Liputan6.com, Jakarta - Jepang adalah salah satu destinasi favorit dunia. Bahkan banyak turis yang merasa tak cukup sekali untuk liburan ke negara yang terletak di Asia Timur tersebut.
Namun biaya perjalanan ke Jepang tidaklah murah, meski kini pemegang e-paspor atau paspor elektronik dari Indonesia bisa mengajukan bebas visa. Harga transportasi di Jepang terbilang mahal, bahkan harga tiket kereta shinkansen juga telah mengalami kenaikan.
Baca Juga
Seorang turis asal Indonesia di TikTok membagikan pengalamannya hingga rugi Rp20 juta karena salah dalam perencanaan sewaktu pergi ke Jepang. "Rugi 20 juta (rupiah) karena tiga hal ini saat di Jepang," ungkapnya dalam unggahan di akun @nissakhoirina pada 13 Mei 2024.
Advertisement
Hal pertama yang membuatnya rugi biaya adalah pemesanan tiket pesawat pulang-pergi Tokyo. Ia menyarankan jika ingin pergi ke beberapa kota di Jepang, maka tiket pesawat sebaiknya dipesan lintas kota saja sehingga tidak perlu menghabiskan ongkos untuk kembali ke kota asal.
Misalnya jika Anda tiba di kota Tokyo dan juga mengunjungi Osaka atau Kyoto setelahnya, ketika pulang ke Indonesia sebaiknya pilih tiket pesawat pulang di kota terakhir yang dikunjungi. Karena untuk kembali ke Tokyo, transportasi menggunakan kereta shinkansen maupun bus akan menambah biaya lagi yang tidak murah.
"Kemarin aku bolak-balik menggunakan shinkansen menghabiskan 8 juta (rupiah)," sebutnya.Â
Saran yang kedua, saat datang ke tempat wisata sebaiknya riset dulu jam operasionalnya agar ketika sampai tidak mubazir menghabiskan ongkos dan waktu. "Terutama wisata alam, bisa cek di website atau telepon langsung. Karena kondisi cuaca yang sangat tidak tertebak," katanya lagi.
Â
Pastikan Tempat Wisata Buka
Salah satunya saat akan mengunjungi Gala Yuzawa Snow Resort yang jaraknya cukup jauh sekitar tiga jam menggunakan kendaraan sewaan. Ia bersama suami dan anak-anaknya mendapati tempat tersebut tutup begitu sampai di lokasi.
"Untuk sewa mobil sendiri aku menghabiskan 8,5 juta (rupiah), nggak jadi dapat salju namun tetap harus bayar sewa," jelasnya.
Saran ketiga adalah sebaiknya hindari kunjungan ke Jepang saat golden week. "Sebenarnya golden week di Jepang ada plus minus-nya. Plus-nya udaranya enak sejuk, nggak begitu terik dan juga bonusnya bisa lihat bunga-bunga cantik," terangnya.
Tapi hal sayangnya sebagai wisatawan asing, turis akan merasakan keramaian di mana-mana dan macet. "Aku terjebak macet dua jam dan itu menguras tenaga waktu, sehingga saat sewa mobil pun harus nambah biaya overtime," tandasnya di akhir video.
Konten yang disukai oleh 3.071 pengguna TikTok itu pun menuai beragam respons. Pengguna TikTok juga berbagi tips dan pengalaman karena sudah pernah ke Jepang.
"Padahal pake hokuriku arch pass cuma ga sampe 3 juta udah bisa ke Kyoto," tulis warganet.
"Kak kamu kalo ada JR kenapa ke Gala Yuzawa-nya ga naik JR aja? karena cuma 1,5 jam kemarin kita," saran warganet.
"Kalo dari awal rencana mau PP Tokyo-Osaka-Tokyo udah paling bener pake JR pass, apalagi kalo mau keliling kota lainnya," yang lain menyarankan.Â
Advertisement
Spot Foto di Gunung Fuji Ditutup
Gara-gara segelintir turis asing yang berperilaku buruk, pengunjung Gunung Fuji lainnya ikut kena getahnya. Pasalnya, pengelola akhirnya memasang penghalang hitam di spot foto populer berlatar gunung yang disakralkan masyarakat Jepang itu.
Penghalang tersebut berbentuk jaring-jaring berukuran tinggi 2,5 m dengan panjang 20 m, membuat wisatawan tak lahi bisa berfoto. "Sangat disayangkan kami harus melakukan ini, karena beberapa wisatawan tidak menghormati peraturan, meninggalkan sampah dan mengabaikan peraturan lalu lintas," ujar seorang pejabat Kota Fujikawaguchiko pada Jumat, 26 April 2024, kepada AFP.
Sebenarnya Gunung Fuji sebenarnya dapat difoto dari berbagai tempat di kota resor Fujikawaguchiko. Namun, spot tersebut sangat populer lantaran gunung berapi tertinggi di Jepang itu terlihat berdiri gagah di belakang toko serba ada Lawson. Oleh karena visual menawan itu, reputasinya jadi naik di media sosial ditambah iming-iming tempat tersebut sangat khas Jepang, menurut pejabat yang enggan disebut namanya.
Turis Memadati Trotoar untuk Berfoto
Imbasnya, sebagian besar turis asing memadati trotoar di sebelah toko tersebut. Padahal, pengelola sudah memasang rambu lalu lintas dan larangan berfoto di titik tersebut. Peringatan penjaga keamanan yang berulang kali juga tidak didengarkan sehingga pemerintah kota di wilayah Yamanashi memutuskan menggunakan jaring-jaring sebagai pilihan terakhir.
Upaya tersebut juga dimaksudkan untuk melindungi klinik gigi terdekat dari serangan wisatawan. Mereka terkadang parkir di sana tanpa izin dan bahkan terlihat memanjat atap klinik untuk mendapatkan foto yang sempurna, kata pejabat tersebut.
Pemerintah kota berharap hal itu tidak terjadi. Ia menambahkan bahwa rencana saat ini adalah penghalang tersebut akan tetap dipertahankan sampai situasinya membaik.
Itu adalah upaya terbaru Jepang mengatasi akibat negatif pariwisata massal. Diketahui jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang mencapai rekor tertinggi pada Maret 2024, yakni melebihi 3 juta orang.
Diketahui angka kunjungan turis asing ke Jepang meningkat drastis usai berbagai pembatasan yang diterapkan di masa pandemi dicabut. Pemerintah juga bekerja keras untuk meningkatkan jumlah kunjungan turis asing demi memulihkan ekonomi mereka. Â
Advertisement