Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok pemuda yang menamakan dirinya Pandawara Group melakukan aksi pembersihan Sungai Citarum. Mereka berhasil mengumpulkan 351,4 ton sampah dalam kurun waktu seminggu.
"7 hari 700 meter pembersihan, 351,4 ton sampah, cepat pulih kembali Citarum," tulis akun resminya @pandawaragroup pada 31 Januari 2025.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya dalam video yang diunggah tergambar bagaimana kondisi awal Sungai Citarum yang penuh sampah. Tanda tanya besar pun menguak apakah sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut bisa bersih kembali.
Advertisement
Namun dengan bantuan alat-alat berat serta kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, Pandawara Group membuktikan bahwa mereka bisa. Tampak dari atas, melalui drone Sungai Citarum bisa kembali bersih.
Dalam unggahan sebelumnya, sekelompok anak-anak asal Bandung itu juga mengungkap aksi tersebut hasil kolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Satgas Citarum Sektor 08, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung yang memberikan armada dan pasukan untuk kegiatan tersebut. Pandawara Group menyebut lokasi aksi bebersih sungai itu berada di Desa Mekarrahayu Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
Sebelumnya pada unggahan Senin, 27 Januari 2025, kelompok itu mengungkap biaya yang mereka keluarkan secara pribadi untuk membersihkan sampah Sungai Citarum. "Pertama, ada biaya sewa dua ekskavator selama 50 jam. Biaya sewa ekskavator Rp850 ribu per jam. Jadi untuk satu ekskavator, kami keluarkan biaya Rp42,5 juta. Selain itu, ada biaya pengiriman senilai Rp16 juta. Selain itu, ada biaya operasional lain, seperti kantong sampah, sarung tangan, tali besar, maupun biaya makan dan minum seluruh staf," bebernya.
Biaya untuk Membersihkan Sungai Citarum
Biaya operasional, kata Pandawara, sekitar Rp5 juta. Jika ditotal, pembersihan sungai selama tujuh hari itu menelan dana Rp106 juta.
"Konten ini tidak dibuat untuk menyombongkan apa yang bisa dilakukan Pandawara saat ini, namun sebagai pengingat bahwa biaya pembersihan sungai karena oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang jumlahnya jutaan itu tidak murah," kata mereka.
Disebutkan bahwa publik bisa berpartisipasi dengan ikut berdonasi melalui situs web mereka. "Bila kalian belum bisa membantu, setidaknya bantu kami dengan tidak membuang sampah ke sungai atau tempat yang tidak seharusnya," imbuhnya.
Di unggahan terbaru, Selasa, 28 Januari 2025, Pandawara memperbarui hasil pembersihan selama empat hari. "Setidaknya terkurangi. Tiga hari tersisa. Semoga bisa pulih kembali," harap mereka.Â
Di foto yang dibagikan, sungai yang permukaannya semula seluruhnya tertutup sampah mulai memperlihatkan air di bawahnya, kendati belum bersih sepenuhnya. Sampah yang diambil dari sungai tampak menumpuk di sejumlah titik yang tentu nantinya akan dibersihkan seluruh pihak yang terlibat di aksi tersebut.
Advertisement
Masalah Menahun di Sungai Citarum
Sayangnya, masalah sampah memang telah menahun di Sungai Citarum. Tahun 2024, Pandawara Group sempat mengunggah video kondisi Sungai Citarum penuh sampah, seperti terlihat dari Jembatan BBS, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, di akun media sosial mereka, dan jadi viral.
Kelimanya pun saat itu mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah turut serta dalam kegiatan pembersihan sungai. Setelah itu, Pandawara Group dan masyarakat sekitar benar-benar turun membersihkan Sungai Citarum sehingga kondisinya lebih bersih.
Tetapi baru tiga hari berlalu, kondisi sungai tersebut kembali dipenuhi sampah. "Dibersihkan oleh Pandawara, dibuat kembali (sampahnya) oleh warga setempat," tulis seorang warganet.
Melihat tanggapan itu, warga dan petugas Sungai Citarum angkat bicara. "Nuhun, Pandawara, Anda sudah jadi trigger. Tapi saya koreksi juga, saya ingatkan bahwa ada narasi-narasi yang memang kurang lengkap dari Anda," sebut petugas OP BBWS Citarum Dian Nurdyana di video yang diunggah akun Tiktok @asetia.19, Minggu, 23 Juni 2024.
Dian mengatakan, kegiatan pembersihan sungai sudah dilakukan secara rutin Satgas Citarum sektor 9 dan para komunitas di wilayah Batujajar. Adapun, Pasi Ops Satgas Citarum Harum Suryana Wijaya menyebutkan, upaya pembersihan Sungai Citarum sudah dilakukan sejak empat tahun belakangan.Â
Penyebab Sampah Menumpuk di Sungai Citarum
Dian menjelaskan, Sungai Citarum merupakan "terminal." Jadi, sampah-sampah dari luar akan terbawa arus dan berakhir di sungai ini. "Karena memang kontur wilayahnya kayak cekungan, jadi semua sampah dari tengah, anak Sungai Citarum, wilayah tengah Kota/Kabupaten Cimahi yang masih belum terjaring ataupun masih belum terolah di wilayahnya, larinya ke sini," paparnya.
"Sampah terpusat di sini karena ini akhir dari Citarum yang mau masuk ke (Bendungan) Saguling. Bayangkan saja, kalau ini masuk ke Saguling, ke bendungan, atau ke turbin, (turbin) bisa mati dan kerugiannya bisa berapa," tukas Suryana.
Suryana menyebut, sampah-sampah tersebut sengaja disekat maupun dijaring yang kemudian diangkut alat berat dan dilokalisir supaya sampah tersebut tak masuk ke dalam turbin. "Karena di Citarum ini ada tiga bendungan: Jatiluhur, Cirata, dan Saguling, yang mana bendungan itu ada turbinnya," sebut Dian.
Ia menambahkan, "Kebayang kalau turbin itu tercemar dan ada sampah, terus mati dan rusak, ada energi listrik yang padam. Perlu diketahui juga bahwa bendungan ini bisa menerangi Jawa-Bali."
Advertisement