Kemenparekraf Sesalkan Harimau Sumatera Kembali Mati dan Tersisa 7 Ekor di Medan Zoo

Peristiwa kematian Harimau Sumatera yang sudah beberapa kali terjadi di Medan Zoo itu mendapat perhatian dari berbagai pihak termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

oleh Henry diperbarui 01 Okt 2024, 08:12 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 07:30 WIB
Kemenparekraf Sesalkan Harimau Sumatra Kembali Mati dan Tersisa 7 Ekor di Medan Zoo
Kemenparekraf Sesalkan Harimau Sumatra Kembali Mati dan Tersisa 7 Ekor di Medan Zoo.  (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Kota Medan, Sumatera Utara menyatakan seekor harimau Sumatera berjenis kelamin betina koleksi Medan Zoo mati akibat sakit yang dideritanya. Harimau bernama Si Manis itu mati pada Jumat, 20 September 2024, sekira pukul 16.30 WIB. Peristiwa yang sudah beberapa kali terjadi itu mendapat perhatian dari berbagai pihak termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Tentunya kita sangat menyayangkan kjejadian ini, apalagi harimau Sumatera ini termasuk yang langka dan termasuk yang banyak disukai pengunjung,” kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin, 30 Seotember 2024.

Nia menambahkan, kebun binatang seperti Medan Zoo ini termasuk salah satu atraksi wisata yang disukai keluarga sehingga bisa mendatangkan banyak pengunjung atau wisatawan. "Kalau remaja atau orang dewasa berwisata biasanya sendirian atau sama pasangan atau teman dekat, tapi kalau anak-anak ke kebun binatang misalnya, mereka pasti pergi dengan orangtua atau anggota keluarga lainnya jadi bisa mendatangkan banyak pengunjung," terang Nia.

"Pengunjung tentunya berharap ada banyak atraksi menarik di kebun binatang, termasuk harimau Sumatera ini. Jadi kita harapkan kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi,” tamnbahnya.

Sementara itu, Si Manis yang mati di Medan Zoo merupakan spesies kucing besar dari genus Panthera yang memiliki ciri loreng khas pada bulunya. Ia mati karena penyakit yang dideritanya. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara yang melakukan nekropsi menyatakan terlihat penyakit pada hati, jantung, dan ginjal Si Manis.

"Cukup parah, terjadi benjolan berisi cairan pada hatinya. Jantungnya juga mengalami penebalan, dan begitu juga pada ginjal," kata drh Muhammad Syah petugas kesehatan hewan Medan Zoo, di Medan, Minggu, 29 September 2024, mengutip Antara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Nasib Harimau Sumatera di Medan Zoo

Si Manis
Harimau Si Manis semasa hidupdi Medan Zoo

Harimau Sumatra betina berusia sekitar 23 tahun ini pertama kali masuk Medan Zoo bersama Anggi, Harimau Sumatera berjenis kelamin jantan pada 2005. Kenatian Si Manis membuatr Harimau Sumatera di Medan Zoo tinggal yujuh ekor saja. Sebelumnya tercatat sudah lima ekor harimau mati di Medan Zoo, yakni tiga ekor harimau Sumatra bernama Erha pada 3 November 2023, Nurhaliza pada 31 Desember 2023, dan Bintang Sorik berusia 13 tahun pada 13 Februari 2024.

Kemudian dua ekor harimau Benggala bernama Avatar pada 3 Desember 2023 dan Wesa yang berusia sekitar 19 tahun pada 22 Januari 2024. "Hasil nekropsi ada penumpukan lemak pada pembungkus jantung dan beberapa organ lain. Usia di atas 20 tahun, termasuk kategori tua untuk harimau Sumatera,"terangnya.

Sebelumnya, Si Manis sudah dinyatakan sakit cukup parah pada Mei 2024. Namun dengan perawatan intensif akhirnya bisa bertahan hingga beberapa bulan."Beberapa hari di pekan ini Si Manis memang sudah tidak mau makan daging dan Jumat (20/9) sore telah tiada," tutur drh Muhammad Syah.

Dirut PUD Pembangunan Adrian Surbakti mengaku segala upaya seperti perbaikan manajemen, perawatan hewan, perawatan kandang, hingga lokasi Medan Zoo sudah dilakukan. "Untuk kondisi harimau yang sudah tua tadi, sudah dijelaskan oleh dokter hewan," ucap Adrian.


Komentar Wali Kota Medan Bobby Nasution

Wali Kota Medan, Bobby Nasution. (YouTube Liputan6)
Wali Kota Medan, Bobby Nasution. (YouTube Liputan6)

Sementara itu, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menyampaikan informasi duka terkait matinya salah satu harimau yang ada di Medan Zoo. Informasi diperolehnya dari PUD Pembangunan, harimau mati karena usia yang sudah lanjut.

"Biasanya harimau di alam liar usianya bisa mencapai 15 tahun. Jika dikurung bisa sampai 20 tahun. Namun harimau yang mati ini mencapai usia 23 tahun," sebut Bobby, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, 22 September 2024.

Bobby Nasution juga mengajak masyarakat untuk mengapresiasi Medan Zoo atas kelahiran 2 hewan, yakni kuda dan rusa, yang baru melahirkan. "Mudah-mudahan ini dapat menambah semangat bagi Pemko Medan dan PUD Pembangunan untuk terus membangun Medan Zoo lebih baik ke depannya," kata Bobby.

Kondisi memprihatinkan jugaerjadi di Medan Zoo. Setelah beberapa harimau mati satu per satu sejak November 2023 lalu, satwa di kebun binatang tersebut juga kekurangan pangan.

Mengulik dari laman Instagram resminya @medanzoo sudah beberapa bulan terakhir pengelola Medan Zoo mengunggah bantuan makanan untuk satwanya dari sumbangan masyarakat pecinta hewan. Organisasi seperti Wildlife Whisperer Sumatera, termasuk influencer satwa Alshad Ahmad bahkan sudah turun tangan. 


Rencana Konservasi Medan Zoo

Usai 4 Harimau Mati, Walhi Sumut Imbau Medan Zoo Segera Ditutup
Usai 4 Harimau Mati, Walhi Sumut Imbau Medan Zoo Segera Ditutup.  foto: Instagram @medanzoo

"@wildlifewhisperersumatera Terima kasih yang selalu peduli @medanzoo," keterangan akun Medan Zoo pada 26 Mei 2024. Ada pula para influencer peduli hewan dan masyarakat sekitar yang memberikan bantuan makanan. Namun, perbaikan menejemen untuk Medan Zoo tetap harus dilakukan.

Wali Kota Bobby memastikan bahwa pihaknya bakal melakukan area konservasi yang ada di Kebun Binatang Medan, terutama kesehatan hewan. Diketahui Medan Zoo terletak di Jalan Bunga Rampai IV, Kelurahan Simalingkar B, Medan Tuntungan di Januari 2024 tercatat mempunyai sekitar 110 hewan terdiri atas mamalia, reptil, dan aves.

"Ini tentunya dengan pihak ketiga, bukan dengan APBD. Kami enggak bisa masuk secara langsung karena harus penambahan modal ya, karena itu BUMD," kata pria 32 tahun ini.

Wali kota pun menyebut kinerja memperbaiki Medan Zoo ini bukan tugas utama Pemkot Medan, tetapi PUD Pembangunan yang mengelola taman hewan ini. Hal ini lantaran, aset milik Kebun Binatang Medan hingga kontrak kerja sama dengan para investor berada di tangan PUD Pembangunan.

 

Infografis 6 Hewan Peliharaan Populer
Infografis 6 Hewan Peliharaan Populer (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya