Liputan6.com, Jakarta - Produktivitas Lisa BLACKPINK berlanjut dengan kembali merilis lagu berjudul Born Again. Sebuah video musik (MV) lagu kolaborasi terbarunya bersama musisi Amerika Serikat, Doja Cat dan Raye, itu juga ikut dirilis.
Lisa berdandan bak bintang Hollywood lawas di beberapa adegan. Tata rambutnya juga bervariasi, dari pirang lurus, ikal kecokelatan, hingga pirang dikeriting. Namun, sorotan tajam ditujukan pada warna kulitnya yang putih bak porselen.
Warganet pun membandingkannya dengan tampilan Lisa yang berkulit lebih gelap saat merilis single Rockstar pada Juni 2024. Ia saat itu berdandan dengan gaya rambut mullet dan warna kulit sawo matang yang kontras dengan busana putih cerah yang dikenakannya.
Advertisement
Perubahan warna kulit yang signifikan itu memunculkan tudingan bahwa Lisa dengan sengaja melakukan blackfishing karena warna kulit tidak alami yang ditampilkannya di beberapa foto.
"Hal yang saya perhatikan dari lisa adalah setiap kali dia ingin menjadi "rapper", dia memiliki kulit yang lebih gelap, pakaian longgar, warna hitam palsu. Namun ketika dia ingin membawakan lagu pop/lebih lembut, kulitnya lebih pucat dan tidak berwarna hitam. Jelas sekali dia tahu apa yang dia lakukan," seorang warganet berkomentar di X, dikutip dari Koreaboo, Minggu (9/2/2025)
"Dia berkulit hitam ketika dia ingin menjadi seorang rapper dan dia berkulit putih ketika dia ingin menjadi "gadis pop"," imbuh yang lain.
Penggemar Lisa tak terima idolanya dituding demikian. Mereka pun membuat argumen tandingan. "Obrolan sama yang melelahkan lagi. Sangat jelas terlihat bahwa itu adalah gaya khas fotografernya. Seluruh akun didedikasikan hanya untuk membenci…..cari hobi atau hal lain," tulis seorang penggemar.
Bukan Idol Pertama
Lisa bukan idola K-pop pertama yang menghadapi tuduhan rasisme dan apropriasi budaya. Pada 2013, Min dari Miss A dikritik karena menyunting rapper Rick Ross ke dalam gambar parodi idola sesama Sunmi.
Demikian pula, pada 2019, Sorn dari CLC menerima serangan balik karena mengunggah foto dengan seorang teman yang mengenakan masker blackface. Di tengah kontroversi tersebut, Sorn secara terbuka meminta maaf. Namun dalam kasus Lisa, belum ada tanggapan apapun terkait tudingan tersebut.
Mengutip CNN, Blackfishing mengacu pada seseorang yang menggunakan hal-hal seperti tata rambut dan riasan untuk membuatnya tampak lebih gelap seolah-olah mereka memiliki keturunan kulit hitam atau ras campuran. Istilah ini pertama kali digunakan di Twitter pada 2019, ketika jurnalis Wanna Thompson mengatakan dia melihat selebriti dan influencer berkulit putih 'bercosplay' atau berdandan seperti perempuan kulit hitam di media sosial.
"Blackfishing adalah ketika tokoh masyarakat kulit putih, influencer dan sejenisnya melakukan segala daya mereka untuk tampil berkulit hitam," kata Thompson kepada saluran berita AS, CNN.
"Apakah itu berarti menyamak kulit mereka secara berlebihan... dan memakai gaya rambut serta tren pakaian yang dirintis oleh perempuan kulit hitam."
Advertisement
Dianggap Bagian dari Perampasan Budaya
Beberapa orang mengatakan bahwa adalah salah jika orang kulit putih menghasilkan uang dengan meniru ciri-ciri tradisional kulit hitam seperti gaya rambut. Mereka berargumen bahwa blackfishing memungkinkan seseorang untuk memilih bagian-bagian yang "keren" dari menjadi orang kulit hitam, tanpa menghadapi rasisme, diskriminasi atau sikap negatif apa pun yang dilakukan orang kulit hitam karena memiliki karakteristik yang sama.
Praktik itu juga dipandang sebagai salah satu bentuk lebih jauh perampasan budaya. Perampasan budaya, menurut Kamus Cambridge, adalah 'tindakan mengambil atau menggunakan sesuatu dari suatu budaya yang bukan milik Anda, terutama tanpa menunjukkan bahwa Anda memahami atau menghormati budaya tersebut'.
Sementara, penulis dan pembicara Feminista Jones menggambarkan perampasan budaya sebagai ketika orang-orang yang memiliki kekuasaan dan hak istimewa mengambil adat dan tradisi yang telah lama dipinggirkan oleh orang-orang tertindas dan menggunakannya kembali sebagai hal baru yang menarik.
"Mereka pikir budaya ini hanya untuk diperebutkan dan akan mengambil serta berpartisipasi di dalamnya dan mengeksploitasinya karena budaya tersebut telah dikomodifikasi," kata Thompson. "Kami melihat hal ini di setiap aplikasi sosial, namun semakin banyak terjadi di TikTok."
Penampilan Lisa BLACKPINK di MV Born Again
MV Born Again disutradarai oleh Basdia Zeinali. Melansir ABS CBN, Sabtu, 8 Februari 2025, video musik ini merupakan parade visual yang memberi penghormatan pada perempuan-perempuan hebat sepanjang sejarah. Klip tersebut dibuka dengan sang trio yang mengenakan pakaian hitam dramatis.
Pencahayaan yang mencolok dan suram, serta gaya yang rumit menambah kesan misterius dan penuh harap. Di sana, Raye adalah seorang biarawati, Doja jadi penari tiang, dan Lisa berperan sebagai Eve yang menggoda dalam balutan renda hitam.
Seiring berjalannya video, transformasinya jadi jelas. Ketiganya muncul dalam balutan gaun putih yang anggun, dihiasi aksen, seperti baju besi perak—kontras yang mencolok dengan penampilan mereka sebelumnya. Transisi ini bersifat simbolis dan menarik secara visual, mewakili konsep kelahiran kembali, kekuatan, dan perebutan kekuasaan.
Busana tersebut memadukan unsur-unsur adibusana dengan estetika, seperti prajurit, mengangkat tema penemuan kembali diri. Dengan "Born Again," Lisa terus mendorong batasan artistik, tidak hanya melalui musik, tapi juga penceritaan visual.
Sinergi antara Lisa BLACKPINK, Doja Cat, dan Raye terasa mudah, masing-masing artis membawa energi unik mereka ke dalam proyek tersebut. Lagu baru beserta video musiknya dirilis pada Kamis, 6 Februari 2025, menandai perilisan pertama idol K-pop asal Thailand tersebut pada 2025.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)