Kapal Pinisi Pengangkut Wisatawan Kembali Tenggelam di Labuan Bajo, Jadi Kasus ke-6 pada 2024

Kapal pinisi itu tenggelam saat berlayar dengan rute Labuan Bajo menuju Pulau Padar di Taman Nasional Komodo, Kamis pagi, 8 Agustus 2024.

oleh Tim Lifestyle diperbarui 09 Agu 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2024, 10:00 WIB
Labuan Bajo
Foto : Beberapa kapal wisata di Labuan Bajo tenggelam karena tidak terurus pasca pandemi virus coorna (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, kapal tenggelam di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di perairan antara Pulau Batu Tiga dan Pink Beach Taman Nasional Komodo (TNK). Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan telah mengevakuasi delapan penumpang kapal pinisi tersebut.

Kepala Kantor Basarnas Maumere Supriyanto Ridwan menjelaskan bahwa kapal wisata bernama Monalisa Satu itu tenggelam karena cuaca buruk. "Kapal melakukan pelayaran (Kamis, 8 Agustus 2024) dengan rute Labuan Bajo menuju Pulau Padar, namun dikarenakan angin kencang dan gelombang tinggi di perairan antara Pulau Batu Tiga dengan Pink Beach, kapal tersebut oleng dan tenggelam sekitar pukul 06.00 Wita," kata Supriyanto, lapor Antara, dikutip Jumat (9/8/2024).

Ia menyebut, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. "Saat kejadian, terdapat kapal pinisi bernama Tsamara yang melintas dan membantu evakuasi para korban yang merupakan wisatawan," sebut dia.

Setelah mendapatkan informasi, Tim SAR gabungan menggunakan alat utama kapal RIB Pos SAR Manggarai Barat menuju lokasi kejadian. "Tim SAR gabungan beserta seluruh korban tiba di Pelabuhan Marina Labuan Bajo pukul 09.20 Wita," katanya.

Para korban selanjutnya mendapat penanganan medis dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Labuan Bajo. Kecelakaan kapal pinisi di perairan laut Labuan Bajo pada Januari hingga awal Agustus 2024 tercatat sebanyak enam kasus. Menanggapi kasus terkini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menurunkan timnya.

Penataan Terintegrasi di di Pelabuhan Marina Labuan Bajo

Pulau Padar
Butuh waktu sekitar 4 jam dengan Kapal Pinisi dari Labuan Bajo untuk sampai ke Pulau Padar. (Amal/Liputan6.com)

Menparekraf berkata, "Saya sudah turunkan tim yang dipimpin langsung Pak Agus Pambagio, dia pengamat kebijakan publik, ini kami akan koordinasi." Sandi mengaku sempat melihat bangkai kapal pinisi tersebut saat berada di Pink Beach kawasan TNK sekitar pukul 10.00 Wita.

"Kapal saya dekat, tapi sudah kosong. Kami merapat sekitar pukul 10, kejadiannya agak pagi, dikasih tunjuk ini yang tadi pagi dilaporkan Pak Frans Teguh (Plt Dirut Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores), kami lihat KLM Monalisa Satu," katanya.

Lebih lanjut, Menparekraf mendorong penataan terintegrasi, mengingat ramainya aktivitas di Pelabuhan Marina Labuan Bajo sebagai titik keberangkatan wisatawan ke kawasan TNK dan perairan di sekitarnya. "Harus ada penataan yang secara lebih terintegrasi mengenai keselamatan, keamanan, dan kelayakan dari masing-masing fasilitas yang akan digunakan wisatawan," katanya.

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh menyebut, otoritas pelabuhan harus memastikan kelayakan kapal benar-benar dilakukan secara optimal. Ini dilakukan dengan mengecek kondisi kapal secara reguler guna mencegah kecelakaan berulang.

Imbauan bagi Wisatawan

Wisata NTT
Puncak Waringin, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6.com/Asnida Riani)

Sementara, bagi wisatawan yang ingin berlayar ke kawasan TNK, Frans Teguh mengimbau memilih angkutan wisata yang memiliki kelayakan berlayar dan fasilitas yang lengkap. "Tolong cari informasi yang tepat dengan kapal yang layak, tapi jangan berpatokan pada harga yang murah," sebut dia.

Ia juga mengimbau pemilik kapal memastikan kelayakan kapal, serta melengkapi sarana prasarana, seperti pelampung, alat pemadam ringan, dan jaket pelampung demi kenyamanan dan keamanan semua pihak. "Karena kegiatan wisata kita adalah kegiatan wisata berisiko tinggi, sehingga hal-hal ini diperlukan aspek keamanan yang lebih kuat dan lebih utama diperhatikan baik oleh pengelola maupun wisatawan," katanya.

Selain tenggelam, kapal wisata telah dilaporkan terbakar di Labuan Bajo pada Mei 2024. Kapal pinisi bernama Sea Safari VII itu bermuatan 33 penumpang saat terbakar di perairan Pulau Penga, TNK, Kamis pagi, 2 Mei 2024, sekitar pukul 8.30 WITA.

Kasie Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Kelas III Labuan Bajo Maxianus Mooy menjelaskan, dalam kronologi, kapal pinisi tersebut berlayar ke kawasan TNK pada Rabu, 1 Mei 2024. Di perjalanan wisata hari kedua, sebut Maxianus, para penumpang menyelam di perairan Pulau Penga.

Kasus Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo

Kapal Wisata Terbakar
Sebuah kapal wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT bernama Sea Safari dilaporkan terbakar di dekat Pulau Penga dan Pulau Papagarang, Kamis (2/5/2024). (Liputan6.com/ Ola Keda)

"Mereka baru habis diving di Pulau Penga, baru mau naik ke kapal untuk lanjut ke Pulau Mauang saat kejadian (kebakaran)," katanya. Tim SAR gabungan yang mendapatkan informasi langsung mengevakuasi para korban dan awak kapal.

Disebutkan bahwa ada 26 wisatawan dan tujuh awak kapal yang menumpangi kapal wisata tersebut. Ia menjelaskan, satu korban dalam kebakaran tersebut, yakni Risal selaku masinis, mengalami luka bakar dan telah menjalani perawatan di rumah sakit di Labuan Bajo.

Insiden kapal wisata terbakar di Labuan Bajo juga dilaporkan pada Februari 2024. Kapal Wisata Carpediem terbakar di perairan Pulau Siaba, Labuan Bajo pada 3 Februari 2024.

Kapal itu mengangkut dua wisatawan asal Kanada dan empat anak buah kapal (ABK). Mereka semua selamat. Meski begitu, kecelakaan kapal wisata yang sudah kesekian kalinya di kawasan wisata Labuan Bajo membuat sejumlah pihak prihatin, termasuk Menparekraf.

"Saya sangat prihatin dan menyesali kecelakaan kembali terjadi karena kapal wisata ini tidak punya izin berlayar, tapi tetap bisa jalan dengan membawa wisatawan," ujar Menparekraf di acara The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar hybrid di Jakarta, 5 Februari 2024.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya