Pria Indonesia Jadi Sopir Bus Wisata Asing Pertama yang Lolos Program Kerja di Jepang

Seorang pria Indonesia bernama Iyus menjadi sopir bus asing pertama di Jepang yang lolos program Kerja Terampil (SSW). Iyus berhasil melewati ujian untuk kategori bisnis otomotif dan transportasi.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 12 Feb 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2025, 15:00 WIB
Orang Indonesia Jadi Sopir Bus Wisata Asing Pertama yang Bisa Kerja Legal di Jepang
Iyus, pria Indonesia yang jadi sopir bus wisata asing pertama yang bisa kerja di Jepang. (dok. Screenshoot Youtube OHK公式チャンネル/Dinny Mutiah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Jepang menawarkan program pekerja terampil khusus (SSW) sebagai salah satu cara untuk tinggal dan menetap di negara itu. Setelah sistem diperluas tahun lalu dengan memasukkan kategori baru, bisnis otomotif dan transportasi, Jepang kini memiliki sopir bus wisata asing terampil pertama.

Ternyata, posisi tersebut diisi orang Indonesia bernama Iyus. Mengutip Sora24, Rabu (12/2/2025), ia merupakan sopir bus terbaru yang bekerja untuk Ryobi Group di Prefektur Okayama, Jepang.

Pria Indonesia berusia 40 tahun itu jadi satu-satunya orang yang berhasil lulus ujian SSW pertama untuk bisnis otomotif dan transportasi, yang digelar pada Desember 2024, serta mencakup pekerjaan sopir taksi dan truk pengiriman. Dengan program tersebut, warga negara asing yang lulus berhak mendapatkan izin tinggal.

Iyus datang ke Jepang pada 2013 sebagai siswa sekolah bahasa Jepang, kemudian bekerja di perusahaan layanan perjalanan di Negeri Sakura. Musim panas lalu, dia bergabung dengan Nikko Kanko, anak perusahaan wisata Ryobi yang beroperasi di Tokyo, untuk jadi seorang sopir.

Salah satu persyaratan klasifikasi SSW pertama yang diperoleh Iyus adalah kemahiran berbahasa Jepang untuk kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja. Ia berhasil memenuhinya dengan mengikuti Ujian Kemahiran Bahasa Jepang pada bulan yang sama dengan ujian bisnis otomotif dan transportasi SSW-nya.

"Jadi seorang sopir profesional adalah mimpi yang menjadi kenyataan," kata Iyus. "Saya akan memberikan layanan transportasi yang aman dan nyaman kepada penumpang kami." Dia dijadwalkan mulai mengemudikan armada Nikko Bus di Tokyo di awal tahun fiskal pada April 2024.

PO Bus Indonesia Mengaspal di Jepang

Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu"
Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu" (dok Instagram @aboutdkj @jakartavox/https://www.instagram.com/reel/DCIpATbMupF/?igsh=Y2xtbHJxNDgwMXBw/Maheza Nurmiagita)... Selengkapnya

Bukan kali itu saja sesuatu yang berbau Indonesia menarik perhatian di Jepang. Salah satunya adalah kehadiran bus dengan body belakang tertulis slogan yang berbunyi, "Pulang Malu Tak Pulang Rindu," selayaknya bus-bus wisata yang beroperasi di Indonesia. 

Berdasarkan penelusuran, PO Bus itu memang dimiliki orang Indonesia. Sahat Doras Situmorang, pemilik dan CEO Sahat's Trans, menjelaskan bahwa bus di Jepang tersebut merupakan bagian dari Sahat's Trans, sebuah perusahaan milik Indonesia.

Ia pun menjelaskan alasannya menaruh slogan di bus tersebut. "Ini adalah suara hati untuk orang-orang perantau yang berjuang keras mencari nafkah di negeri orang. Lewat slogan ini, saya ingin mengapresiasi mereka," ujar Sahat dalam wawancara online dengan Lifestyle Liputan6.com, Selasa, 12 November 2024.

"Saat ini, ada delapan supir yang mengemudikan bus trans, enam di antaranya berasal dari Indonesia, yaitu Jawa, Bandung, dan Sulawesi," tambahnya.

Sahat menjelaskan Sahat's Trans mulai beroperasi pada 2015. Bisnisnya dilatarbelakangi pesatnya sektor pariwisata di Jepang dengan jumlah turis asing yang terus meningkat, termasuk dari Indonesia. Ia pun membuka bisnis itu dibantu pengacara profesional.

Targetkan Turis Indonesia yang Berlibur di Jepang

Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu"
Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu" (dok Instagram @sahatstrans/https://www.instagram.com/p/B5RBFyOJmrq/?igsh=MTQ5aHJtb3FqYWk3dg==/Maheza Nurmiagita)... Selengkapnya

"Berawal dari teman yang meminta tolong untuk mengantar dia dan keluarga berlibur di Hokkaido, saya melihat permintaan transportasi turis Indonesia yang semakin tinggi dan melihat peluang bisnis yang sangat baik," ujarnya. "Awalnya, kami menghadapi tantangan berupa sedikitnya supir yang bisa berbahasa Indonesia dan memiliki lisensi untuk mengendarai bus resmi," imbuh dia.

Sahat menyampaikan bahwa fokus Sahat's Trans adalah melayani masyarakat Indonesia di Jepang, karena lebih mudah berkomunikasi antara supir dan tamu. Bus ini menawarkan jasa transportasi bagi warga Indonesia yang ingin berlibur di Jepang dengan menggunakan private chartered bus.

"Kami juga memiliki supir yang bisa berbahasa Indonesia, sistem yang lebih fleksibel dibandingkan dengan perusahaan Jepang mengenai rencana perjalanan, serta komunikasi tim marketing yang fast response. Ini menjadi pembeda bus kami dengan bus lainnya," kata Sahat.

Ia menambahkan bahwa bus travel Sahat's Trans juga sangat diminati oleh warga Indonesia di Jepang yang rindu Tanah Air. Hal ini karena bus Sahat's Trans memiliki supir berbahasa Indonesia, sehingga memudahkan komunikasi, serta stiker slogan di belakang bus yang mengingatkan mereka pada bus antarpulau di Indonesia.

Sesuaikan Rute dengan Keinginan Pelanggan

Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu"
Ilustrasi bus Sahat's Trans yang viral di Jepang dengan slogan "Pulang Malu Tak Pulang Rindu" (dok Instagram @sahatstrans/https://www.instagram.com/p/B65U-vzJUsH/?igsh=MXFwenU5Mml0MnUxag==/Maheza Nurmiagita)... Selengkapnya

"Pelanggan Sahat's Trans utamanya memang berasal dari turis Indonesia, namun terdapat juga turis dari mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Respons yang diberikan dari pelanggan yang sudah menggunakan layanan kami sejauh ini sangat positif, banyak yang memesan lagi dan kembali menggunakan jasa transportasi Sahat's Trans," tambahnya.

"Sahat's Trans sebagai bus private chartered, jadi jam operasionalnya menyesuaikan dengan rencana perjalanan tamu. Rute perjalanan meliputi seluruh Jepang tergantung dari permintaan tamu yang menyewa bus," sebut Sahat.

"Bahkan, jam operasional bus Sahat's Trans tetap sama sepanjang tahun, tanpa perubahan selama musim tertentu atau liburan, termasuk saat Lebaran maupun Natal. Hal ini mengacu pada regulasi dari Dishub Jepang yang membatasi operasional bus hingga maksimal 12 jam per hari," tambahnya.

Ia menerangkan fasilitas yang tersedia dalam bus Sahat's Trans meliputi karaoke di atas bus dengan musik ditransfer via bluetooth agar sesuai dengan minat tamu, serta mic yang memungkinkan tour guide atau tour leader untuk berkomunikasi dengan lebih mudah kepada penumpang. Itu dirancang agar penumpang nyaman selama perjalanan jauh.

Infografis Jepang dan Inggris Tergelincir ke Jurang Resesi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jepang dan Inggris Tergelincir ke Jurang Resesi. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya