Cuaca Buruk Saat Turun dari Carstensz Pyramid, Fiersa Besari Ikut Alami Hipotermia?

Fiersa Besari bukan termasuk lima pendaki yang mengalami hipotermia saat pendakian ke Carstensz Pyramid .

oleh Dyah Ayu Pamela Diperbarui 02 Mar 2025, 20:49 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 20:35 WIB
Fiersa Besari
Fiersa Besari (Budy Santoso/KapanLagi.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dua pendaki asal Indonesia, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono menjadi korban meninggal dunia setelah mendaki Carstensz Pyramid di Papua pada Sabtu, 1 Maret 2025. Di antara 20 orang dari rombongan pendakian, diketahui penyanyi Fiersa Besari ikut serta.

Namun telah terkonfirmasi lewat unggahan Threads akun @disyon_toba, bahwa Fiersa Besari dan 17 pendaki lainnya selamat. Disebutkan bahwa ada lima pendaki yang mengalami hipotermia termasuk dua pendaki yang meninggal. 

Dalam tangkapan layar Whatsapp, diketahui bahwa pendaki selamat yang sempat mengalami hipotermia karena cuaca buruk adalah Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana dan Saroni. Dalam kronologinya pada Rabu, 26 Februari 2025 pukul 07.16 WIT rombongan bergiliran berangkat dari Bandara Moses Kilangin Timika menuju Base Camp Yellow Valley Carstensz Pyramid dengan menggunakan helikopter. 

Kondisi kritis pada Sabtu, 1 Maret 2025 sekitar pukul 22.30 WIT bertepat di Kabupaten Mimika, didapat informasi dari penanggung jawab terkait insiden lima pendaki WNI Carstensz Pyramid menghadapi cuaca buruk turun hujan salju. "Kondisinya hujan deras dan angin kencang sehingga menyebabkan hipotermia," keterangan dalam unggahan.

Pendaki meninggal yakni dua orang, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono berada di teras 2. Pada saat perjalanan turun dari Puncak Cartensz, akibat cuaca sangat buruk tiga pendaki yang selamat terpaksa terjebak dan bermalam di area dekat puncak hingga tim rescue datang. Namun malang, karena pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.07 Lilie dan Elsa sudah dinyatakan meninggal.

 

Unggahan Fiersa di Media Sosialnya

Ini Dia Jalur Pendakian Ideal  ke Carstensz Pyramid
Kampung Wisata Ugimba, Papua jadi gerbang ideal untuk pendakian ke Carstensz Pyramid... Selengkapnya

Hingga saat ini belum ada pembaruan kabar pendaki yang telah dinyatakan selamat, termasuk Fiersa Besari. Sebelumnya melalui akun sosial media Instagram miliknya @fiersabesari, dia mengunggah layar hitam dengan lambang hati yang patah dengan latar lagu sendu.

Fiersa, yang dikenal luas lewat karya musik indie dan aktivitasnya di Komunitas Pecandu Buku, memiliki jutaan pengikut di TikTok @fiersabesari. Partisipasinya dalam pendakian Puncak Carstensz ini menambah sorotan publik terhadap sosoknya.

Namun bukan prestasi yang menjadi fokus perhatian, melainkan tragedi yang merenggut nyawa dua pendaki wanita dalam rombongannya. Carstensz Pyramid yang lebih dikenal dengan nama Puncak Cartenz, adalah gunung tertinggi di Indonesia yang terletak di Papua.

Banyak pendaki yang penasaran berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncaknya. Sebenarnya, waktu pendakian Carstensz Pyramid sangat bervariasi tergantung pada jalur yang dipilih dan kondisi yang ada.  

Kemungkinan Hipotermia Saat Pendakian Carstensz Pyramid

Puncak Jaya Wijaya yang disebut juga Cartensz Pyramid berlokasi di Papua merupakan titik tertinggi di Indonesia
Puncak Jaya Wijaya yang disebut juga Cartensz Pyramid berlokasi di Papua merupakan titik tertinggi di Indonesia. (Dok: Instagram @tasorimatsu)... Selengkapnya

Pendakian singkat ke Carstensz Pyramid dapat dilakukan dalam waktu sekitar 14 jam, berdasarkan informasi dari seorang operator jasa pendakian. Waktu ini adalah waktu ideal untuk mencapai puncak dan kembali. Namun, perlu diingat, waktu yang lebih lama dari itu bisa meningkatkan risiko hipotermia, terutama jika cuaca tidak bersahabat.

Bagi pendaki yang dalam kondisi sehat dan berpengalaman, waktu pendakian normal menuju puncak Gunung Carstensz diperkirakan sekitar 12 jam. Namun, waktu ini hanya untuk perjalanan menuju puncak dan tidak termasuk waktu untuk turun. Seperti yang kita tahu, setiap pendaki memiliki kemampuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan bisa bervariasi.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi waktu pendakian, antara lain:

  • Kondisi Cuaca: Cuaca yang buruk dapat memperlambat laju pendakian dan meningkatkan risiko kecelakaan.
  • Tingkat Kebugaran Pendaki: Pendaki yang lebih fit dan berpengalaman biasanya dapat menyelesaikan pendakian lebih cepat dibandingkan yang kurang berpengalaman.
  • Jalur yang Dipilih: Setiap jalur memiliki tingkat kesulitan dan panjang yang berbeda, yang tentunya mempengaruhi waktu pendakian.

Pendakian yang Aman dan Nyaman

Lembah Kuning Carstensz Pyramid
Foto: Dok. Tim Ekpedisi 7 Summits in 100 Days.... Selengkapnya

Untuk pendaki yang ingin melakukan ekspedisi lengkap, waktu yang dibutuhkan bisa jauh lebih lama. Jika menggunakan jalur Sugapa, ekspedisi dapat memakan waktu hingga 18 hari. Ini termasuk perjalanan dari Jakarta, pendakian, hingga kembali ke Jakarta. Tentu saja, ini adalah rencana yang memerlukan persiapan matang dan stamina yang baik.

Jika Anda berencana untuk mendaki Carstensz Pyramid, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda:

  • Persiapkan Fisik: Latihan fisik yang cukup sebelum pendakian sangat penting untuk meningkatkan stamina dan kebugaran.
  • Pilih Waktu yang Tepat: Memilih waktu pendakian saat cuaca mendukung akan sangat membantu kelancaran perjalanan.
  • Gunakan Peralatan yang Tepat: Pastikan semua peralatan pendakian dalam kondisi baik dan sesuai standar untuk mendaki gunung.
  • Berkolaborasi dengan Tim: Pendakian bersama tim yang berpengalaman akan memberikan banyak keuntungan dan keamanan.

Dengan semua informasi ini, diharapkan Anda bisa merencanakan pendakian Carstensz Pyramid dengan lebih baik. Ingatlah untuk selalu memprioritaskan keselamatan dan kesehatan selama perjalanan.

Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya