Liputan6.com, Jakarta - Seorang korban selamat kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines bersaksi bahwa pilot mencoba mendarat di Grozny, Chechnya, sebanyak tiga kali. Upaya itu, menurut dia, diikuti ledakan di luar pesawat, menurut rekaman audio yang dibagikan saluran TV Rusia, RT, melansir Anadolu Agency, Jumat (27/12/2024).
Subkhankul Rahimov mengatakan bahwa ada "sesuatu yang meledak" pada upaya pendaratan ketiga dan ketika ia meraih jaket pelampungnya, ia menemukan lubang yang disebabkan pecahan peluru. Ia juga mengaku terkena pecahan peluru setelah ledakan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Pesawat itu ... sedang dalam perjalanan untuk mendarat, dan tiba-tiba, ketinggiannya naik lagi. Saat itu, saya terbangun dan menyadari bahwa pesawat itu tidak dapat mendarat pada upaya pertamanya. Kemudian, pesawat itu berada di atas awan. Di bawahnya ada kabut, kabut tebal, Anda bisa melihat kabut itu," bebernya.
Advertisement
Rahimov menyambung, "Pesawat itu berbalik dan mencoba mendarat untuk kedua kalinya. Menurut hitungan saya, ada dua kali upaya. Kali ketiga, ada sesuatu yang meledak. Terjadi ledakan." Ketika ditanya apakah ledakan terjadi di dalam pesawat, ia mengatakan itu terjadi di luar, dan merobek "sepotong penutup pesawat."
"Para ahli akan memberi penilaian mereka, tapi memang ada ledakan. Pasti ada ledakan. Semua orang mendengar ledakan itu. Saya meraih jaket pelampung saya, berpikir, 'Kita tidak pernah tahu di mana kita akan mendarat, sebaiknya saya mengenakan jaket pelampung saya.' Saya mengambilnya, dan lihat, ada lubang di jaket, yang disebabkan pecahan peluru."
Dia mengatakan bahwa setelah ledakan, pecahan peluru terbang melewati kakinya dan menembus jaket pelampung. Penumpang Azerbaijan Airlines itu bahkan mengambil fotonya. "Para ahli harus menganalisisnya, membuat kesimpulan, memutuskan apa yang terjadi," desaknya.
Â
Para Penumpang Menyangka Akan Meninggal
Pacar Zaur Mammadov, seorang korban selamat lainnya, membagikan pesan teks dari saat kecelakaan itu terjadi pada media Rusia, Readovka. Dalam pesan teks, Mammadov mengatakan bahwa pesawat akan jatuh, dan setelah itu terjadi, dia selamat.
Mammadov dibawa ke rumah sakit dengan luka-luka yang tingkat keparahannya tidak diketahui. Saat ini, proses pemindahannya ke Rusia sedang diselesaikan. "Zaur penuh memar, tapi masih sadar," kata pacarnya yang tidak disebutkan namanya tersebut.
Saat berbicara dengan RT, Mammadov mengatakan "para penumpang sudah menduga akan meninggal," lalu pesawat mulai jatuh, dan "hanya itu, separuh pesawat hancur," sesuai rekaman di lokasi kecelakaan. Setelah kecelakaan, hari Kamis, 26 Desember 2024, ditetapkan sebagai hari berkabung nasional di Azerbaijan.
Teori penyebab kecelakaan pesawat mengerikan di Kazakhstan, yang menewaskan 38 dari 69 orang di dalamnya, telah bermunculan. Pesawat Azerbaijan Airlines terbang dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke Grozny di Chechnya, Rusia, ketika pesawat itu berbelok dari rutenya dan mencoba melakukan pendaratan darurat di dekat Aktau, di barat daya Kazakhstan.
Advertisement
Teori Penyebab Kecelakaan
Namun, pesawat itu jatuh, hancur berkeping-keping, dan terbakar. Melansir news.com.au, Kamis, belum ada penjelasan pasti tentang apa yang sebenarnya terjadi atau mengapa pesawat itu berbalik dan menyeberangi Laut Kaspia, menuju Aktau, sementara Grozny lebih dekat.
Dijelaskan bahwa jalur penerbangannya dimulai di Baku, kemudian mengikuti rute yang direncanakan ke barat laut, menuju Grozny, melewati pantai timur Azerbaijan. Dengan sekitar sepertiga rute yang tersisa, pesawat itu menghilang dari radar sebelum muncul kembali di sisi lain laut, dekat Aktau, lokasi pesawat itu jatuh sekitar tiga km dari bandara.
Azerbaijan Airlines berspekulasi bahwa pesawat itu mungkin bertabrakan dengan sekawanan burung yang menyebabkan kerusakan yang memaksa si burung besi jatuh. Pejabat di tujuan penerbangan, bandara di Grozny, mengatakan pada kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS, bahwa pesawat itu dialihkan karena kondisi cuaca yang buruk.
Namun, beberapa pakar penerbangan berteori berbeda. Mereka memperkirakan, kerusakan pada pesawat, seperti yang terlihat dalam rekaman lokasi kecelakaan, lebih sesuai dengan "apa yang Anda harapkan dari serangan udara," bukan burung.
Diduga Bukan Bertabrakan dengan Sekawanan Burung
"Video puing-puing (pesawat) dan keadaan di sekitar lingkungan keamanan wilayah udara di Rusia barat daya menunjukkan kemungkinan pesawat itu terkena beberapa bentuk tembakan antipesawat," kata Matt Borie, kepala intelijen di perusahaan keamanan penerbangan Osprey Flight Solutions, lapor Wall Street Journal.
Daerah di sekitar Grozny berada tidak jauh dari lokasi tempat sistem antipesawat Rusia sebelumnya menembak jatuh pesawat nirawak Ukraina. Kejadian itu mendorong Osprey memperingatkan pelanggan maskapai tentang peningkatan risiko sebelum kecelakaan pada Hari Natal.
Azerbaijan Airlines kini telah menghentikan semua penerbangannya ke Grozny. Jumlah korban tewas sebanyak 38 orang merupakan keterangan pihak berwenang Kazakhstan. Penumpang dan awak pesawat yang selamat telah dibawa ke rumah sakit.
Tim penyelamat yang bergegas menyelamatkan korban menggambarkan kejadian itu begitu tragis hingga membuat mereka menangis. "Bagian depan (pesawat) terbakar. Kami menyelamatkan para penyintas. Tubuh mereka berlumuran darah. Mereka menangis. Semua orang meminta pertolongan," kata salah seorang penyelamat, Elmira, pada Radio Free Europe.
Advertisement