Liputan6.com, Jakarta - Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tidak hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang kepatuhan terhadap ajaran Islam. Salah satu sunnah yang sering kali diabaikan adalah menyegerakan buka puasa.
Banyak orang merasa mampu menahan lapar lebih lama dan menunda waktu berbuka, padahal hal ini bertentangan dengan sunnah yang dianjurkan. Menyegerakan buka puasa adalah bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Selain itu, ada pula sunnah berbuka dengan kurma, yang meskipun sederhana, memiliki banyak keutamaan baik dari segi ibadah maupun kesehatan. Kurma bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari ajaran Rasulullah SAW dalam berbuka puasa.
Advertisement
Pendakwah yang kharismatik asal Cirebon, KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, menegaskan pentingnya menyegerakan berbuka puasa sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah kajian yang dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menjelaskan bahwa berbuka puasa tidak boleh ditunda-tunda dengan alasan apa pun.
"Tenggelamnya matahari adalah tanda berbuka. Bergegaslah untuk berbuka, jangan menunda-nunda mentang-mentang merasa kuat," ujar Buya Yahya dalam kajian tersebut.
Menurutnya, menunda berbuka dengan alasan ingin menambah pahala atau merasa lebih kuat justru tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sunnahnya adalah segera berbuka saat adzan Maghrib berkumandang.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Terbaik Buka Puasa
Salah satu cara terbaik dalam berbuka puasa adalah dengan mengonsumsi kurma. Kurma memiliki banyak manfaat dan Rasulullah sendiri selalu berbuka dengan kurma.
"Kalau kita berbuka, hendaknya mempercepat berbuka itu. Paling utama adalah dengan kurma, kemudian air. Kalau tidak ada kurma, bisa dengan sesuatu yang manis," jelas Buya Yahya.
Namun, banyak orang yang tidak terbiasa dengan kurma dan lebih memilih makanan lain seperti gorengan atau minuman dingin. Menurut Buya Yahya, kebiasaan ini sebaiknya diubah agar sesuai dengan sunnah.
"Ada kurma kok masih mendahulukan gorengan? Bukan begitu dong! Sunnahnya, ambil dulu kurma, karena ada keberkahannya," tegasnya.
Jika seseorang tidak memiliki kurma, maka dianjurkan berbuka dengan air putih atau makanan manis lainnya. Yang terpenting adalah mengikuti sunnah dalam berbuka.
Menyegerakan berbuka dan memulai dengan kurma bukan hanya sunnah, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan. Kurma mengandung gula alami yang cepat mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.
Selain itu, kurma juga mengandung serat dan nutrisi penting yang membantu sistem pencernaan agar lebih siap menerima makanan setelah seharian kosong.
Advertisement
Kurma Dicerna Tak Bebani Lambung
Buya Yahya menambahkan bahwa mengikuti sunnah dalam berbuka menunjukkan kepatuhan terhadap syariat. Islam mengajarkan keseimbangan dalam beribadah, termasuk dalam hal berbuka puasa.
"Sunnah itu harus dibiasakan, jangan menunggu terbiasa. Biasakan dulu, lama-lama akan jadi kebiasaan," ujar Buya Yahya.
Terkadang, ada orang yang merasa lebih nyaman berbuka dengan makanan berat langsung, tetapi hal ini sebaiknya dihindari. Rasulullah mengajarkan agar berbuka dengan makanan ringan terlebih dahulu.
Kurma menjadi pilihan terbaik karena mudah dicerna dan tidak membebani lambung setelah seharian kosong. Setelah berbuka dengan kurma dan air, seseorang bisa melanjutkan makan setelah sholat Maghrib.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa berbuka puasa adalah momen yang penuh keberkahan. Jangan sampai momen ini diabaikan dengan menunda berbuka atau memilih makanan yang tidak sesuai dengan sunnah.
Selain itu, mempercepat berbuka juga merupakan bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Allah. Seorang Muslim hendaknya merasa bahagia saat berbuka, karena itu adalah nikmat yang luar biasa.
"Berbuka itu momen yang istimewa. Jangan sia-siakan, lakukan dengan benar sesuai sunnah. InsyaAllah, akan ada keberkahan di dalamnya," tutup Buya Yahya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
