tersebut?

Di sebuah unggahan AJ+, kanal media sosial Al Jazeera Media Network, Kamis, 27 Juni 2024, tertulis, "Banyak potongan berlian Israel dan dijual di Israel Diamond Exchange bersumber dari negara-negara di Afrika. Para pebisnis Israel dituduh melakukan suap dan korupsi lain untuk mendapatkan hak penambangan eksklusif, dengan mengorbankan masyarakat setempat."

"Sekitar 1 miliar dolar AS keuntungan bisnis ekspor berlian tahunan disalurkan ke militer Israel, lalu digunakan untuk melanjutkan pendudukan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat," sambung unggahan tersebut. Bulan lalu, Mia Khalifa mendesak para penggemar dan pengikutnya menghindari pembelian berlian dari Israel.

Mengutip New Arab, Kamis, kekhawatiran atas konflik "berlian darah" dan pelanggaran hak asasi manusia di tengah genosida di Palestina jadi alasan Khalifa menguak imbauan tersebut. "Israel memiliki tambang berlian terbanyak di dunia," tulisnya di X, sebelumnya Twitter.

"Berapa banyak tambang di Israel? NOL. Ini hanyalah contoh lain dari kolonialisme genosida yang mengeksploitasi sumber daya dan tidak manusiawi terhadap penduduk di wilayah yang diduduki. SELALU MINTA UNTUK MELIHAT DOKUMEN SAAT MEMBELI BERLIAN. HINDARI MEMBELI DARI ZONA KONFLIK DAN SELALU HINDARI MEMBELI POTONGAN BERLIAN ISRAEL."

Dari Mana Sumber Berlian Israel?

Berlian
Ilustrasi berlian berdarah dari Israel. (Photo by Edgar Soto on Unsplash)

Komentar Khalifa dibuat sebagai tanggapan cuitan yang menyoroti keputusan Pemerintahan Biden yang dilaporkan mengizinkan miliarder Israel Dan Gertler menjual perusahaan pertambangannya di Republik Demokratik Kongo (DRC). Ini lakukan sebagai bagian dari kesepakatan untuk membantu menyediakan pasokan kobalt ke AS.

Aktivis hak asasi manusia telah lama menuduh Gertler mengeksploitasi pekerja anak dan berkontribusi terhadap banyak kematian melalui operasi penambangan ilegal di Kongo. Dilaporkan bahwa berlian potong menyumbang 23,2 persen dari total ekspor Israel.

Berlian masuk ke Israel, yang tidak memiliki sumber berlian alami, dari berbagai sumber, termasuk negara-negara Afrika, seperti Afrika Selatan, Liberia, Kongo dan Pantai Gading, serta Rusia dan Kanada. Menurut media Israel, industri berlian Israel memiliki sejarah berdarah.

Sementara itu, menurut kampanye BDS, "industri berlian Israel menyumbang sekitar 1 miliar dolar AS setiap tahunnya pada militer dan keamanan Israel. "Setiap kali seseorang membeli berlian yang diekspor dari Israel, sebagian dari uang tersebut masuk ke militer Israel," sebut mereka.

Asal-mula Bisnis Berlian di Israel

Militer Israel Kembali Bombardir Jalur Gaza
Asap mengepul di Rafah setelah serangan udara Israel di Jalur Gaza Selatan pada 1 Desember 2023. (SAID KHATIB/AFP)

Menurut artikel online tahun 2017 yang dimuat Middle East Monitor, orang-orang Yahudi tercatat sebagai salah satu pionir industri berlian sejak Abad Pertengahan. Di negara-negara Eropa, mereka dilarang bekerja di banyak bidang, namun perdagangan emas dan berlian dikecualikan dari larangan tersebut.

Perdagangan ini berkembang pesat setelah konferensi pertama diadakan di Basel, Swiss, pada 1897. Ini bertujuan menyediakan sumber keuangan yang akan membantu gerakan Zionis melaksanakan rencananya.

Maka itu, miliarder Edmond Rothschild mendirikan pabrik berlian pertama di pemukiman Petah Tikva di Palestina pada 1937, sebelum berdirinya Israel. Ahli berlian yang berasal dari Belgia dan Belanda yang menetap di Palestina bekerja di pabrik ini.

Setelah meningkatnya jumlah imigran ke Palestina, pabrik berlian lain didirikan di Tel Aviv, dan pabrik tersebut digabungkan jadi Asosiasi Produsen Berlian Israel. Pekerjaan asosiasi ini berkembang setelah Nazi Jerman menduduki sejumlah kota di Eropa yang dianggap sebagai pusat pembuatan dan perdagangan berlian.

Tuduhan terhadap Israel

Militer Israel Terus Bombardir Wilayah Gaza
Militer Israel mengatakan serangan menargetkan militan di bagian utara dan selatan Jalur Gaza. (JACK GUEZ/AFP)

Sejumlah besar berlian dan perdagangannya masuk ke asosiasi tersebut, dan setelah Israel didirikan, industri ini terus berkembang. Sistem dan mekanisme yang digunakan dalam industri ini ditingkatkan dan dikembangkan, memungkinkan asosiasi tersebut jadi pusat berlian di Israel.

Jabatan presiden Federasi Bursa Berlian Dunia bahkan diisi beberapa individu Israel. Israel memiliki bursa berlian di Ramat Gan dekat Tel Aviv dan menempati posisi penting dalam pembuatan dan pemolesan berlian, serta batu berharga lain.

Hal ini karena industri berlian Israel menggunakan peralatan yang sangat canggih dan teknik baru. Berlian dipotong dengan laser dan dipoles menggunakan mesin. Ada juga pejabat yang mewakili perusahaan internasional besar di bisnis berlian.

Pada 2009, PBB, melalui panel ahli, secara resmi menuduh Israel terlibat dalam impor berlian ilegal dari Afrika. Laporan tersebut menuduh para pedagang Israel memiliki hubungan langsung dengan perdagangan "berlian berdarah" tersebut, khususnya di Pantai Gading dan Sierra Leone.

Meski Dewan Keamanan PBB mengeluarkan beberapa resolusi pada akhir tahun 1990-an yang melarang dan membatasi impor berlian kasar dari zona konflik di Afrika untuk mencegah penggunaan pendapatan finansial untuk memperpanjang konflik, Israel diduga terus melakukan "pencurian."

 

Infografis Serangan Terkini Israel di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Serangan Terkini Israel di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya